1/20/2011

MEDIA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI MASYARAKAT JORONG SUNGAI ARO

Laporan
Kuliah Kerja Nyata

MEDIA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
MASYARAKAT JORONG SUNGAI ARO



Oleh:

Firdaus bin Musa
207. 079



PESERTA KULIAH KERJA NYATA (KKN)
PERIODE XXXVI TAHUN 2010
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
DI KENAGARIAN LBG. TIMUR KECAMATAN SANGIR
SOLOK SELATAN
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Hidayah dan Inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyeleaikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan menyusun laporannya.
Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam yang tidaktahuan, ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Kegiatan yang mengintegrasikan aspek Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, Pengabdian masyarakat adalah Kuliah Kerja Nyata. Mahasiswa diajak untuk mampu memahami pola fikir, prilaku serta pola hidup masyarakat yang tidak lepas dari pengaruh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Agar mahasiswa mampu merealisasikan programnya, mahasiswa dituntut untuk kreatif, dan inovatif dalam memecahkan permasalahan yang timbul dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tujuan KKN Institut Agama Islam ( IAIN ) Imam Bonjol Padang periode XXXVI Tahun 2010 antara lain ;
1. Membekali mahasiswa dengan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat, sehingga lebih menghayati permasalahan yang dihadapi serta belajar memecahkan permasalahan tersebut secara holistic Interdisipliner.
2. Memperkenalkan kepada mahasiswa tentang fungsi dan peranannya dalam pembangunan nasional, sehingga dapat menumbuhkan kesadaran tentang hak dan tanggung jawab mahasiswa sebagai calon pemimpin dimasa depan.
3. Memberikan motivasi dan bimbingan kepada masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatanya terhadap ajaran Islam.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis sebagai anggota kelompok Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) IB Padang di Kelurahan Laing Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok, mengambil pembelajaran kepada masyarakat dengan berbagai kekurangan kemampuan, ilmu, pengalaman serta keterbatasan dana.
Penulis juga merasa mempunyai tanggungjawab untuk mengembangkan dan mensosialisasikan serta mempraktekkan apa yang penulis milikki berupa sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk mensyiarkan ajaran Islam berupa pengoptimalan Pendakwahan ajaran Islam kepada seluruh lapisan masyarakat.untuk mencapai hal demikian tidak bisa penulis laksanakan sendiri tanpa bantuan dan bimbingan yang telah di berikan berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan yang penulis kedepankan.
Tiada kata yang lebih pantas untuk di ucapkan selain iringan do’a dan harapan semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda. Di samping itu, penulis sangat menyadari dengan sepenuhnya bahwa laporan yang penulis buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk dapat memberikan masukan yang konstruktif demi penyempurnaan laporan ini untuk masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga ini bermanfaat dan dapat digunakan seperlunya.







Padang, 17 September 2010

Penulis

Firdaus bin Musa
207.079






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………..…………………i
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………...…………………..iii
HALAMAN PENGESAHAN..………………………………………….………iv
BAB I : PENDAHULUAN………………..…………………………...…….…..1
A. Gambaran Umum Jorong…………..………….………….…………2
B. Identifikasi Masalah Yang Ditetapkan…………………….…..…….3
BAB II : RENCANA PROGRAM KERJA…………………….……..…..……5
A. Bentuk-bentuk Program Kerja……….…………………...…….5
B. Target Yang Akan Dicapai………………………………..……6
BAB III: PELAKSANAAN PROGRAM…………………………..….………7
A. Hasil Pelaksanaan Program ……………………….….….…….7
B. Faktor Pendukung dan Penghambat ………………………..….9
C. Analisis Pelaksanan Program…………………………..……..10
BAB III: PENUTUP………...…………………………………………….….…11
A. Kesimpulan……………………………………………………11
B. Rekomendasi………………………………………….….……13
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….……………………………………….……14
A. FOTO-FOTO KEGIATAN………………..………………….……14
B. SK/ PIAGAM………………………………………………………15








BAB I
PENDAHULUAN

Media Komunikasi dan Interaksi yang ada dimasyarakat sungai aro berupaya mengadakannya dalam rangka peningkatan taraf berfikir guna untuk mencetak, cendikiawan dan pemikir yang mampu sebagai pembaharu yang diharapkan masyarakat, serta mengkader sarjana muslim yang kompeten didalam era yang penuh tantangan ini. Hal ini sudah menjadi perhatian dan pertimbangan suatu pengemban Dakwah, tak terkecuali IAIN sebagai institusi yang memperhatikan hal tersebut yang termaktub dalam visi dan misinya yaitu berdakwah untuk syiarnya agama Islam. Perhatian dan pertimbangan tersebut tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu salah satunya dalam bentuk pengabdian masyarakat yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, salah satunya diadakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk inovasi dalam bidang tempat dan cara berdakwah. latar belakang perlunya kegiatan ini adalah dalam rangka memotivasi dan memberikan pemahaman keagamaan kepada masyarakat.
Pengalaman belajar mahasiswa untuk hidup ditengah–tengah masyarakat diluar kampus secara langsung melibatkan diri dalam mengidentifikasi serta memecahkan permasalahan pembangunan yang dihadapi masyarakat.
Sebagai kegiatan akademisi yang memadukan ketiga Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian ) Kuliah Kerja Nyata termasuk program intra kurikuler yang diatur secara sistematis dan harus dilaksanakan selama lima puluh dua hari dibawah bimbingan dosen lapangan dan civitas akademik IAIN Imam Bonjol Padang. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) berfungsi sebagai motivator, mediator, sekaligus penggerak dalam pembangunan Nagari.




A. Gambaran Umum Kenagarian dan Jorong
Merujuk dari profil kelurahan tahun 2010, maka gambaran umum kenagarian akan sedikit penulis uraikan secara ringkas dan tidak terlalu mengedepankan hal-hal yang kurang perlu. Kenagarian lbg. timur merupakan salah satu Kenagarian yang terletak di Kecamatan Sangir kabupaten Solok Selatan. Umumnya masyarakat kenagarian Lbg. Gadang Timur di Jorong sungai aro masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat-istiadat antara Mamak dan Keponakan masih saling menghormati. Namun, perhatian masyarakatnya terhadap agama masih lemah. Hal ini terbukti tidak banyaknya minat masyarakat tehadap pelaksanaan shalat berjama'ah ke Masjid dan mushalla, baik itu dikalangan Orang Tua, Remaja/I, dan Pemuda/I serta Anak-Anak.
Secara keseluruhan Jorong sungai Aro memiliki luas teritorial ± 815,00 ha. dengan jumlah penduduk keseluruhan adalah + 984 Jiwa dan semuanya menganut agama Islam. Diskripsi Wilayah Jorong Sungai aro yang menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebagai berikut :
Kelurahan adalah sebuah Kelurhan yang terletak di Kecamatan sangir, kenagarian Lbg. Gadang Timur. Luas pemukiman sekitar 12,00 hektar.
1. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk jorong sungai aro, kecamatan sangir kabupaten solok selatan, 220 Kepala Keluarga dan + 984 jiwa jumlah penduduk menurut profil kelurahan Tahun 2010.
2. Pekerjaan dan Penghasilan
Pada umumnya masyarakat jorong sungai aro mempunyai mata pencarian bertani, berdasarkan pantauan langsung ke lokasi maka diperoleh jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian petani adalah sekitar 90% dan pegawai negeri dan guru sekitar 5 % dan buruh dan pedagang 5 %.

3. Pendidikan dan Sarana Pendidikan
Pada umumnya pendidikan masyarakat adalah tamat SD, SLTP, dan SMA serta ada juga yang sarjana. Namun ada juga masyarakat yang putus sekolah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dengan rincian sebagai berikut:
1. Belum sekolah : 106 orang
2. taman kanak-kanak : 21 orang
3. Tidak tamat SD :110 orang
4. Tamat SD : 251 orang
5. Tamat SLTP : 179 orang
6. Tamat SLTA : 180 orang
7. Tamat perguruan tingi : 53 orang
8. Buta Aksara : Tidak ada
Sarana umum seperti gedung sekolah di jorong sungai aro ini terdapat satu unit SD dan satu unit PAUD, dua unit MDA/TPA/TPSA. Sementara untuk sekolah SMP satu buah /sedang sederajat SMA/ tidak akan dijumpai di jorong sungai aro.
Dari jumlah tamatan pendidikan yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk jorong sungai aro Kecamatan sangir solok selatan rata-rata memiliki minat yang tinggi terhadap pendidikan.
4. Agama dan Sarana Ibadah
Masyarakat jorong sungai aro 100% menganut agama Islam dengan sarana ibadah yang terpusat pada satu dan satu mushalla, Masjid yaitu Masjid Nurul Ikhlas yang berada dikorong Sungai Tarab, lalu Mushalla yaitu Mushalla Mardhatillah berada dikorong Sungai pudiang, sedang di korong Sungai Panjang, karena terletak anatara dua sarana ibadah tersebut, maka sebagian masyarakatnya ada yang kemesjid dan ada juga yang kemushalla.
Agama yang dianut di kelurahan ini adalah beragama Islam secara keseluruhan, yang memiliki tempat ibadah seperti Masjid sebanyak satu unit dan Mushala sebanyak satu unit, jorong sungai aro merupakan jorong yang berbatasan dengan bagian utara dengan jorong malus, bagian selatan dengan jorong kampuang baru, bagian barat dengan jorong sungai landeh sedang bagian timur dengan jorong durian tanjak, corak kehidupan bermasyarakatnya tidak sepenuhnya kehidupan yang homogen, atau corak kehidupan masyarakat kota tapi heterogen karena ada juga warga transmigasi yang ditempatkan disana.

B. Identifikasi Masalah Yang Ditetapkan
Dengan mengidentifikasi masalah yang ditetapkan diatas, maka suatu kegiatan pasti akan terlaksana dengan terorganisir. Maka dari itu penulis selalu memilah-milah masalah yang akan dan bahkan yang telah ditetapkan.
Pembuatan schedule kegiatan secara terperinci dapat membuat kemudahan pada suatu pelaksanaan program yang penulis jalankan. Belajar dari masalah yang telah lewat dan berbenah agar selalu terarah adalah langkah utama yang penulis ambil. Tetapi jika suatu kegiatan belum berjalan dengan normal, mungkin bisa disebabkan oleh faktor yang belum mendukung terlaksananya kegiatan tersebut, hal ini perlu pengkajian yang matang dan terencana.
Bercermin kepada gambaran umum di atas maka dapat digambarkan permasalahan umum yang ada di Kelurahan Laing yaitu :
1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak terutama pendidikan agama dikarenakan rendahnya pendidikan masyarakat.
2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Agama.
3. Kepercayaan masyarakat pada umumnya masih cenderung kepada kebudayaan yang datang dari luar.
4. Adanya anak-anak yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
5. Banyaknya anak-anak yang sudah remaja belum paham tentang pelaksanaan agama baik shalat Fardhu apalagi shalat Jenazah.
6. Banyak Anak-anak yang masih sekolah tetapi telah diberi tanggung jawab untuk mencari nafkah sehingga pendidikan mereka terlantar .
7. Masih kurangnya minat pemuda untuk melaksanakan perintah agama.

BAB II
RENCANA PROGRAM KERJA
A. Bentuk-Bentuk Program Kerja

1. Membuat Program dan Pelaksanaan Pesantren Ramadhan tingkat SD
2. Ceramah Agama
3. Instruktur dan Pemateri Pesantren Ramadhan di SD
4. Membantu proses belajar mengajar di MDA
5. Mengajar Bacaan Shalat pada murid SD
6. Pendidikan al-Qur’an pada murid SD dan MDA
7. Konsultasi masalah yang timbul dalam keseharian

B. Target Yang Akan Dicapai

1. Diharapkan peserta Pesantren Ramadhan tidak cepat jenuh dalam mengikuti pelaksanaan pesantren dan target dari pesantren ramadhan dapat tercapai yang tergolong kedalam empat aspek yaitu Aqidah (keimanan), Ibadah ( shalat ), Akhlak dan Baca Al-Qur’an.
2. Masyarakat termotivasi untuk menyerahkan anak-anaknya kesekolah Perguruan Tinggi Islam
3. Diharapkan Suasana Pesantren Ramadhan menjadi menarik yang di pandu oleh seorang Instruktur yang cakap dan dapat menambah pengetahuan peserta dengan diberikannya materi Pesantren Ramadhan oleh seorang Pemateri yang seyogyanya telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Mampu meninggalkan kader-kader untuk meneruskan pengalaman dan ilmu yang penulis berikan
5. Supaya murid SD mantap dalam memahami dan mempelajari tentang pelaksanaan penyelenggaraan shalat.
6. Agar anak-anak jorong sungai aro akan semakin tertarik untuk belajar Agama mulai sejak kecil.
7. Agar Murid tersebut dapat langsung mengaplikasikan dan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan beban.
8. Agar masyarakat kenal dengan informasi-informasi yang tadinya belum tahu menjadi tahu, dan menjadi pelajaran.













BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Hasil Pelaksanaan Program
1. Kegiatan Keagamaan
a. Membantu mengaktifkan Masjid (sholat berjamaah, majelis ta’lim, dan pesantren ramadhan, serta diskusi ilmu Keislaman lainnya)
b. Peringatan Nuzul Qur’an
Peringatan Nuzul Qur’an (MTQ) diperingati setelah kelompok KKN berada dipertengahan bulan Ramadhan jadi penulis dapat memanfaatkan acara tersebut sebagai sosialisasi dan pembagian wawasan dan ilmu yang didapat selama dikampus, yakni sebagai panitia persiapan penyelenggaraan serta menjadi Dewan Juri di bagian Adab.
c. Membantu mensukseskan pesantren Ramadhan di TPA dan Sekolah Dasar
Mulai dari tanggal 12 agustus hingga 21 Agustus, sedangkan dimushalla Penulis mengadakan pesantren ramadhan juga pada sore hari, yakni dari jam 16.00-17.30 di Mushalla Mardhatillah.
d. Instruktur Pesantren Ramadhan
Penulis telah diikut sertakan menjadi instruktur dan pemateri pesantren ramadhan.
e. Tadarus al-Qur’an
Tadarus al-Qur’an selalu dilakukan oleh penulis selama bulan puasa, bersama-sama dengan pemuda dan pemudi. dan anak MDA yang ada dijorong Sungai aro
f. Bimbingan Shalat
Bimbingan shalat dilakukan bertujuan untuk memperdalam tingkat pengetahuan siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
g. Pelatihan cara Pidato Cilik
Dengan melatih Murid SD yang masih mau mengasah otaknya untuk kemajuan, maka penulis juga mengajarkan sedikit keilmuan yang penulis miliki, yang kebetulan ini terkait dengan jurusan penuis Yaitu Komunikasi Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah
h. Mengajari baca Al-Qur’an kepada Murid MDA
Bimbingan al-Qur’an juga penulis aplikasikan kepada murid MDA dalam kegiatan individu.
2. Kegiatan Kependidikan
a. Membantu belajar mengajar di SD
Melalui kerja sama dengan pihak sekolah, penulis berusaha untuk membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah, dimulai dari tujuh hari setelah penulis berada di lokasi.
i. Membantu belajar mengajar di MDA
Melalui kerja sama dengan kepala MDA, penulis berusaha untuk membantu kegiatan belajar mengajar di MDA tersebut, dimulai dari tujuh hari setelah penulis berada di lokasi.
j. Pemateri Pesantren Ramadhan di SD
Penulis sangat kerap kali mengisi pesantren ramadhan di Sekolah sebagai pemateri maupun sebagai pengganti.
k. Optimalisasi dan penerapan baca tulis al-Qur’an
Penulis lakukan di Masjid atau di MDA dan di Sekolah sebagai tempat berlangsungnya kegiatan baca tulis al-Qur’an
3. Bidang Administrasi
a. Membantu bidang administrasi di Kantor Lurah.
b. Membantu bidang administrasi organisasi Kepemudaan
c. Membantu bidang administrasi di Masjid dan MDA

4. Sosial Masyarakat
a. Gotong Royong
b. Temu ramah dengan masyarakat
Penulis sebelum memposisikan diri di lokasi, ada hal yang tidak kalah pentingnya yaitu temu ramah dengan siapa saja masyarakat yang penulis temui di lokasi.
c. Mengaktifkan olah raga volley
Olah raga yang sempat aktif ketika penulis menjalani KKN adalah olah raga bola volley, yang kebetulan polopor dari akitifnya olah raga tersebut adalah mahasiswa KKN.
d. Kebersihan Lingkungan Masjid
Penulis sangat memperhatikan keadaan lingkungan masjid, bersama-sama dengan pemuda dan pemudi saling bekerjasama untuk kebersihan dan kenyamanan lingkungan masjid.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung dan faktor penghambat yang sering dihadapi selama menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Faktor Pendukung
a. Adanya kekompakkan anggota KKN dalam melaksanakan segala program sehingga jalannya program terhambat.
b. Adanya antusias masyarakat terhadap program-program kerja mahasiswa KKN sehingga setiap kegiatan yang hendak dilaksanakan mendapat respon positif.
c. Dukungan dari semua pemuda/i dan Remaja Masjid berupa bantuan moril dalam melaksanakan program tersebut.
d. Dukungan yang penuh dari guru-guru dalam melaksanakan pesantren ramadhan dan juga program dari pemerintah daerah sehingga menjalankan pesantren ramadhan tidak mengganggu jadwal sekolah.

2. Faktor Penghambat
Ada beberapa faktor penghambat yang menjadi catatan kami adalah sebagai berikut ;
a. Kurangnya dana dalam melaksanakan program KKN yang membutuhkan dana yang besar.
b. Alat transportasi yang sangat terbatas sehingga menghambat perjalanan penulis dalam urusan surat-menyurat dan urusan lainnya, apalagi lokasi jauh dari tempat renthal dan photo copy serta pasar, solusinya kami merental kendaraan Ojek. Namun kelemahannya terjadinya pemborosan dana .
c. Sebagian masyarakat yang kurang respon dengan acara atau kegiatan yang dilaksanakan.
d. Sulitnya mengumpulkan warga pada siang hari karena banyak dari warga yang beraktivitas sebagai petani yang bekerja dari pagi sampai sore hari, sehingga ada beberapa program untuk ibu-ibu ( PKK ) tidak terlaksana.
A. Analisis Pelaksanaan Program
Analisis pelaksanaan program dilakukan secara periodic atau setelah pelaksanaan program dilaksanakan, dengan demikian akan terlihat bagaimana penerapan program terlaksana dengan baik. Dengan cara bertanya kepada kawan yang lebih tahu, maka dapat dipecahkan berbagai masalah yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan program itu tergantung kepada tingkat keseriusan penulis. Perpecahan dan perbedaan pendapat antara individu dalam kelompok membuat penulis sangat kewalahan dalam menghadapi kegiatan individu serta menjadi terhambat dan bahkan tidak dapat terlaksana.
Kegiatan yang mungkin terlaksana tidak sepenuhnya berhasil dengan maksimal, disebabkan kegiatan yang diadakan tidak berdiri sendiri melainkan hasil kerja sama antara peserta kuliah kerja nyata dengan masyarakat serta pemuda dan pihak-pihak yang ikut berpartisipasi.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan pada KKN ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan target yang telah direncanakan. Beberapa hal yang menjadi Kesimpulan penulis dari hasil Kuliah Kerja Nyata di Kelurahan Laing adalah sebagai berikut ;
1. KKN yang dilaksanakan selama 62 hari berjalan dengan lancar dan sukses.
2. Adanya tanggapan positif dari kalangan masyarakat.
3. Sejauh pemantauan penulis, ternyata masyarakat tidak begitu jauh ketertinggalan dalam pengetahuan agama dan pengetahuan lainnya.

B. REKOMENDASI
Laporan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan program dapat direkomendasikan dengan pihak-pihak yang berkaitan, dan dapat juga memberi masukan kepada penulis demi sempurnanya laporan yang penulis buat.
Laporan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. laporan yang penulis buat ini merupakan realitas yang terdapat di lapangan selama masa KKN berlangsung tentu saja terdapat permasalahan-permasalahan yang perlu diketahui oleh BP-KKN dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penempatan lokasi KKN. ada beberapa saran yang penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada Badan Pelaksana KKN agar lebih memperhatikan dan melaksanakan survei ke lokasi-lokasi yang akan dijadikan lokasi KKN, agar tidak terdapat ketimpangan dalam penempatannya.
2. Perlu adanya bimbingan pengawasan yang intensif dari Dosen Pembimbing Lapangan agar pelaksanaan Program dapat lebih maksimal dan terarah.
3. Bagi pesera KKN jadikanlah kegiatan ini sebagai motivasi dan pelajaran untuk pematangan diri di masa yang akan datang
4. Diharapkan kepada pemerintahan Daerah, Nagari, Kampung dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dalam pembangunan daerahnya baik mental spritual maupun fisik.

Demikianlah laporan Kuliah Kerja Nyata ini dibuat dengan sebenarnya dan kami mengharapkan kritik dan saran serta analisa untuk kesempurnaan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) dan laporannya di masa yang akan datang.

demokrasi Melahirkan Banyak Pejabat ‘Kriminal’

[Al Islam 539] “Demokrasi ternyata gagal menghasilkan kepala daerah yang jujur, bersih, dan tahu malu.” Demikian kutipan dari editorial sebuah media harian nasional (MI, 10/1/2011). Ini adalah sebuah ungkapan jujur tentang demokrasi. Sekalipun bukan hal baru, ungkapan tersebut mengingatkan kembali umat Islam tentang hakikat dan fakta dari sistem demokrasi yang diadopsi oleh negeri ini.
Dalam berbagai forum, Indonesia mendapat pujian sebagai negara demokratis. Namun, apakah dengan status demokratisnya negeri ini telah mampu melahirkan kepemimpinan yang amanah? Apakah demokrasi bisa mewujudkan kesejahteraan dan keadilan dalam seluruh aspek kehidupan warga negaranya?
Tentu, kita merasa miris kalau melihat fakta aktual: sepanjang tahun 2010 tercatat 148 dari 244 kepala daerah menjadi tersangka. Kebanyakan tersangkut kasus korupsi. Bahkan sebagian dari pemenang Pilkada 2010 berstatus tersangka dan meringkuk di penjara. Contoh nyata, Jefferson Soleiman Montesqiu Rumajar terpilih menjadi Walikota Tomohon-Sulut periode 2010-2015 dan dilantik oleh Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang, pada rapat paripurna istimewa DPRD Tomohon, di Jakarta, Jumat (7/1). Padahal Jefferson sedang duduk di kursi pesakitan; ia dijadikan tersangka oleh KPK karena tindak pidana Korupsi. Yang lebih menggelikan, Jeferson lalu dengan gagah perkasa melantik sejumlah pejabat Kota Tomohon di LP Cipinang. Baik yang melantik dan yang dilantik seolah sudah putus urat nadi rasa malunya. Jajaran pejabat yang akan mengurus rakyat dilantik oleh seorang terdakwa yang tersandung kasus ketika mengelola uang rakyat.
Jadi, rasanya omong-kosong kita berharap bahwa sistem demokrasi bisa melahirkan para pemimpin yang amanah. Begitu juga terkait kesejahteraan. Pasalnya, demokrasi hanya menjadi tempat bagi orang-orang dan kelompok oportunis untuk mentransaksikan kepentingan-kepentingan perut dan nafsunya.
Biaya Mahal, Hasilnya Nol
Selama tahun 2010, tercatat sebanyak 244 Pilkada dilangsungkan dengan menelan biaya lebih dari Rp 4,2 triliun. Perlu dicatat, beberapa Pilkada akhirnya juga mengalami pengulangan pada tahun 2011 seperti kasus di Tangerang Selatan, setelah MK menerima gugatan ihwal banyaknya kecurangan dalam pelaksanaannya. Biaya ini jauh lebih besar daripada Pilkada tahun sebelumnya. Pilkada Tahun 2007 yang berlangsung di 226 daerah saja, yakni di 11 provinsi dan 215 kabupaten/kota, menelan dana sekitar Rp 1,25 triliun. Penghamburan uang rakyat itu terjadi di tengah-tengah kondisi yang sangat memilukan; pada tahun 2010 tercatat lebih dari 31 juta (13,3%) dari 237 juta penduduk Indonesia dalam kondisi miskin luar biasa. Dalam hal ini, hasil Pilkada tak pernah mengubah nasib rakyat. Yang berubah nasibnya hanyalah para penguasa dan kroni-kroninya saja.
Pilkada yang bertujuan menyertakan rakyat secara langsung untuk menentukan pemimpinnya sendiri di tingkat lokal/daerah pada faktanya juga telah melahirkan dampak negatif. Masyarakat, misalnya, menjadi terkotak-kotak bahkan saling berhadap-hadapan. Hubungan sosial menjadi renggang. Tak jarang proses Pilkada ini melahirkan bentrokan yang mengarah pada tindakan kekerasan.
Semua itu niscaya terjadi karena banyak faktor. Pertama: Banyak aturan Pilkada yang tumpang-tindih. Hal ini akibat terlalu besarnya dominasi partai politik dalam Pilkada. Kedua: Masih lemahnya pendidikan politik untuk masyarakat. Lemahnya pemahaman politik masyarakat ini ditunjukkan dengan masih banyaknya incumbent (pejabat lama) yang terpilih kembali. Padahal incumbent ini telah gagal dalam mensejaherakan rakyatnya. Ketiga: terjadi kecurangan dalam proses pemilihan tanpa penyelesaian hukum yang adil, misalnya, menggunakan politik uang. Hal ini jelas menimbulkan kecemburuan di kalangan calon yang “miskin”. Faktanya, banyak Pilkada berakhir di pengadilan.
Demokrasi: Akar Masalah
Secara sederhana, politik saat ini diartikan sebagai proses interaksi pemerintah dengan masyarakat untuk menentukan kebijakan publik (public policy) demi kebaikan bersama. Sistem politik yang dianut Indonesia adalah demokrasi. Demokrasi kini telah menjelma menjadi sebuah paham, bahkan semacam ‘agama’ yang menglobal, yang nyaris tanpa koreksi. Gagasan dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Intinya, kewenangan membuat hukum ada di tangan manusia. Demokrasi selalu dianggap sebagai tatanan atau sistem politik yang paling ideal. Dalam sistem demokrasi, rakyat diasumsikan akan benar-benar berdaulat dan mendapatkan seluruh aspirasinya. Dari sana, melalui proses politik yang demokratis, lantas dibayangkan bakal tercipta sebuah kehidupan masyarakat yang ideal: adil, damai, tenteram dan sejahtera.
Namun, semua itu hanyalah bayangan, bahkan tipuan. Dalam tataran praktik gagasan ideal itu tak pernah terwujud. Dalam negara demokrasi,
yang sering berlaku adalah hukum besi oligarki, yakni sekelompok penguasa (dan pengusaha) saling bekerjasama untuk menentukan kebijakan politik, sosial
dan ekonomi negara tanpa harus menanyakan bagaimana aspirasi rakyat yang sebenarnya. Partai politik dan wakilnya di Parlemen bekerja lebih untuk memenuhi aspirasinya sendiri.
Maka dari itu, tidak ada yang namanya masyarakat yang adil, damai, tenteram dan sejahtera dalam sistem demokrasi. Yang ada justru ketidakadilan yang makin menganga. Kesejahteraan memang ada, tetapi hanya untuk segelintir elit yang berkuasa. Sebaliknya, kebanyakan rakyat sengsara dan menderita; jauh dari gambaran ideal yang diharapkan.
Bagaimana bisa diharap ada keadilan bila sistem demokrasi malah melahirkan banyak pejabat dan penguasa yang lebih pantas disebut penjahat. Mereka adalah para tersangka berbagai kasus tindak pidana (terutama korupsi). Ini karena banyak dari proses politik berlangsung secara transaksional. Pragmatisme politik baik demi kekuasaan ataupun uang lebih banyak berperan. Kekuasaan diperlukan untuk mendapatkan uang. Uang diperlukan untuk mendapatkan kekuasaan atau kekuasaan yang lebih besar lagi. Kekuasaan dan uang juga diperlukan untuk menutup seluruh kebusukan yang telah dilakukan selama berkuasa.
Dalam kondisi demikian, kepentingan rakyat dengan mudah terabaikan. Bagi penguasa, rakyat hanyalah alat untuk meraih kuasa. Akhirnya, bukan kedaulatan rakyat yang menjadi ‘ruh’ dari sistem demokrasi, melainkan kedaulatan kapital dari para pemilik modal atau penguasa yang didukung oleh para pemodal. Inilah kenyataan umum di negara-negara penganut demokrasi, tanpa kecuali, termasuk di AS dan Eropa sebagai kampiun demokrasi.
Oleh karena itu, pujian terhadap Indonesia yang dianggap sebagai ‘jawara demokrasi’ dengan julukan “Indonesia’s Shining Muslim Democrazy” (Demokrasi Muslim Bersinar di Indonesia) hanya karena dianggap sukses menyelenggarakan Pileg dan Pilpres tahun 2004 dan 2009 secara damai perlu dipertanyakan. Sebab faktanya, keberhasilan itu tidak selaras dengan perbaikan hidup rakyat. Justru melalui pintu demokratisasilah liberalisasi di semua sektor kehidupan terjadi, dengan segala implikasi buruknya yang makin sulit dikendalikan.
Tak aneh bila kemudian banyak orang melihat demokrasi sesungguhnya adalah sistem politik yang bermasalah. Tokoh Barat sendiri, Winston Churchil, menyatakan, “Democracy is worst possible form of government (Demokrasi adalah kemungkinan terburuk dari sebuah bentuk pemerintahan).”
Benjamin Constan juga berkata, “Demokrasi membawa kita menuju jalan yang menakutkan, yaitu kediktatoran parlemen.”
Jadi, benar bahwa problem politik, bahkan juga problem ekonomi, problem sosial dan budaya (perilaku amoral) berawal dari demokrasi, yang tragisnya justru dianggap sebagai sistem politik yang paling baik. Na’udzu billah.
Saatnya Kembali ke Sistem Islam
Dasar politik yang diterapkan di Indonesia adalah sekularisme, paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Hukum bersumber dari akal dan hawa nafsu manusia melalui proses demokrasi. Hukum dibuat oleh segelintir orang yang tidak lepas dari kepentingan, baik kepentingan uang ataupun kekuasaan.
Selama sekularisme dengan demokrasinya yang diterapkan, selama itu pula yang terjadi adalah kerusakan dan keterpurukan. Hanya syariah Islam yang bisa menjamin keadilan karena ia berasal dari Zat Yang Mahaadil. Tetap menerapkan sekularisme dengan demokrasinya berarti meninggalkan hukum terbaik, yakni hukum Allah SWT, sebagaimana al-Quran menegaskan:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).
Untuk itu, negeri ini harus segera mengubur sekularisme, lalu menggantinya dengan akidah dan syariah Islam. Segera tinggalkan demokrasi dengan kedaulatan rakyatnya, lalu ubah dengan sistem Khilafah dengan kedaulatan hukum syariahnya. Inilah yang akan menjamin kesejahteran, keadilan dan keberkahan di dunia serta kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Wallahu a’lam. []
KOMENTAR AL-ISLAM
Kesenjangan pendapatan di antara kelompok masyarakat di Indonesia terus melebar. Ini terjadi lantaran belum ada keseriusan Pemerintah untuk menciptakan ekonomi yang berkeadilan (Media Indonesia, 7/1/2011).
Hanya ilusi, mengharapkan keadilan dari sistem ekonomi liberal-kapitalistik. Sistem ini hanya menjamin kesejahteraan bagi orang-orang yang ada dalam oligharki kekuasaan. Rakyat hanya jadi ’sapi perah’ penguasa dan wakil rakyat dengan kebijakan-kebijakan yang memberatkan mereka: pajak, pencabutan subsidi BBM, kenaikan tarif listrik, dll. Solusi final problem ini hanya dengan menegakan sistem ekonomi Islam dalam institusi Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah, yang menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan.

1/09/2011

puisi marliza

Malam Bertemankan Bulan Bintang



Malam.
Begitu indah kerlip bintang di atas sana
Begitu tenang rasa hati memandangnya
Ingin rasanya mengadukan kegundahan ini padamu
Ingin rasanya memelukmu
Malam..
Tersenyum indah cahaya rembulan di atas sana
Tersenyum pula bibir ini menatapmu
Walau hati ini gundah gulana
Walau jiwa ini menerawang jauh
Bulan dan bintang
Hanyalah engkau penerang malamku saat ini
Hanyalah engkau tempatku mengadu saat ini
Dengarkanlah curahan hatiku bulan
Dengarkanlah rintihan hati ini bintang
Terangilah jalan hidupku ini
Tuntunlah aku ke masa indhku
Hanya engkau tempatku mengadu



INDAH


Hamparan langit begitu indah
Sawah hijau membentang luas
Bukit nan jauh menjulang tinggi
Angin bertiup dengan kencang
Menggoyangkan pohon-pohon di sekelilingnya
Kupu-kupu beterbangan di taman
Warna-warni bunga menggugah hati
Indah nian ciptaanmu sang Illahi
Terpukau mata ini memandangnya
Begitu sejuk udara yang kutiup
Begitu indah pemndangan yang kulihat
Itulah karunia terindah darimu Illahi
Terimakasih ku ucapkan kepadamu
Terimakasih telah memberi aku hidup
Terimakasih atas keindahan yang engkau curahkan

KITAB BARU HIZBUT TAHRIR

KITAB BARU HIZBUT TAHRIR
UNTUK MENYONGSONG BERDIRINYA KHILAFAH



Hizbut Tahrir terus menggencarkan dan menggiatkan perjuangannya di seluruh dunia untuk menyongsong kembalinya Negara Khilafah. Salah satu bentuknya adalah menyempurnakan berbagai persiapan konseptual andaikata Khilafah berdiri lagi di sebuah negeri Islam dalam waktu dekat ini, insya Allah.

Setelah pada tahun 2004 menerbitkan kitab Usus at-Ta'lim al-Manhaji fi Daulah al-Khilafah (2004) –membahas detil sistem pendidikan formal dalam negara Khilafah— pada tahun 2005 Hizbut Tahrir mengeluarkan dua kitab baru, yaitu Mafahim Siyasiyah li Hizb at-Tahrir –membahas konsep dan analisis politik internasional menurut perspektif Hizbut Tahrir— dan kitab Ajhizah Daulah al-Khilafah (fi al-Hukm wa al-Idarah), yang membahas struktur pemerintahan Islam (Khilafah) dalam bidang pemerintahan dan administrasi. Buku terakhir memuat hal-hal baru yang berbeda sebagai tambahan atau penyempurnaan dari kitab sistem pemerintahan Islam yang sudah ada sebelumnya, yakni Nizham al-Hukm fi Al-Islam (2002).

Kitab Ajhizah Daulah al-Khilafah tersebut merupakan kitab terbaru yang diadopsi oleh Hizbut Tahrir. Istilah para aktivis Hizbut Tahrir, itu adalah "kitab mutabannat." Di kover depan kitab tersebut tertulis "wa huwa yulghiy maa khaalafahu" (kitab ini membatalkan kitab sebelumnya yang menyalahinya). Jadi, kitab ini dimaksudkan untuk menyempurnakan kitab serupa sebelumnya, yakni Nizham al-Hukm fi al-Islam (2002).

Apa yang baru dalam kitab Ajhizah Daulah Al-Khilafah itu? Sebenarnya, secara umum isinya sama dengan kitab Nizham al-Hukm fi Al-Islam. Tapi ada beberapa hal yang baru, antara lain :
Pertama, jumlah struktur dalam negara Khilafah menjadi 13 (tiga belas) jihaz (aparatur), yaitu :
(1) Khalifah
(2) Para Mu'awin (Wuzarat At-Tafwidh), yakni para pembantu khalifah dalam bidang pemerintahan
(3) Wuzarat At-Tanfidz, yakni para pembantu khalifah dalam bidang administrasi.
(4) Para wali (gubernur)
(5) Amirul Jihad
(6) Al-Amn al-Dakhili (Keamanan Dalam Negeri)
(7) Al-Kharijiyah (Luar Negeri)
(8) Ash-Shina'ah (Industri)
(9) Al-Qadha` (Peradilan)
(10) Jihaz Idari (Mashalih Al-Nas), departemen-departemen pelayanan masyarakat.
(11) Baitul Mal (Kas Negara)
(12) Al-I'lam (Penerangan)
(13) Majelis Umat (untuk musyawarah dan muhasabah/kontrol).

Bandingkan dengan struktur Khilafah dalam kitab Nizham al-Hukm fi Al-Islam (2002) yang terdiri dari 8 (delapan) aparatur :
(1) Khalifah
(2) Mu'awin Tafwidh, yakni pembantu khalifah dalam bidang pemerintahan
(3) Mu'awin at-Tanfidz, yakni pembantu khalifah dalam bidang administrasi.
(4) Amirul Jihad
(5) Para wali (gubernur)
(6) Al-Qadha` (Peradilan)
(7) Jihaz Idari (Mashalih Ad-Dawlah)
(8) Majelis Umat

Kedua, dalam detil-detil hukum untuk masing-masing aparatur, juga ada hal-hal baru. Misalnya pada pembahasan khalifah, ada bahasan tentang pemimpin sementara (al-amir al-mu`aqqat). Ini tidak ada dalam kitab Nizham al-Hukm fi al-Islam (2002). Jika khalifah merasa ajalnya sudah dekat, khalifah berhak mengangkat seorang al-amir al-mu`aqqat. Tapi amir ini tidak berhak mengadopsi undang-undang (tabanni al-ahkam), sebab ini adalah otoritas khailfah semata (Ajhizah Daulah Al-Khilafah, hal. 29-31).

Ketiga, ada pembahasan tentang lagu kenegaraan, atau bahasa Arabnya "hutaaf". Apakah Khilafah nantinya akan punya lagu kenegaraan tertentu? Nah, dalam kitab Ajhizah Daulah Al-Khilafah ini, masalah lagu kenegaraan dibahas cukup tuntas walau pun hanya secara garis besar, hanya 2 (dua) halaman saja, yakni hal. 173-174. Intinya, Khilafah boleh mempunyai satu lagu kenegaraan tertentu, tentunya dengan ketentuan-ketentuan khusus yang tidak keluar dari koridor syariah Islam.

Itulah antara lain hal-hal baru dalam kitab paling anyar Hizbut Tahrir, Ajhizah Daulah al-Khilafah. Bagi kaum muslimin pada umumnya, dan para aktivis Hizbut Tahrir pada khususnya, sudah barang tentu perlu mengkaji kitab ini dengan seksama. Siapa tahu, Khilafah berdiri besok pagi, insya Allah, sehingga Anda semua sudah tahu bagaimana menyusun sistem pemerintahan secara benar menurut Islam.

Secara intelektual, kitab baru tersebut membuktikan, bahwa tetap ada dinamika ilmu dan intelektual dalam Hizbut Tahrir, walau terdapat ide-ide tertentu yang wajib diadopsi dan diutamakan oleh setiap anggota Hizbut Tahrir, meski pun anggota itu adalah seorang mujtahid mutlak. Jadi kitab baru ini membuktikan, bahwa pintu ijtihad memang tak pernah tertutup. Sebab pintu ijtihad, sebagaimana pandangan Hizbut Tahrir sendiri, tetaplah terbuka. Tapi terbukanya pintu ijtihad ini tentu hanya untuk para ulama (mujtahid), bukan untuk orang yang jahil (bukan mujtahid).

Semoga Khilafah Islam segera berdiri dalam waktu sebentar lagi, dengan pertolongan dan seizin Allah Azza wa Jalla. Dan saat itulah kaum muslimin akan kembali kepada Islam secara kaffah, meskipun kaum kafir dan antek-anteknya –seperti kaum liberal— jelas akan membencinya. [m. shiddiq al-jawi]

Ideologi Yang Akan Betarung Dipemikiran Kita

Ideologi Yang Akan Betarung Dipemikiran Kita
Sosialis, pki dan komunis
Kalau kita pernah mendengar kata sosialis dan komunis, tentu akan terbayang kekejamannya menghajar, menyayat dan mencari tentara yang setelah ditangkap lalu dibunuh dan dimasukkan kedalam lubang buaya, tapi sekarang apakah mereka ada?
Pertanyaan ini menurutku masih relefan ditanyakan pada zaman sekarang, karena orang pki dulu memang tidak ada, akan tetapi pemikiran dan peraturan yang sekarang masih mengerogoti kaum tua, dan pembuat undang-undang (DPR), asal kita tahu saja dasar pemikirannya secara kasat mata dan filofis tentu kita tidak akan mempermasalahkannya, saya yakin itu yakni "segala sesuatu diukur dari, dan demi kepentingan bersama demi kemaslahatan immat" aku percaya teman-teman tidak akan menyalahkan stetmen ini, malahan akan mendukung akan tetapi coba lihat perincian dari stetmen ini, yang sudah terjadi ditengah-tengah masyarakat, sebuah tempat akan di sediakan (dilokalisasikan) ini demi keamanan bersama, seorang anak boleh memperkosa ibu, adik, dan kakaknya kalaupun beranak nanti toh Negara akan membiayainya kok, apakah seperti ini kepentingan bersama yang kita inginkan tentu tidak, lalu apakah hanya itusaja kebijakan yang dilahirkan kalau sosialis ini dijadikan dalil dalam membuat undang-undang, tidak masih banyak lagi

Kapitalis

Kapitalis adalah sebuah istilah yang tidak perlu diperdebatkan lagi, akan tetapi apa yang sedang berkembang dari sebuah istilah ini yang penting kita cari solusinya, tahu kenapa?
Karena kapitalis dasar pemikirannya mengukur standar yakni dari segi keuntungan materi, pemerintah akan membiarkan perzinaan bahkan dilokalisasikan tempatnya, tahu kenapa karena erpajakan bisnis pelacuran itu ada banyak juga lhoo, karena tidak hanya di srkitar kita saja yang berbuat demikian sampai para konglomerat yang sedang dan yang sudah naik daun[pun akan berbuat demikian.

Ketika Kematian Seseorang Membuat Aku Sadar

                                        karya firdaus bin musa             
                Ketika Kematian Seseorang Membuat Aku Sadar
Selasa Tanggal 02/06/09

Keangkuhan dan keegoisanku membuat aku jadi lupa siapa diriku, dan mau apa aku, bahkan orang yang disekelilingkupun merintih dan kecewa dengan sikapku yang bberubah drastic yang tidak punya nilai kesosialan, berawal dari orang yang begitu mengenalku banyak sedikitnya aku jadi sadar , bahwa kehidupanku yang selama ini aku isi dengan canda gurau akan berakhir dengan sebuah kematian, peregangan nyawa.

Teman pada waktu aku menatap wajahmu yang kaku, aku teringat masa-masa dimana kau dulu orang yang begitu halus budi pekerti, tutur katamu yang terakhir dipertemuan itu mengingatkan aku akan kelembutan oraang tua yangku tinggal dikampung, ia berikan aku suatu hal yang mungkin belum pernah diberikannya pada orang lain selain dirku, yaitu sebuah kat"selamat tinggal dan jalan nak, jangan kamu biarkan waktumu terbuang sia-sia dan jangna kamu perturutkan kemauan orang lain, karena kita hanyalah orang yang tidak ada apa-apanya dibanding orang yang akan kamu temui nanti"
Hatiku ajdi beku, diirngi bulu romaku merinding apakah ini sebuah pertanda kau akan aku tinggalkan untuk selamanya, atau aku yang akan pergi jauh lebih dulu darimu, aku berharap kepergianku adalah sebuah jalan yang terbaik untukm7u dan untukku, sungguhpun aku atau dirimu yang pergi dulu kebaikanmu akan akan ku ukir dan kutambatkan di sukmaku, tidak akan ku hapus mutiara kisah yang pernah kita jalani bersama , wujud itu engaja aku uraikan air mata ini menetes menembus bumi, kelak sebagai saksi kesetian dan pengorbanamu untuk ku, ini juga sebagi alsan bahwa perjumpaan kita selama ini bukanlah perjumpaan yang tidak punya arti, hikmah dan makna, serta bukanlah hal yang sia-sia bagimu dan bagiku, kaulah yang menjadi perantara, hingga terbukanya pintu hijab hidayah allah terhadap diriku.

Kedipan matamu tidak bias lagi ku lihat darimu yang terbaring sambil tersenyum kau, andaikan aku ini bias menebus dosa yang pernah aku lakukan padamu, kematian adalah waktu yang paling kutakutkan, karena aku belum punya persiapan untuk menghadap-Nya, tapi apalah dayaku, kapanpun, siapapun, dan dimanapun kalau dia sudah menetapkan mau tidak mau aku harus menyusulmu, kematioan akan menghampiriku, ia terasa dekat bagiku, dan aku tidak akan mampu menawar dan minta penangguhan dari-nya, kalau ajal sudah tiba saatnya ucapan terakhir hanyalah "selamat tinggal dunia" dan selamat tinggal yang kutinggalkan, tolong kirimkan aku seulas do'a, semoga kita dipertemukan dilain kesempatan