10/15/2011

PROFIL SENADA (Sekolah Pena Dakwah)


Latar Belakang
telah hadir di IAIN PADANG
Ikatlah ilmu dengan menuliskannya, begitu nasehat saydina Ali bin Abi Thalib. Juga serangkai kata dari Syaikh Abdulullah Azzam bahwa peradaban Islam tegak dengan dua warna. Merah dan hitam. Merah darah parah syuhada dan hitam tinta para ulama. Juga riwayat hidup Ibnu Taiymiah, yang walaupun di penjara tetap menuliskan buah pikirnya. Me...skipun itu harus menggunakan arang sebagai pena dan dinding penjara sebagai kertasnya. Tak ketinggalan syaikh Taqiyuddin an-nabhani. Mujtahid mutlaq akhir jaman, yang mengabadikan pikirannya dalam beberapa kitab fenomenalnya.
Dari sejarah para ulama ini, terlihat begitu pentingnya pengabadian perasaan hati dan pemikiran. Dan jalan untuk itu adalah dengan menulis. Maka aktifitas menulis haruslah menjadi budaya dikalangan intelektual muslim. Dibarengi dengan ikhtiar untuk terus meningkatkan kualitas tulisannya.
Harapan untuk menjadi penulis yang baik dan produktif tentu tidak mudah. Diperlukan komitmen yang besar dan keistiqamahan untuk terus berkarya. Selain itu diperlukan pula komunitas kepenulisan sebagai “kawah candradimuka” yang nantinya akan menjadi tempat penempaan dan kaderisasi para penulis.
Sudah banyak komunitas kepenulisan yang muncul saat ini. Namun beberapa diantaranya sudah mengalami disorientasi dari rencana awal pembentukannya. Ada yang dibentuk dengan tujuan luhur, dakwah bil qalam. Berdakwah lewat pena. Tapi dalam perkembangannya justru semakin jauh dari niat awal pembentukannya. Berdakwah melalui pena sudah tidak dijadikan sebagai prioritas utama. Justru lambat laun bermetamorfosis menjadi komunitas yang plural. Dan dakwah Islam pun tak lagi terpancar bersinar.
Melihat fakta ini muncul sebuah keinginan besar untuk mewujudkan komunitas penulis yang memiliki kekhasan tersendiri. Menjadikan Islam sebagai sumber inspirasi yang tak kenal gersang, dakwah sebagai poros karyanya dan ridha Allah tujuan tertinggi. Maka terlecutlah semangat untuk membuat komunitas kepenulisan yang digelari dengan nama “Sekolah Pena Dakwah” yang selanjutnya rangkai dalam singkatan SENADA.
Terpilih kata “sekolah” untuk menggambarkan bahwa komunitas ini adalah tempat pendidikan dan pengkaderan. Di sinilah wahana berbagi inspirasi dan pengalaman. Adalah “pena” kata untuk mencitrakan bahwa kominitas ini adalah gabungan para penulis yang terus bersekolah, belajar mengasa kemampuan dan meningkatkan valensi diri. Khususnya dalam ranah kepenulisan. Dan “dakwah” adalah kata penutup sekaligus penegasan, bahwa senada dibentuk untuk kepentingan dakwah. Semua karya yang lahir adalah demi tegaknya kemulian Islam dan kaum muslimin.
Begitulah hal ikhwal singkat kemunculan komunitas penulis Islam ideologis, senada. Sederet asa telah tertancap sempurna. Semoga senada mampu memberikan konstribusi positif dalam perjuangan melanjutkan kehidupan Islam. Menjadi salah satu pengundang nasrullah dan pemberat timbangan amal kebaikan di yaumil mizan kelak. Dengan pena kita ukir peradaban agung nan suci, bersama senada kita melangkah menuju surga.
Visi
Menjadi komunitas penulis dengan warna beda. Islam mata air inspirasinya, dakwah poros
kerjanya dan Ridha Allah tujuan utamanya.
Misi
• Menghimpun muslim se-indonesia yang memiliki ketertarikan untuk menjadikan dunia menulis sebagai sarana dakwahnya.
• Wadah silaturahim, wahana belajar, tempat berbagai ide dan tebar pengalaman khususnya
dalam dunia kepenulisan.
• Membangkitkan motivasi menulis di dunia Islam. Dan menjadikan menulis sebagai budaya intelektual muslim.
• Melahirkan karya-karya kepenulisan yang kental dengan muatan Islam ideologis. Sehingga menjadikannya memiliki warna beda dengan berbagai karya kepenulisan yang ada saat ini.

0 komentar: