1/02/2012

SINOPSIS DAN SKENARIO PALICAK KOPI


OLEH : FIRDAUS BIN MUSA

Film ini memberikan wacana agar alat palicak kopi tetap dipertahankan dengan cara memodifikasi nya, tayangannya berupa gambaran umum alat tradisional palicak kopi terdahulu, kemudian menyebutkan komponen-komponen sehingga bisa di contoh dan dibuat sebagai alat palicak (penggiling kopi) oleh penonton , Setelah menyebutkan komponen-komponen yang ada pada palicak kopi, lalu diperlihatkan proses pemakaian dari alat palicak kopi. Warning …!!! Membaca scenario  hendaknya di iringi dengan melihat tayangan langsung.

“Kata-kata narator”

Modernisasi telah mengubah berbagai sendi kehidupan masyarakat, termasuk menggunakan peralatan alat tradisional menjadi alat modern. barangkali diantara alat tradisional tersebut ialah Palicak kopi, begitulah masyarakat batuang bajawek kanagarian pakan rabaa utara yang ada dikabupaten solok selatan menyebut alat tradisional ini, alat ini bermodalkan beberapa bahan saja yang terdiri dari satu potongan pohon kayu yang bulat, dua klahar kecil, enam kawat, dua puluh delapan paku, beberapa helai papan, dan empat potongan kayu sepanjang lebih kurang satu meter sebagai tonggak.
Bagi siapa saja yang melihat  alat tradisional ini walaupun hanya sekali, dapat dipastikan akan  berucap begitu mudahnya pembuatannya, tapi amat disayangkan masyarakat lebih memilih yang ala modern selain tidak membutuhkan banyak tenaga, kerjanyapun praktis, padahal  di sisi kekurangan alat tradisonal ini, sisi kelbeihannya juga ada, seperti kopi yang di giling dengan alat ini tidak berkeping-keping, dan tidak menggunakan bahan bakar minyak yang dapat menyedot dana setiap kali digunakan.
Kalaupun ingin diganti dengan mesin cara pemutaran sebenarnya juga bisa, kalau ada inisiatif dari masyarakat, cukup membeli mesin putar penarik roda tersebut.
Sekarang Keberadaan alat tradisional ini sudah tersingkirkan dengan adanya penggilingan kopi menggunakan bahan bakar, jadi tidak heran jika jarang alat tradisional ini kita jumpai pada era modern ini. kalaupun ada sekarang ini bisa dalam hitungan jari saja dapat kita jumpai ditengah-tengah masyarakat.
Berikut kita saksikan komponen-komponen dan proses pemakain alat tradisional palicak kopi

Dengan suara narasi, narrator menyebutkan unsur-unsur yang terdapat pada palicak kopi, menyebutkan kekurangan alat tradisional ini, serta bagaimana caranya agar ia tetap bersaing dengan penggiling kopi ala modern

Ini adalah gambaran cara pemutaran, pemakaian dari alat tradisional  yang diputar oleh anak-anak (Alex), yang terdiri dari besi.
yang berputar diantara kayu itu adalah kawat yang sengaja di lilitkan.
Sementara itu anak-anak memasukkan kopi (Edil) dan kemudian nanti setelah dimasukkan akan kita dapatkan hasil kopi bahwa kopi yang tadi dimasukkan bulat akan terbelah menjadi dua, sekali lagi kita ulangi , bagaimana proses penggilingannya, ini kita lihat anak-anak menampung biji kopi yang terbelah.
Beginilah proses penggilingan kopi setelah diambil dari batang.
Agar tidak repot biasanya kopi ini dimasukkan pakai  bak (diangkat edil dan ifan), pakai bak agar bisa menampung kopi lebih banyak, nanti tidak perlu lagi tangan satu-satu mengangkut (memasukkan dalam penggilingan), tapi cukup sekali saja masukkan dalam bak langsung diputar terus menerus, akhirnya kita akan mendapatkan kopi menjadi terbela, tangan tidak perlu repot lagi kerja bawah atas, ini hasilnya kopi yang terbelah, setelah digiling.
Alat tradisional palicak kopi atau penggiling kopi ini, hanya terdiri dari beberapa unsur saja, diantaranya kayu, besi, kemudian paku, besi dan gulungan besi, dan kayu bulat seperti pohon yang tebang utuh, kemudian dibuat seperti lingkaran.
Kita saksikan kembali bagaimana proses penggilingan // alatnya sederhana sekali, mungkin barang kali semua orang jika memiliki kopi, dan tidak memiliki mesin bisa membuat sendiri, alatnya hanya memakai klahar, kawat, kemudian kayu, papan/
Ini bak tadi / kita bongkar kembali,kita lihat satu-satu (komponen alat palicak kopi), pertama yang terlihat adalah adalah kawat, yang melingkar itu, antara kayu bulat itu yang sengaja diukir adalah kawat, dan yang saya tunjuk itu adalah besi, sepertinya besi mobil, lantai bus, kemudian ini adalah kawat, yang sengaja dililitkan tidak boleh membujur saja, tapi membengkok, cara pemakaiannya dengan menggunakan paku, sedangkan sandal itu adalah penopang agar kopi  tidak berserakan
Ini adalah gomok olesan pada klahar agar tidak macet, gomok atau oli bisa juga dipakai.
Sekarang kita lihat dari bawahnya, ini adalah tonggak dari alat tradisional yang agak tinggi, sebab kalau rendah sulit melakukan perputaran.
Ini adalah gulungan besi yang bisa diputar, agar tangan tidak sakit yang dipasang sekaligus itu kayu bulat utuh yang berguna agar tidak terlalu memakan kekuatan atau tenaga, sebab dibantu alat berat (kayu bulat seperti lingkaran)
Sekarang kita lihat dan saksikan kembali, ini adalah klahar juga, kini kita lihat dari sisi lain.
ini besi lantai mobil  biasanya. Itu tangan anak-anak yang memasukkan kopi yang akan digiling, setelah itu anak-anak yang yang lain memutar  terus diputar, sedangkan tonggak itu hanya dibutuhkan empat buah saja, namun kalau ingin lebih kuat pakai delapan, anak-anak memasukkan kopi lagi, itulah prsoses penggilingan kopi yang terdapat disolok selatan batuang bajawek pakan rabaa utara, yang saat ini sudah mulai hilang, dan berganti memakai mesin, disamping kekurangannya ada kelebihan palicak ini, seperti kopi saat dilicak  / giling dia akan belah dua tidak pecah seperti menggunakan alat mesin lain, biasanya memakai mesin yang berbahan solar banyak kopi yang pecah, kemudian ia hitamsetelah dijemur

0 komentar: