10/10/2011

KETIKA WARNA PENUH DUSTA


oleh : firdaus bin musa
Warna, itulah sebuah kata yang pernah kita dengar , warna dengan ketidak berdosaannya musti menjadi pihak tertuduh dalam sebuah kehidupan sosial, Karena warna pedagang menjadikan yang palsu seperti asli, perbedaaan yang menyesatkan dan rela mengorbankan wajah asli islam dianggap warna kehidupan, , Karena warna juga wanita yang dibalut pipinya dengan kosmetik orang mengira ia begitu cantik, Karena warna tak menentu  orang bisa keliru.
Salahkah sebuah warna, ya atau tidak, jawaban yang perlu sebuah alasan, namun yang jelas kenapa begitu teganya warna jadi tumbal perselisihan, padahal ia bukanlah istilah yang patut jadi korban.
Teroris, radikal, modernis, dan istilah lainpun tidak lupa menjadi teman warna yang telah disematkan pada sekelompok orang yang dianggap lawan, aku tak mengerti kenapa begitu mudah sebuah istilah dipermainkan, yang sesuai dengan kepentingan.
Memang warna yang beragam bila dipadukan menjadi lukisan yang menawan, bukankah ini bisa terjadi bila ada yang memberi petunjuk dan menuntun, lalu kemanakah kita akan menemukan warna asli islam? tidak lain pada ulama yang tidak mudah diboyong dengan kedudukan dan keduniwian.



0 komentar: