10/06/2016

BUKAN SEKEDAR NASIHAT BIASA

Oleh : Firdaus Bin Musa

Saya pernah dilarang mandi2 disungai saat hujan gerimis oleh orang tua dahulu, dengan trlebih dahulu diberikan pemahaman, ketahuilah nak, saat disini (tempat kita) hujan gerimis, biasanya di mudiak (sumber asal air) sdah dari tadi hujan, jangan2 hujan dimudiak lebat, tentu membawa banjir sehingga kamu akan hanyut dibawa arus, begitu juga undang2 dasar yg dibangga2kan saat ini, Begitu juga kalau kita bawakan kedalam sistem pemerintah (Politik) jika akar sistem negara rapuh (akal manusia), maka yg akan terjadi hanyalah kerusakan, sdah banyak fakta yg bisa kita lihat, salah satunya sdah banyak org tidak stuju dg sosok presiden tertentu lantaran kbijakannya yg membuat rakyat menderita dan marasai, ketahuilah ia berbuat dmikian karna ia diberi peluang oleh undang2 untuk bisa berbuat sesuai maunya, tapi klo ajaran islam yg tentunya dalam bingkai daulah khilafah, tdak bisa di tawar2 alias dicari alasan untuk mngubahnya dann melanggarnya, karna itu ganti rezim musti ( org shaleh) yg bisa diamanahi untk malaksanakannya, tapi tdak cukup ganti rezim tpi dibarengi ganti sistem (dasar negara dan rinciannya), Jika Aqidah islam yang jadi dasar negara, maka segala sesuatunya akan dikaitkan dengan ajaran islam, namun sebliknya jika akal manusia, maka dengan enteng mereka mengakali agar aturan bisa diubah-ubah sesuai selera mereka, sekali lagi jika dasar undang2 itu akal manusia, maka yg trjadi adalah perubahan, perubahan yang sesuai kepentingan manusia yg mngubahnya, skalipun tdak sjalan dngan kemauan orang banyak, kalau hari ini yg mewakili perubahan undang2 itu adalah anggora DPR, yang kita sdah tahu sama tahu, mareka mnghabiskan dana saat kampanye, tentu cari untung stelah trpilih, minimal balik modal.


Aqidah islam mngajarkan, jika suatu urusan tlah di serahkan kpada yg bukan ahlinya, termasuk membuat aturan tidak orang yang punya pmahaman, maka siap2 mendapati kehancuran dan kesengsaraan, aplgi membuat aturannya tidak brsumber / merujuk pada yang lebih mngerti kebutuhan dan maunya manusia (Allah SWT). Skarang pilihan ada ditangan saya dan anda, mau menjdi manusia sekuler, Munafik, Fasik, Kafir, dst atau menjadi muslim yang Taat sepenuhnya

Ahok Lecehkan Al-Qur'an, Apakah Kita tidak merasa juga?

Oleh : Firdaus Bin Musa

Pelecehan terhadap Al-Qur'an memang dari dulu terjadi dan tidak oleh ahok saja, termasuk oleh kaum muslimin sendiri, Al-Qur'an tidak diamalkan dalam bingkai daulah khilafah merupakan merupakan rentetan penghinaan terhadap ajaran islam, karena itu sadarilah wahai kaum muslimin, sesungguhnya hal ini akan terulang lagi, baik oleh oleh muslim sendiri (JIL), apalgi oleh orang kafir, karena itu segera kita satukan tujuan dan langkah untuk menerapkan islam dalam bingkai daulah khilafah, jika kita boleh jujur, Ahok berkata demikian, karena ia berani, berani lantaran tidak ada yg ia takuti, kaum muslimin dan orang islam sudah dianggapnya dibawah kendali mereka, sebab ekonomi dan politik serta media dalam penguasaan mereka, apalagi yg ia khwatirkan.
Bicara ahok, bukan sekedar bicara pribadinya, kalau pribadinya sih ia tdak lebih sekedar wayang, ketahuilah ia punya kekuatan dan pendudukung yang membuat ia percaya diri, dan keberaniannya itu bukan sekedar tiba2, sengaja dan disengaja, untuk memunculkan kekerasan oleh kaum muslimin, ini juga nanti alasan jokowi dan negara lain untuk masuk ke indonesia, sebagaimana irak dan afgahnistan, katanya menyelesaikan konflik, malah menjadikan negeri ini makin rumit, anda boleh tdak percaya dg analisis saya ini, namun ia akan mnjadi fakta kalau skenario mereka sesuai jalan yg tlah mereka rencanakan.
Karena itu upya fokus tdak hanya skedar Ahok, tapi juga sistem undang2 negara dan mngontak tokoh msyarakat serta simpul2 kekuatan, agar mreka mnyadari akan bahaya yg mngncam negeri ini, dalam jangka pendek dan panjang, lantaran diterapkannya undang2 sekulerisme

CAGUB JAKARTA AMBIL MANFAAT DARI PELECEHAN AJARAN ISLAM

Oleh : Firdaus Bin Musa

Assalamu'alaikum Wb, Saya bukanlah pengamat media dan bukan pula terlalu hebat dalam menganalisis, namun setahu saya agar seseorang eksis dan dia banyak dilihat orang, maka cara yang ia tempuh adalah mencari sensasi, artispun kalaupun ingin harga tawar ia dijadikan bintang film mahal, maka harus berhasil mencari sensasi yg panas, kalau bisa wartawan, pihak televisi, pengacara dll dibayar

Namun bagaimana dengan Clon Gubernur tertentu, dia tdak mau ada unsur sara dalam politik jakarta, tapi disisi lain, ia dengan sengaja mengambil alih perhatian umat islam agar tertuju padanya, baik yg tadinya non muslim berlagak gaya muslim, anggota ormas islam dimanfaatkan sebagai orang tandingan, jika suatu saat ada orang muslim yang memakai dalil al-qur'an untuk menjadikan ia objek yang dihukumi dan sudah tidak suatu yg asing lagi, Calon Gubernur tsbpun memanfaatkan kata2 yang menyakiti umat islam, dalam rangka mencari sensasi menjelang pilgub tersebut, nanti ia akan ambil segmen klarifikasi setelah mengucapkan pelecehan terhadap ajaran islam, agar umat islam jangan mengira dia jelek, sekali lagi sya sbg muslim sdah mengingatkan, selama ia non muslim jelas2 menampakkan kekejian terhadap islam, maka dihati mereka jauh lebih besar kebencian itu, wassalam

10/02/2016

" Hanya sedikit Orang yang mengerti Tulisan ini "

Oleh : Firdaus Bin Musa

Sya ingat betul ucapan ini, Jangan kita merasa Aman walau sudah dalam barisan dakwah, bahkan ada yang ia menjadi pembuka tersebarnya dakwah islam didaerahnya, namun kemudian hari ia melangkah dan berjalan tapi jalan yang ia tempuh menyimpang dari standar Syariat Islam (Al-Qur'an dan Hadist ) lantaran menyangka ia sudah dianggap baik dan terbaik, akan tetapi maaf " sungguh tiada artinya suksesnya kita dimasa lalu dijalan dakwah, jika kemudian hari menjadi orang yang merendahkan derjat kita, maka tidak ada yang pantas buat dia, selain ia musti istirahat dalam barisan, Ucapan ini dimulai dengan seringnya kita mendengar " Innaa Lillahi wa innaa ilaihi Raa ji'uun, Dan sungguh orang yang meninggal disaat ia masih dalam barisan pejuang syari;ah, ia telah berhasil dan sukses, karena ia berjuang hingga ujung umurnya, namun tidak bagi kita yang masih hidup kewajiban itu masih dipundak kita, karena itu hati-hatilah jangan sampai kita menjadi orang yang menyesal kelak, maksiat apapun jauhi (tidak menjalankan aktivitas rutin kita itupun juga maksiat), setiap maksiat akan membuat hitam dihati kita, setiap kita yang tidak berjalan direl yang sudah tetapkan (Berjalan Normal) bisa jadi aktivitas mulia itu merupakan aktivitas terakhir kita, lalu kenapa kita masih memilih diam dan tidak bersemangat.

Jika ditanya tentang Ormas Islam manapun, yang di cat / katakan teroris atau Anarkis, maka cukup dengan menjawab

Misal : Bagaimana menurut Anda tentang FPI yang bertindak Anarkis dalam setiap aksinya
1 ) Cukup Amerika dan Antek2nya yang mengadu Domba umat islam, Pertanyaan ini dijawab kepada siapa kira?, Silahkan dipahami baik2
2) Mereka bertindak dan melakukan hal tersebut lantaran Penguasa yang tidak Adil dibarengi pula ada Aparat tidak bertindak terhadap Maksiat, Masyarakat tentu main hakim sendiri, Bukankah ini bagian dari tuntutan Aqidahnya, Jika Penguasa Jalan dengan memerintahkan Aparatnya tentu tidak akan capek2 ormas-ormas itu turun tangan langsung.

Mati dalam perjuangan lebih Baik

Sungguh mereka yang telah mninggal saat masih dalam perjuangan mnuju tegaknya daulah khilafah tlah berhasil, berhasil hingga akhir ujung usianya, kitapun sudah harusnya mngukur perjuangan kita sjauh mana dan sebesar apa dan tidak lupa mengukur ukuran tubuh kita, agar tahu berapa meter kain kafan yg akan kita bawa dan tentunya jauh dari itu adalah apa kita sudah layak masuk kategori orang sholeh?

Bukan Sekedar Merk Khilafah

Oleh : Firdaus Bin Musa

Bukan sekedar pajang Merk khilafah, suatu saat sya melihat sticker motor t4 saya mngajar, merknya "ABG" dg kpanjangan Atas Bawah Gede, melihat merk tsb syapun mnjelaskan dlam lokal agar murid sya jangan asal pakai / pasang merk dimotor, tanpa sya duga motor siswa yg sya contohkan ternyata ada orgnya, pdhal sya mnjelaskan tnpa menybutkan motor siapanya, hal yg patut kita ingat adalah bhw sgala sesuatu yg kita tulis, bicarakan dan perbuat akan diminta pertanggung jawabannya dan kita tanggung resikonya, jika yg kita tulis, bicarakan dan perbuat jelas mmbawa kpada dosa , maka siap2 kita menanggung dosa sbnyak orang yg tersesat oleh dan melalui kita, sbliknya jika itu kbaikan yg kita bgikan, maka pahala yg kita dpatkan, dari sinilah muncul ide, jika merk maksiat sja generasi muda akrab, lalu knapa kita takut2 memprlihatkan merk2 islami, semacam kata2 khilafah, kalau ada yg mnempelkannya dihelm dan motor, tentu org yg membaca akan penasaran apa itu khilafah? Jika kita orang yg prtama memprkenalkannya, maka kita mnjadi prantara smpainya "maklumat tsabiqat", jka jumlah yg mempkenalkannya bnyak, tentu akan trbangun opini bhwa perjuangan khilafah bkan skedar disuarakan oleh sgelintir org dan gerakan terténtu, lagi pla saat ada yg mau meminjam dan helm kita, tnpa sadar pihak yg mminjampun tlah mengkampanyekan secara gratis istilah khilafah, pada akhirnya istilah khilafah makin booming dan umat makin ingin cari tahu apa dibalik istilah khilafah, maka tidak ada yg lbih beruntung, selain orang yg melalui dia dan benda merknya orang mendapat hidayah, berani memajang dan memakai berarti berani mnjelaskan, jika merk maksiat berserakan dimana2, lalu knapa kita takut memperlihatkan merk islami dan memotivasi, jangan2 yg masih takut2, belum bgitu yakin dg apa yg ia perjuangkan atau masih? Kalau bukan skarang kapan lagi? Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? "Khilafah Mahkotanya kewajiban "bicara khilafah, bicara syari'ah" khilafahlah yg akan mnendang tembok nasionalisme, shg barulah smangat ukhwah islamiah itu terasa, tak ada lagi muncul bahasa" itu kan di suryah! Itu kan dipalestina, itu kan bukan orang indonesia, akan brganti dg bahasa " derita mereka, drita sya " bahagia mereka, bahagia saya" disitu baru terasa ukhwah islamiyyah, mulailah...!!!

NGOCEH SE NYEH


Oleh : Firdaus Bin Musa

Siapa saja akan bisa merasa simpati dan empati, jika tiba2 saja hati yg tadinya ceria berubah menjadi cemas dan resah, saat mndengar ayah tidak lagi seperti biasa? Kata2 tidak lagi sperti biasa membuat hati bertambah runyam dan tak tentram, kcemasan yg mndalam tentu trsirat diraut wajah saat telpon pertama di dapat dari adiknya, gelisah hati makin memuncak, ingin rasanya mndengar kabar brikutnya, bgaimana kabar ayah skarang? Baru saja hndak mnelpon, ayah trnyata makin tidak karuAn tingkahnya kabar yg ia dengar dari adiknya, pdahal ada tugas dan aktivitas yg kan ia laksanakan esok, namun karna yg membuat hati tak tenang adalah orang yg dicintainya, iapun memutuskan semalam2 hari sampai dirumah, untuk memastikan ayahnya tidak sperti yg ia cemaskan, bgitupun dg si ibunya, yg biasa dipanggil mak e, brharap dg kdtangannya bisa mngurangi beban pikirannya, pdahal blum genap sbulan ia dan keluarganya mengdakan hari istimewa (pernikahan kakaknya), namun tiba2 masalah datang menimpanya, smoga segera ia diberi kmudahan dan ayahnya disembuhkan dari kerasukan jin, tulisan ini teruntuk buat saudara seiman kita Rian Art atau Rian Ashter, yg saat ini sdang brusaha mningkatkan keimanan atas ujian yg ditimpakan

Ada orang yg rajin menulis, membagi tulisan, berkomentar namun. Isinya tidak lebih cerita tanpa isi dan makna, jika dibaca tidak membawa efek dunia akhiratnya, smentara disisi lain ada yg malas menulis padahal ia dianggap mampu mncerahkan dg pengetahuannya, kalaupun ia ambil bagian di media sosial, hanya sekedar mencerca dan komentar pahit, jika yg membawa dosa saja anak muda berlomba mempostying tulisan dan gambar, lantas kenapa tak berani menulis yg mengajak pada bilkhair

Manusia sering kali memaksakan maunya pada makhluk lain, film yg berkarakter hewan saja dijadikan pola tingkahnya bagaimana sesuai tingkahnya manusia, si penontonpun menyadari itu semua dg mngatakan " tontonan yg tidak masuk akal" namun anehnya bisa juga ikut2an tertawa terpingkal2, tapi bagaimana jadinya kalau ada manusia memaksakan maunya pada penciptanya, tentu ini jauh lebih tidak masuk akal lagi, memangnya ada? ada manusia yang mengaku ia muslim dan bertuhankan Allah swt, namun menganggap apa yg Allah turunkan sama saja dengan akal manusia, bahkan jauh lebih hebat akal manusia katanya, itulah umat islam yang masih sekuler, mendukung pemahaman sekuler yg hidup dan matinya demi duniawi semunya


"ES Kopiyor, menjadi obat di saat terik"

Oleh : Firdaus Bin Musa

Seteguk air akan terasa amat berharga bagi siapapun bila mana ia sdang sangat kehausan, skalipun terkadang tanpa ia sadari yg seteguk tadi berbahaya bagi dirinya, sebab airnya tlah bercampur dg bermacam unsur yg tak mnyehatkan, namun karna haus yg tak tertahan baru ia sadari kalau akibatnya sdah menimpa dirinya, jngankan air yg tinggal steguk, air yg masih segelaspun ia buat jadi steguk dngan tanpa berhenti hingga habis, bgitulah sikap org kalau sudah haus, namun tidak bgi yg memahami dan mengerti bagaimana mnyikapi rasa haus, ia akan berfkir dahulu akan sikapnya yg haus jangan sampai menjadi sebab orang lainpun trsinggung dan terciderai, makanya perlu kita tetap berjalan dijalan normal apapun yg trjadi sama kita, normalnya muslim mnjalani kehidupannya saat beraktivitas ialah dg tetap mnjadikan islam tolak ukur, karna itulah hakikat hidupnnya agar selamat, karna itu nikmatilah minuman kita bgaikan seolah diri tdak sdg haus, maka yg kitapun tdak akan trlihat sprti orang rakus dan pura2 hemat, karna memang dorongan iman yg mngajarkan agar makan dan minum perlahan-lahan, dan akan jauh lebih mulia, jika kita bisa mnjadi sperti air minum, mnjadi pnyejuk biar hanya steguk apalagi lebih dari itu, kita boleh berbeda warna dan rasa namun tetap satu tujuan, yakni amar ma'ruf nahi mungkar, alangkah lbih agung lagi bila mana kita mnjadi minuman yg pnyejuk skaligus berkhasiat jadi obat, dan tahukah kita, obat yg paling hebat itulah tatkala ajaran islam diterapkan dalam bingkai daulah khilafah, ia tdak hanya mnyembuhkan yg jelas2 sakit, tpi juga mjadi vaksin / antivirus mnjlang tumbuhnya penyakit, wassalam

Cukuplah Anak kecil yg tak peduli"

Oleh ; Firdaus Bin Musa

Bayangkan jika anda di posisi mereka yang ada difhoto? apakah sekedar iba, melihat lalu senyum2, membantu pertanda prihatin. Barangkali kita dipilihan berikutnya yaitu tak ambil pusing tetap fokus dg aktivitas masing2, padahal kawannya telah menangis, gambaran diatas adalah fakta kaum muslimin setelah khilafah tidak ada, tangisan dan penderitaan mereka yg katanya saudara seaqidah tak pernah berhenti, sprti libanon, suryah, palestina, mianmar (rohingya), irak, ketiklah google akan trlihat fhoto mayat mereka yg sdg bergelimpangan, sementara kita disini tak pernah tahu, tepatnya bkan tak pernah tahu, tapi tak mau tahu, ditambah pla kita dikungkung oleh pemahaman kerdil yakni tembok nasionalisme pdahal tembok inilah yg mengakibatkan kurang maksimalnya kepedulian kita pada sesama muslim, bayangkan saat mereka di usir dan dibantai kita disibukkan dg permainan dan pkerjaan haram, hanya direkat ukhwah islamiyyahlah akan timbul kepedulian yg tinggi dari kita, itu hanya ada dan bisa terwujud jika daulah khilafah tegak, maka atas alasan itu pulalah kita fokus bergerak, bukan yg sifatnya parsial

Ketika Allah belum mencukupkan kita

Oleh : Firdaus Bin musa 

Entahlah yg jelas dan pasti apa yg kita takuti dan cemaskan, ternyata akan dilalui juga, silahkan pilih mau lambat atau cepat.

Ketika qita sdah mnyatakan diri bgian dari pengemban dakwah, maka siap2 jadi roll model (contoh dan tauladan), orang akan melihat pengamalan ajaran islam kita, wlaupun qita mnyatakan bhw mnusia brsifat khilaf dan lpa, khlangan kpercayaan mereka merupakan awal malapetaka untuk mnembus kpercyaan kontakn qta berikutnya, yuk qta sama2 memulai roll model, sbaik2 roll model qta adalah Muhammad rasulullah Saw.

yakinlah , sesungguhnya Allah tak akan mempersulit hambanya yg tetap dalam syariatnya, adanya kekurangan itu keniscayaan bgitupun ada kalanya kelebihan, apakah kita mengira bhw org yg dilimpahkan banyak harta itu bahagia? Jawabannya iya, jika kita mlihat dari luar, namun blum tentu bgi yg merasakan langsung, seorang hamba dituntut usaha maksimal msalah hasil itu urusan Allah, kita memang btuh yg namanya materi, bukankah kita dihadapkan dg sistem yg suasana pkerjaannya musti berhadapan dg yg di larang ? Untuk mnjemput rezki halal kita musti sling bersinergi, memahami dan sabar, memang saling memahami dan sabar tdak menghlangkan rasa lapar, tidak mnjadikan orang yg butuh materi terslesaikan maslahnya, tpi akan memuliakan kita, ingatlah bagaimana ali dan fatimah untuk pasangan yg tak berharta, pun jadilah kita kelak bagai usman bin affan, jika dikaruniai harta lebih, berlomba2 menaburkan hartanya dijalan islam.

Kita itu atau Itu kita?

Oleh ; Firdaus Bin Musa

Sejauh mata memandang, sjauh tangan menjangkau. Ada tidak org membahas kata "kita"? Kata kita dipahami slama ini adalah ungkapaan yg menunjukkan untuk lebih dari satu individu, baik individu tsb sdang berdamai atau sedang bermusuhan, namun kata "kita" lebih cendrung berkonotasi kpd orang yg sdg akrab, baik akrab untuk seketika atau akrab yg tlah lama, namun ada yg menarik sya angkat dari makna kata " kita", itupun jika anda setuju dg jalan fikiran saya, saya lebih stuju makna kita ditujukan untuk mengantarkan pda khidupan yg terbaik, suatu contoh misalnya yuk kita ngaji, maksud dari yg mngajak agar ada yang mau ngaji, ngaji yg dimaksud bukan sekedar belajar baca Al-Qur'an, tapi bgaimana belajar islam dan mendakwahkannya, kata kita juga bisa diarahkan pada yg negatif, yuk kita "zina", kata kita memang tampak netral tergantung pilihan kata pendampingnya yg mengikuti atau yg menyusul, namun yg perlu di ingat, sesungguhnya tidak ada sebuah kata yg keluar dari seorg mukmin, melainkan ia akan berupaya mndatangkan kbaikan buat dirinya dan orang lain, Kbaikan yg di maksud jelas yg mndatangkan pahala, bkan malah mendatangkan dosa, baik buat dirinya maupun bgi orang lain, balik kejudul tulisan ini "kita itu atau itu kita" judul ini ada/muncul tentu, punya alasan trsendiri, alasannya karna tidak adanya saling mngoreksi diri dalam stiap kegagalan yg dilakukan aktivitas bersama, sringkali ksalahan ditimpkan pada individu sja bila mana ada kgagalan dalam kerja tim, pdahal jika di dalami akan ktemu bahwa se salah2 orang lain, patut lbih disalahkan lgi orang yg membiarkan org lain dalam kesalahan, karna bgaimanapun akan sulit kita menemukan org mnyadari dirinya salah kalau blum ada orang lain yg mnyatakan dirinya salah, karna itu menyampaikan ksalahan org lain perlu, namun, Jauh lebih penting bgaimna cara mnyampaikan ksalahan orng lain dg cara bjaksana, sbb jika yg kita sampaikan benar tapi caranya mnyakitkan yg trjadi hnyalah permusuhan, kcuali yg mnerima ajakan itu memang sdah menolak kbenaran lntaran hatinya sudah keras, itu kasus lain. Namun yg jelas kita tdak boleh men genalisir bahwa islam identik dg orang islam, nggak nyambung, yg ingin sya sampaikan adalah " bagi seorg muslim apa yg ia sampaikan pastikan mnjadikan yg diajak mnjadi selamat, maka itulah harapan kata "kita", kedua, jngan sampai sdikitpun kita lelah dlam mnyampaikan kbenaran ksiapapun, skalipun kita dicat tidak elok oleh mereka, sebab bgi Allah yg dinilai itu adalah proses kita mngarahkan pada jalan-Nya, smg tulisan ini bisa bermanfaat, wassalam

Kecek2 Rang Minang " Sajuak"

Oleh : Firdaus Bin Musa


Siapa yg pernah mnjadi penikmat teh Seduh, mngkin akan mlihat tulisan warna putih ditengah bagroun biru bla kita menjinjing teh yg akan dinikmati, masing2 merk akan berbeda kita temui, namun yg pasti tetap mngkampanyekan indahnya jika bersama keluarga, diantara yg pernah sya temui adalah "TIDAK ADA yg lebih BAIK selain KELUARGA yang MENDUKUNGMU" bagaimana ia akan mendukung jika kita sendiripun tidak mnampakkan dukungan pula, karena itu mulailah...!!! Berikan dukungan terbaik kita pada keluarga kita, smg ini bermanfaat buat kita semua

Sabar dan Tawakal

Oleh : Firdaus Bin Musa

Kita harus pandai memilih kosa kata yang tepat untuk mengemukakan tidak lagi nyaman disuatu tempat, misal ingin keluar dari area nyaman atau ingin keluar dari jalan aman? Sebab bisa jadi kita sudah berada dijalan yg mulia tapi tidak merasa nyaman, karena memang disitulah keberhasilan syetan, apakah kita orang yg bertahan dijalan aman atau malah lari? Jawabannya dikembalikan pada diri yg merasakan, atau memang keberadaan kita diarea yg salah, untuk itu ada hal yg musti kita ingat dan renungkan, tatkala kita tidak merasa puas di tempat yg katanya hati kita senantiasa merasa gusar disana, apa lantaran kita dihantui perasaan merasa berdosa disana atau karna memang kita sendiri yg bermasalah? Maka cek lagi, yg salah itu diri pribadi kita atau memang kesalahan dari luar kita, jika sudah kita teliti dan rinci satu persatu, silahkan timbang dan ukur dengan islam, mana yg benar2 bertentangan dan mana yg tidak?, sungguh Allah akan mnguji kita dg 2 keadaan, yakni keadaan senang dan keadaan susah, tinggal lagi sejauh mana kita bersabar dan tawakkal dijalan Allah wasaalam

Tak ada yg istimewa padaku "


Oleh : Firdaus Bin Musa


siapa yg tidak ingin menjadi org yg istimwa, baik dimata manusia apalagi disisi Allah Swt, namun apa kriteria istimewa dimata manusia dan disisi Allah Swt, seseorang tentu stelah mngetahui kriteria istimewa barulah ia memantaskan diri mnjadi orang istimewa, sbg org mukmin jika sekedar istimewa dalam kacamata manusia rasanya selera kita amatlah kerdil, lagi pula manusia mana yg kita harapkan agar kita dianggap istimewa? apakah ia saudara kita, istri kita, suami, anak, orang tua, guru dan teman. Akan capek dan letih yg tak berkesudahan jika berharap dmikian, sbaiknya kejarlah istimewa disisi Allah, maka insyaa Allah kita akan dimuliakan oleh makhluknya, letih kita akan terbayar dg syurganya yg tiada tara, tinggal lagi apa sih kriteria istimewa disisi-Nya, bukalah lembaran demi lembaran surat cinta-Nya, maka akan ketemu bahasa "inna akramakum 'indallahu atsqaa qum, artinya sesungguhnya org yg paling mulia disisi Allah adalah org yg bertaqwa" dari ayat ini dapat dipahami, jikapun kita bergaul dg manusia, tak lain dalam rangka kejar takwa itu, berbuat baik pada siapapun dalam rangka kejar taqwa itu, menjauhi dan meninggalkan gemerlap duniawi dalam mnjaga taqwa juga, namun sbaik2 derjat mendapatkn taqwa itu adalah berbuat baik pada org yang Allah anggap bernilai istimewa jika kita berbuat baik padanya, yakni pada orang tuamu, gurumu, saudaramu, tetanggamu, anak yatim, org yg terzalimi dll

Pejuang Khilafah Musti Istiqamah

Oleh : Firdaus Bin Musa

Ketika istiqamah dijalàn Allah awalnya memang membuat orang menjauhi dan membenci kita, namun kemudian hari barulah kita merasakan dampaknya, lantaran istiqamah jugalah yg mnjadikan kita dimuliakan Allah Swt, seorang yg menolak ikut pacaran, ternyata Allah jaga ia dari dosa, kemudian hari baru terasa nikmatnya akibat tdak pacaran, saat mnyampaikan materi anti pacaranpun kita tak ragu2, sbb kita tak terbelenggu dg ikatan haram tsb, tentu akan berbeda rasanya orang yg sdg pacaran, mnyampaikan materi tdak boleh pacaran, yuk kita mulai istiiqamah mngamalkan islam dari individu, keluarga menuju tegaknya mengamalan syariah dalam bingkai daulah khilafah

Inilah yg selalu hizbuttahrir serukan, jika contoh yg baru bisa diposting produk berikut, namun tahukah kita begitu pula sumber daya alam umat islam, yang jumlahnya banyak hanya dikuasai oleh sedikit orang dg berbagai merk, dg direktur berbeda, dg pekerjanya banyak, namun jika ditelusuri akan ketemu pada satu induk perusahaan, pada umumnya mereka saja yg saling berebut wilayah perekonomian yg notabennya mayoritas umat islam, agar usaha mereka mulus dikorbanlah umat islam, kita mngkin pernah mendengar cartel, masalah quota impor dan eksport yg tak kunjung selesai, itu semua ada dibawah kendali mereka, jka ingin harga mahal, cukup spakat saja mereka, maka tamatlah rakyat (segalanya akan mahal), lebih2 pemerintah tidak lagi ambil bagian dalam pngaturan pihak swasta khususnya dalam hal penguasaan dan pengaturan kepemilikan umum, benar2 tamat (Sumber Gambar : https://food.good.is/articles/food-brands-owners)