10/10/2011
DA'I MATERELISTIK TERMASUKKAH SAYA?
Oleh : Firdaus bin MusA
Terkadang
kita heran dengan realitas yang terjadi ditengah kehidupan, hidup tak bertuhan
sudah menjadi trend seorang muslim, ketika
ditanya status seorang muslim ia mengenalkan dirinya muslim 100%, kalau boleh
bilang “yo kalamak dek paruik e se, mangecek tuh”, realita lain yang
mencengangkan adanya beberapa da’I yang menjadikan aktivitas dakwahnya sebagai
mata pencaharian, dalam berdakwah ia memilih tempat yang banyak honornya, ia melihat
apakah honor tersebut sejajar dengan gelar yang ia sandang, padahal ulama
dahulu tidak pernah menjadikan uang yang diberikan pengurus mesjid sebagai
motivasi untuk mendakwahkan islam, barang kali itu juga firman Allah yang
mengingatkan hambanya agar jangan menjual
ayat Allah dengan harga murah, bagi saya mengartikan ayat ini adalah seorang muslim , ilmu atau
pesan dakwah yang ia sampaikan itu jika ia nilai dengan uang, berarti ia itu hakikatnya menjual ayat allah dengan
harga murah, padahal disisi allah bagi orang yang ikhlas dalam menyampaikan
ajaran agamanya dinilai sebagai manusia
terbaik (ali imran : 132) manusia terbaik artinya manusia yang tidak ada melebihi
manusia yang lain, kecuali aktivitas manusia yang lain itu juga berdakwah
dengan ikhlas, perlu dingat penghargaan allah itu tidak bias dihargai dengan
materi, karenanya jangan dijual ayat Allah dengan harga murah.
Realitas
lain, seorang da’I cendrung menjadi hakim dalam menjelaskan materi yang
disampaikan, tidak lagi menjadi corong untuk menengahi masalah kekeliruan yang
telah membludak dipikiran masyarakat awwam, padahal da’I harusnya diminta aktif
dan kreatif dalam mennyampaikan materi ceramahnya, mencontohkan sesuai dengan
lingkungan mad’unya, menggunakan sarana yang telah menjadi icon yang
kemungkinan besar lebih efektif untuk cepat tersampaikannya pesan kepada mad’u,
contoh menggunakan lapto m-fokus.
Kritik
lain terhadap da’I yang sering memberikan siraman rohani pada jamaahnya
diantaranya, apakah da’I tersebut telah mengamalkan apa yang ia sampaikan dalam
kesehariannya, jika materi ceramah yang ia sampaikan adalah bersifat praktis,
contoh sholat sunnah, puasa sunnah, shadaqah, dan lain-lain, kenapa ini muncul
dari benak saya, sebab dalam kenyataan dilapangan saya jumpai adanya da’I yang
memiliki jadwal berceramah begitu banyak, dan tempatnya begitu jauh terpisah, jika ia sendiri musti
berkejaran dengan waktu untuk sampai pada tempat yang ia tuju, kapan saatnya ia
akan sholat jamaah, sholat sunnah, itu kalau materinya tentang sholat , mungkin
barangkali ada materi ceramah lain yang sifatnya praktis, tapi hanya lancer
dipaparkan dalam retorika da’I saja untuk disampaikannya, itu diantara realita
yang saya jumpai, mungkin juga disekitar lingkungan pembaca.
Adanya
sorotan saya terhadap da’I yang berkarakter seperti diatas, bukan berarti saya
tidak menghargai jasa perjuangannya dalam menyampaikan risalah islam, namun ini
saya lakukan dalam rangka mencambuk diri saya pribadi dan orang merasa dirinya
cukup puas telah menyampaikan materi islam tentang ibadah saja, yang tidak ada
amalannya dalam keseharian, Cuma itu kok keinginan saya
Diposting oleh FIRDAUS BIN MUSA di 20.35
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar