3/19/2016

JIKA SISTEMNYA DEMOKRASI, PILIH LANGSUNG ATAU TIDAK SAMA SAJA?


Oleh : Firdaus Bin Musa

Kenapa beberapa partai yang berkoalisi dengan partai yang menang dalam pemilu presiden lalu bersama kepala daerah begitu ngotot  dengan pilkada pilih langsung, alasannya sederhana sebab mereka sedang menjabat, jika dengan demikian maka dengan mudah rakyat jelata dikomandoi tetap memilih masa yang akan datang lantaran pengaruhnya telah dirasakan yang  jika dipandang dengan sudut pandang yang mendalam hanya semu dan demi mendapat dukungan masa yang akan datang, fakta membuktikan jarang sekali mereka yang menjabat lalu kalah masa berikutnya, karena mereka berhasil menipu rakyat dengan kebijakan yang tidak begitu berdampak dari sudut kesejahteraan, kecuali hanya beberapa tim sukses dan anggota partai  apalagi jika dipandang dari sudut islam, semata2 hanya melanggengkan kemusyrikan, sebab tidak memberi ruang dijalankannya syariat islam secara utuh, artinya keberadaan Allah hanya disaat ia sedang berkumpul ditempat tertentu di mesjid, di pesantren, di majelis dizikir, di madrasah, ilmu dan hanya sebatas dikepala tidak ubahnya seperti orang belajar  filsafat yang mempelajari ilmu untuk sekedar menghayal-hayal dan mengira2.
Ada yang menarik dari komentar yang berpihak pada pemilihan langsung yang mana mereka beranggapan, pemilihan langsung membuat kita dekat dengan rakyat, artinya jika tidak ada pemilihan langsung mereka tentu tidak akan dekat dengan rakyat (peduli rakyat), karena suaranya tidak dibutuhkan lagi.
Sedangkan yang ngotot memilih melalui DPRD tidak lebih hanya sekedar berharap suara mereka dibeli oleh yang berpihak pada pilkada langsung  sehingga modal kampanye mereka yang keluar kemarin balik (walau telah kalah), caranya cukup dengan diberi jabatan untuk  jadi mentri, walaupun mereka menyebut atas nama rakyat, ini tidak lain demi Uang dan uang, tidak akan ada dalam pikiran mereka rakyat akan sejahtera, sebab kepentingan individu dan kelompok (partai mereka) jauh lebih berharga, rakyat itu cukup diperlukan jika ada berguna bagi mereka, kalau tidak ya cukup sampai disini. Anda yang membelapun telah dikendalikan dasn arahkan secara tidak langsung
Logika2 yang mereka bangun hanya membodohi, sebab dalam islam pemilihan itu hukum asalnya MUBAH dan tidak hal yang utama, lantaran itu sifatnya teknis, yang menjadi pertanyaan besar kita harusnya adalah APA SIH yang mereka lakukan setelah dipilih? Menjalankan syariat islamkah? Atau membuat dan menjalankan undang2 yang tidak bersumberkan wahyu sama sekali? Untuk itukah berpolemik, tanggung dosa besar dan teramat besar.

0 komentar: