3/06/2012

YUK BELAJAR IKHLAS


OLEH FIRDAUS BIN MUSA

Alasan kenapa saya ingin belajar ikhlas dan tidak banyak neko2 saat apa yang dibebankan sama saya saya terima dengan senang hati, terus terang masalah ikhlas adalah perkara yang rumit dan sulit untuk dibahasakan dalam bahasa lisan dan tulisan, sebab perkara ikhlas hanya sipelaku dan allah swt saja yang megetahui, karenanya kalaupun saya jelaskan, takutnya saya sudah mulai beranjak dari orang yang telah belajar ikhlas menjadi ria, dari itu sebelumnya saya minta maaf dan moho ampun kepada allah agar terjauh dari ketidak ikhlasan kepada allah swt
Mengajar.
Salah satu yang menjadi ladang untuk belajar ikhlas bagi saya adalah melalui mengajar, sebab mengajar banyak tantangan yang dapat merobohkan dan membuat kita mundur dalam pertarungan untuk belajar ikhlas, dengan banyak tantangannya inilah yang memicu saya untuk mencoba meraih nikmat ikhlas, murid nakal, gaji yang tidak sewajarnya, dan  guru-guru lain yang iri, dengan ikhlas sebuah masalah bias menjadi niklamat jika ditanggapi dengan benar, diantara nikmat ikhlas saat mengajar bagiku seperti akan membuat aku berfikir bahwa ini salah satu bagian dari pertarungan melawan godaan dan terus mencari jawaban tentang bagaimana strategi untuk menyatu dengan murid sehingga apa yang ingin kita sampaikan sesuai dengan target dan tujuan, menjadi guru yang baik, mengajar melatih kesabaran dan rasa bosan, semakin sering kita menghadapi persoalan semakin mahir kita dalam merakit perahu layar yang akan menghadapi tingginya gerakan air laut yang mengombang ambing kita saat ditengah laut yang deras disertai hujan lebat beriring badai angin topan yang begitu dahsyat.
Tinggal dimesjid.
dulu aku tinggal di kos, tinggal dikos aku rasakan kemandirianku memang terlatih, sebab apa yang aku inginkan selalu aku sendiri yang melakukan, kalau tidak mau ya…? kubur saja keinginan tersebut, kalau kita membuat sambal atau kue, kita mesti siap2 untuk berbagi dengan teman-teman yang tentu juga menginginkan apa yang kita inginkan,maka lebihkanlah membuatnya, jika pelit, kita tentu akan datang pula masa akan kekurangan, bukankah kita akan meminta bantuan pula sama teman-teman saat tidak memiliki apa2 yang kita butuhkan, maka persoalan kikir, berbohong, dan perlakuan dikucilkan banyak sedikit sudah aku rasakan selama jadi anak kos.
Tinggal dimesjid, pengalaman yang sama juga aku rasakan, namun ada tantangan lain, yakni ditambah lagi adanya pertanyaan bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap suatu tugas (kebersihan mesjid, tikar, kamar wudhu’, air bak, menghidupkan tipe menjelang waktu sholat masuk, menjadi imam, muadzin,  dan siapkan telinga tebal saat ada ketelodoran yang dilakukan, kemudian akan ditegur oleh jamaah, kita tahu sama tahu jamaah tidak semuanya cara menegur itu menyenangkan, siap tahan kritik dari jamaah mesjid walaupun pahit terasa dihati.
Dan factor lain, betapa mendominasinya anggapan, bahwa orang yang tinggal dimesjid (gharin) statusnya rendah dalam pandangan pergaulan, saat ditanya dimana tinggal maka yang tinggal dimesjid dengan suara minder ia akan menjawab di mesjid, bahkan ada yang berbohong karena minder jika diketahui ia tinggal dimesjid, bagiku awalnya perasaan itu juga terasa, namun al-hamdulillah dengan tinggal dimesjid saya sudah mulai terlatih untuk menghadapi tantangan itu, meskipun belum sekebal yang saya harapkan, tinggal dimesjid jika motivasinya tidak uang ini akan membawa pengaruh terhadap sikap seseorang dalam menempatkan dunia dan akhirat, yang dimaksud membawa pengaruh adalah, biasanya seorang yang tinggal dimesjid rasa bertuhan akan lebih tinggi, karena ia akan berpendapat bahwa ia adalah seorang imam sholat, yang musti menjadi ikutan yang tidak hanya disaat mengimami sholat, kedua ia  selalu, minimal sekali seminggu mendapat siraman rohani dari ustadz, ibarat batteray handphone, kalau sudah lemah di cas lagi, dan lain-lain

0 komentar: