1/21/2012

DERITA GENERASI BERTATO


Penulis : Firdaus bin Musa

Saat aku membaca sebuah cerita manusia bertato yang mati, kematiannya ditempat yang sama, terjadinya setiap kali hujan turun, pada kejadian itu ada seorang pelacur yang selalu mengamati setiap manusia bertato itu mati, dalam pengamatannya ia mendapat beberapa kesimpulan, diantaranya kebanyakan manusia bertato mati ia selalu diperlakukan seperti layaknya  tikus mati, kedua setiap tato yang dibuat oleh manusia bertato tersebut tidak semua tatonya yang tidak punya makna, dalam cerita tersebut disebutkan bahwa tato tersebut banyak berisi  orang yang disayang, seperti sebuah kalimat “aku sayang mama” Neng I love you” dan gambar-gambar binatang.
Berdasarkan cerita diatas, sayapun mengembangkan menjadi analisis tertentu, sehingga layak apa yang saya kembangkan ini bermanfaat buat pembaca, Bagiku bertato memang tak terbesik sebelumnya dibenak, sebab bertato itu melambangkan orang yang telah pernah dipenjara, begitu ayahku bilang dahulu, jadi orang bertato identik preman, yang suka memalak, yang suka ugal-ugalan dan meresahkan masyarakat, jadi wajar jika saat ia mati, banyak masyarakat yang tidak memperdulikannya, istilah dalam cerita yang saya baca matinya diperlakukan bagai “mati tikus”, alasannya jelas untuk membedakan mana yang patut dihargai dan mana yang tidak, namun lain halnya jika dihadapkan pada pemikir tanpa batas (liberalism), mereka akan mengatakan, itu telah melanggar hak seseorang, ini tidak boleh dibiarkan, jadi wajar juga jika banyak preman bertato yang makin eksis sekarang, ada yang jadi bodyguard orang-orang terhormat, ada yang jadi pegawai bahkan ada yang jadi kepala pimpinan daerah.
Disamping itu, tato yang dibuat oleh orang yang bertato tersebut cendrung memuat kata-kata manis untuk orang yang tersayang, ini adalah sebuah pelampiasan dengan tidak benar, dengan cara demikian berarti dengan sadar menzhalimi diri, disamping itu ini adalah dampak lemahnya pengetahuan terhadap remaja saat ia harusnya masih perlu memperoleh pengetahuan terkait bertato, jangan kita menganggap memiliki tato yang banyak lalu orang akan memuji dan menganggap kita adalah orang yang paling ditakuti, tidak jarang preman mati diujung pisau, dari itu jauh-jauh hari sebaiknya jangan Menato tubuh juga, agar berkurang sentiment buruk dimasa depan buat kita, namun marilah kita Menata Diri, agar orang disekitar kita senang dengan penampilan kita, lagi pula sekarang banyak para pencari karyawan menetapkan syarat karyawan tersebut tidak bertato.
Bertatonya generasin saat ini, tidak lepas dari pengaruh idola mereka yang tampil dilayar televise, ini akan menjadi ancaman besar untuk masa akan dating, karena sudah menganggap yang jelek tidak lagi jelek, sebagai generasi yang masih labil cara berfikirnya, mestinya berbagai pihak dari sekarang telah mencegah kebiasaan ini, diantaranya ialah dengan menyediakan lapangan kerja, bisa jadi mentato adalah pelampiasan para pentato untuk mengeluarkan bakatnya, dengan disediakan lapngan kerja akan mengurangi ancaman terhadap generasi muda sekaligus mereka memperoleh rezki halal, seorang ibu bapak jangan menganggapsepele pekerjaan mentato ini, dari efeknya diketahui bahwa akan berakibat rusak kulit dan jaringan tubuh, lantaran alat yang dipakai tidak steril, zat yang dimasukkan tidak sesuai dengan  kebutuhan tubuh, jika ini tetap didiamkan, maka kerusakan moral dan ancaman untuk generasi masa depan kita akan makin menumpuk, kemungkinan menjadi penyebab menyebarnya penyakit HIV dan AIDS bisa juga melalui kebiasaan mentato, karena pentatao biasanya tidak melihat kebersihan alatnya, kebanyakan yang ikut bertato orang yang biasa bergumul dengan dunia malam.

6 komentar:

Urian Angelo mengatakan...

Saya pribadi bertato. Dan saya punya banyak teman bertato yg sukses dibidangnya masing2. Apakah saat membuat tulisan ini anda sudah benar2 melakukan penelitian?? JARUM TATO TIDAK STERIL?? Ini kata siapa yah?? Indonesia punya perkumpulan yg dinamakan Indonesian Subculture, coba nnti lihat sndiri peraturan dlm asosiasi tsb. Ingat bung, indonesia ini bukan negara yg berlandaskan 1 agama saja. Ketahui juga bahwa salah satu seni tattoo tertua berasal dr Mentawai, Indonesia. Jadi tolong dilihat dr keragaman Budayanya. Lagian coba buka mata andanlebih lebar lagi, skrg ini lebih banyak org bertato yg sprti preman atau orang sok suci yg trnyata kelakuannya jauh lebih biadab dr preman?? Tolong diperhatikan lg nnti kedepannya pd saat hendak membuat karya tulis. Supaya jgn mendiskriminasikan salah satu pihak hanya karna tidak sesuai dengan pandangan anda

angelo88 mengatakan...

Maaf ya, saya tidak stuju skali dgn karya tulis sprti ini.. Terlalu mendiskriminasi orang bertato. Skrg saya mau tanya, anda ktika membuat tulisan ini sudah pernah survey langsung ke studio tattoo?? Makanya sbelum bikin tulisan kyk gini, ikut seminar resmi dl seputar tattoo..
Coba buka mata lebar2, skrg ini lbih banyak orang brtato yg sperti preman atau orang sok suci berkedok organisasi Agama yg kelakuannya jauh lbih biadab drpd preman?? Coba silakan dipikir sndiri.. Masalah haram atau tidaknya tatoo itu bukan urusan orang lain, melainkan urusan pribadi pemilik tattoo. Makanya tolong belajar lagi soal sejarah. Salah satu tattoo tertua yg diakui dunia itu justru berasal dr suku Mentawai, Indonesia.. Jadi, salah besar jika anda berpikir bahwa generasi skrg hanya skedar ikut2an. Tattoo itu salah satu warisan budaya aslo Indonesia juga bung.. coba tolong diperdalam lagi materinya

Unknown mengatakan...

Lebih baik orang bertatto tapi taat agama dan sopan. Dari pada yg tdk bertato tapi tingkahnya srperti anjing

Unknown mengatakan...

Agan Firdaus sendiri apakah pernah bertattoo?
Di coba dulu kalo belom bertattoo gan. Biar lebih real penelitiannya.

Unknown mengatakan...

Yg bikin artikel ngaco nih parah

Unknown mengatakan...

Ai sia mang ngomong wae lah teu haus nya. Perbaiki diri sendiri sebelum menilai orang lain.