10/07/2011

SALAH PAHAM BERSAHABAT ITU BIASA



Tak seharusnya aku kau panggil teman pembawa sial, sejak kapan kata-kata itu kau siapkan untuk mengejek temanmu sendiri yang telah lama mengerti sikapmu, apakah ini sifat sejatimu yang kau sembunyikan  teman, tidak aku duga, ternyata dirimu punya sifat yang …ah sulit aku ungkapkan, karena aku masih menghargai sebuah persahabatan.
Akupun diam, kekesalanku pada temanku yang telah lama aku kenal segera aku redam, bagiku kata-kata kau teman pembawa sial adalah sangat menyayat, sebab tak pernah ia mengatakan bahasa itu sebelumnya, Karmeda itulah namanya, nama yang tak mungkin akan aku hapus dalam ingatan, nama yang tak mungkin akan memuntal bersama lilitan benang persahabatan yang telah kusut.
Dulu karmeda dan aku bagaikan sepasang calon kekasih penganten yang baru bertemu saat akan penghibahan saja, tapi kini entah kata2 busuk siapa yang telah memporak-porandakan persahabatan aku dengannya, sehingga karmeda yang aku anggap adalah teman sejatiku tidak lagi bisa aku banggakan didepan ibu dan keluargaku.
Biasanya saat  dirumah karmeda selalu ditanya oleh ibuku, karena ia telah dianggap bagian anggota keluarga kami, sontak saat ditanya diakhir kali oleh ibu, akupun menjawab ia tidak lagi seperti dulu bu, ia sekarang sudah berubah, sifatnya yang penuh kejujuran, keramah tamahan, tidak lagi aku lihat darinya, saat menjelaskan pada ibu air matakupun menganak dibawah barisan alis.
Karmeda, jangan biarkan persahabatan kita putus karena kesalah pahamanmu, aku menanti apa cerita yang kau sembunyikan dibalik kekesalanmu padaku, terlalu menyiksakah buatmu, karmeda yang saat itu aku harapkan akan kedatangannya, ia muncul dengan wajah yang berseri seperti sedia kala, iapun mendekatiku, ternyata engkau memang sahabatku  teman, itulah ucapan awalnya semenjak ia datang, akupun bingung apa yang ia maksud, bagini teman…iapun melanjutkan bicaranya, jujur kemaren sebenarnya aku memang menaruh sakit hati padamu, karena semula aku menganggap kamu telah memberiku ramuan yang membuatku sakit perut, sebab ketika aku Tanya sama dukun sebelah rumahku, ia mengatakan ini telah diberikan tubo (racun) , akupun langsung menaruh curiga padamu, karena hanya denganmu aku sering bermain, apalagi saat aku baru pulang dari tempat dukun tersebut, aku dapati kamu sedang menyembunyikan sesuatu di balik pinggangmu, itulah yang membuat aku tambah yakin, ternyata selesai aku bangun tidur tadi, aku baru ingat bahwa aku telah memakan buah durian dan manggis secara bersamaan kemaren, bukankah buah tersebut bisa menyebabkan orang mati, kalau dimakan bersamaan, maupun dalam waktu yang berjarak tidak lama.
Sebagai orang yang telah salah paham, akupun langsung bangun dari tidurku, dan datang kerumahmu, agar kekesalanmu tak berlarut-larut padaku, maafkan aku ya…teman, ternyata kamu memang sahabatku, akupun ia peluk erat-erat sambil menepuk pundakku, untung saja aku belum begitu membencinya, sehingga ruang maaf belum terkunci rapat dalam hatiku, telah sering persahabatan kami ini dipuji orang, aku piker akan berakhir kemaren ternyata tidak….wassalam

Firdaus bin musa 09/10/2011

0 komentar: