8/17/2011

UMAT ISLAM TERJEBAK PADA MATEREALISTIS


Masyarakat telah disuguhi dengan informasi-informasi rasional, jika ada informasi yang tidak rasional ia tolak, padahal dalam al-qur’an Allah menjelaskan bahwa
Rukun iman yang pertama adalah pada yang ghaib

Artinya:
 (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib,[1] yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.  dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung

 Ada kalanya manusia musti mempercayai terhadap hal ghaib, atau yang diluar logikanya, suatu contoh misalnya terkait dengan adanya shetan, malaikat, dan iblis, sedang yang diluar logikanya adalah terkait isra’ dan mi’rajnya nabi Muhammad saw dalam waktu yang singkat,  dalam keyakinan seorang harus meyakini terhadap yang ghaib.
Contoh kita yakin akan keberadaan malaikat, kita yakin akan keberadaan jin (shetan dan iblis), jika makhluk allah malaikat dan jin saja tidak bisa kita lihat, apalagi allah swt
Contoh lain, Ketika kita yakin akan keberadaan angin, namun pernahkah kita melihat rupa angin, kita yakin bahwa dalam diri kita ada ruh yang menjadikan jasad kita bisa bergerak, namun pernahkah kita melihat saat orang tua, sanak saudara kita menghembuskan nafasnya ruhnya itu tampak terlihat keluar, jika ciptaan  allah saja ghaib apalagi penciptanya  tentu melebihi dari itu.
Namun perlu kita ingat, keyakinan terhadap yang ghaib itu ada perbedaannya, dengan keyakinan terhadap makhluknya, jika pada makluknya kita musti yakin akan penciptaannya dan keberadaannya, kejadiannya, namun tidak boleh diyakini akan petunjuk yang dibawanya, seperti pada shetan, karena dalam al-qur’an dijelaskan bahwa shetan itu hanya membawa was-was bagi kita, shetan itu hanya menyuruh pada kejahatan dan dan yang mungkar ( Qs. An-Nur : 21)
Inilah keyakinan yang musti kita tumbuhkan bahwa dalam aqidah islam, keyakinan terhadap yang ghaib adalah keyakinan yang pasti, jika kita tidak percaya pada yang ghaib maka kita sudah terkontaminasi pada pemikiran komunis ( sosialisme), dan kita telah masuk pada golongan kafir. Kalau kita merujuk pada sejarah masa lalu, manusia yang tidak percaya pada yang ghaib adalah corak berfikir komunis yang anti tuhan, ia mengukur benar ada sesuatu atau tidaknya jika telah tampak oleh panca indranya dalam hal ini mata, dan dapat diterima oleh akal.
Kalau tidak ada bekal penangkal maka jadilah kita manusia yang mengandalkan akal, yang dalam aliran ilmu kalam yaitu mu’tazilah. Namun bukan berarti kita mencampakkan peranan akal, sebab akal adalah sumber kedua untuk mengenal allah swt,  jika kita belajar disekolah, maka aka nada namanya dalil aqli, dan ada yang namanya dalil naqli, dalil aqli yang dalilnya dapat diterima akal, sedang dalil naqli, dalil berupa firman allah swt.



[1] Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. percaya kepada yang ghaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya.

0 komentar: