3/19/2016

SIMPATIKU UNTUK PAPUA


Penulis : Firdaus bin Musa

Tiba saatnya negeri ini baru terbuka mata melihat kesenjangan dinegeri timur sana, sebut saja namanya papua, pertambangan emas yang dikenal terbesar didunia namun rakyat disana tak mendapatkan nikmatnya hasil tambang emas yang ada, kalau boleh beristilah nasibmu tak setinggi nilai emas, begitu banyak yang merasa miris melihat kejadian ini.
Hal pertama yang patut kita syukuri adalah sudah terbelalaknya mata melihat papua sebagai icon yang patut diperjuangkan, rakyatnya yang sudah mulai cerdas memberi harapan akan adanya akan kebangkitan dari berbagai kesenjangan selama ini.
Disisi lain ada kekhawatiran banyak kalangan terhadap papua, seperti adanya keinginan rakyat papua merdeka dari Indonesia, ini  menambah kecemasan berbagai kalangan, pertanyaan-pertanyaan  baru muncul dari berbagai tokoh, kenapa ini bisa terjadi ? padahal anggaran istimewa telah diberikan pada papua? Tidakkah anggaran tersebut mampu meredam amarah rakyat disana? Adanya gerakan saparatis yang menginginkan papua lepas dari Negara Indonesia benarkah inisiatif dari rakyat papua sendiri, atau jangan-jangan ada pihak lain yang menjadi dalang aksi brutal ini karena dari mana senjata diperoleh oleh rakyat papua, cukuplah pihak yang berkompeten yang akan menjawab pertanyaan ini dalam hal ini inteligen dan kepolisian. Dari kejadian ini banyak hikmah yang bisa dipetik, terkait dengan pemberontakan dari gerakan saparatis yang telah sering terjadi diantaranya, tiap kali ada pemberontakan secara fisik baru ada perhatian pemerintah terhadap daerah-daerah tertinggal, hal ini begitu nyata dalam kaca mata orang awam saat membaca dan menyaksikan berita, sebut saja misalnya aceh, setelah ada gejolak baru pemerintah memberikan perhatian terhadap negeri tersebut, sekarang papua. Betapa lemahnya tatanan dan kebijakan yang ada saat ini, jika memang demikian yang terjadi.
Di DPR para elit sibuk memperebutkan kedudukan dan jabatan, namun tidak pernah mereka menyiapkan apa yang akan mereka bawa setelah menjabat sebagai anggota DPR, modal nekat dan coba-coba sering kali menjadi alasan untuk menemukan sosok yang benar-benar bisa diandalkan dalam menentukan nasib negeri ini, maka tidak heran jika dipapua bergejolak lantaran dampak dari kebijakan yang dibuat oleh DPR  tidak membawa visi dan misi rakyat.
Wahai rakyat papua, Demokrasilah biang kerok ketidak adilan ini, karena demokrasi tidak memberikan pemerataan dalam pengaturan, aturan ini pro ke pengusaha, sungguh tidak akan menyelsaikan masalah kalian dengan memisahkan diri dari indonesia


0 komentar: