6/05/2011

PENGALAMAN DALAM PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT




OLEH FIRDAUS BIN MUSA

(CEGAH DEMAM BERDARAH DENGAN 3 M )

Pagi hari sabtu tepatnya  tanggal 19 juni  2010 M, kami jurusan komunikasi penyiaran islam berencana akan membuat iklan layanan masyarakat, sebelum saya datang kekampus di mesjid tempat tinggal saya,  saya sudah mencuci dan serta menyapu mesjid, sekaligus sempat pula tidur sejenak, karena rencananya kami akan berkumpul jam 09.00, jam 08.30 saya ditelpon oleh salah seorang teman namanya icol, dia menanyakan apakah sudah di konfirmasi pak adlen, selaku dosen pembimbing dalam penggunaan kamera di iklan layanan masyarakat, lalu saya jawab kami sepakat akan kumpul jam 09.00, lalu dia sms balik kenapa tidak dikasih tahu kami, sedang kami sudah kumpul dari jam 07.00, saya tidak jawab karena saya tidak bisa menyalahkan mana yang salah, seharusnya mereka juga bertanya sebelumnya jam berapa ngumpul, dan sayapun tidak memberi tahu jam berapa berkumpul, tapi saya coba kirim sms ke rahmat hidayat, tolong kekampus dulu untuk meng cek kamera, karena kamera di berikan tanggung jawab untuk dijaga oleh kami, berdasarkan insruksi kepala labor (Pak usman S.Sos.I)
Jam 08.45 saya berangkat kekampus, dikampus telah saya dapati icol, giska, marliza, dan rahmat hidayat, robbi, Aan lagi nongkrong, tidak lama setelah itu datang pula putra, ade dengan dibonceng oleh temannya, lalu harun juga dengan temannya, dan kemudian datang pula robbi, dan menyusul teman-teman lainnya.
Dan sayapun langsung meminjam kunci ke bang yogi selaku penjaga kampus untuk meminjam kunci labor, akan tetapi dia menolak memberikan lantaran dia belum melihat dosen pembimbing, sayapun sedikit kesal dibuatnya, sebab akan memperlambat proses syuting, lalu saya pergi keteman-teman tempat dia nongkrong, disana langsung icol saya suruh mencoba untuk meminjam kunci labor lagi, entah apa yang mereka bicarakan kebetulan pak adlenpun sudah datang bang yogipun langsung membukakan pintu labor tempat penyimpanan kamera
Stelah kami masuk kelabor, saya, rahmat hidayat, dan icol langsung membawa kamera kebawah, karena labor di lantai dua akademik fakultas dakwah, sayapun langsung mencek baterai, sebelum akan mulai saya dan teman-teman bicara dulu sama pak adlen mengenai apa yang akan dipersiapkan sebelum akan berangkat, lalu pak adlen sendiri menanyakan apa yang sudah ada, lalu kiami jawab, baru kamera, charger baterai, threepot, dan sebagian teman-teman sudah ada juga yang beli kaset dv mini, dan lokasinya dimana saja, serta beliau minta gambaran akhirnya dari sekian penjelasan masing-masing kelompok kami, rupanya pada butuh sejenis microfon, maka bapak, mencoba melihat peralatan yang beliau bawa, rupanya microfon itu sendiri lupa masuk dalam tas beliau, dan kami pun berinisiatif bagaimana kalau kita syuting bagi teman-teman yang pengambilan gambar/objeknya tidak membutuhkan suara, lalu kami perkelompokpun berkumpul, eh rupanya banyak yang tidak disekitar kami berkumpul, akhirnya rahmat hidayat meminta saja dulu pengambilan cahaya matahri, karena dalam pembuatan iklan layanan masyarakat yang ia buat terdapat shoot berkaitan dengan cahaya matahari, setelah dicoba menggunakan kamera akhirnya tidak bisa hidup, padahal baterainya adam tapi tidak hidup ke layar tempat melihat objek yang akan di shoot di kamera, lalu saya selaku penanggung jawab di Tanya oleh pak adlen, apa sudah di cek kanera ini seblunnya, belum pak, rahmat menambahkan kalau semua kamera yang dilabor semuanya tidak ada yang rusak pak, lebih kurang setengah jam pak adlen  mencek mana tahu ada yang belum dihidupkan, masih juga belum terlihat objek lewat layer yang ada disamping kiri kamera, dan semabari bapak melihat yang belum dibuka, sayapun menelpon pak usman selaku ketua labor, yang sedang kuliah di pasca sarjanam awalnya ada yang mengangkat telp beliau tapi ketika kedua kalinya, tidak aktif lagi akhirnya pak adlen memerintahkan kami supaya meminjam kamera ke pak usman dengan meminjam kunci labor, maka saya dan odipun pergi pasca sarjana dalam perjalanan tepatnya di depan sebuah smp andalasm saya ditelpon oleh icol katanya, kamera sudah bisa dipakai, dan kamipun kembali ke kampus, dan setelah dikampus saya lihat pak adlen dan rahmat hidayat sedang mengambil  shoot matahari, setelah itu selesai kamipun melanjutkan ke jalan sawahan dekat pjka, untuk mengambil shoot orang, mobil, dn motor yang lalu lalang ketika dilampu merah, lebih kurang sepuluh menit pengambilan shootpun selesai.
Lalu dilanjutkan ke rumah anggota cru saya, atas nama odi kebetulan waktu hunting kami melihat tempatnya bagus buat di sorot, maka kami beserta pak adlenpun kesana dengan mobil yang dibawa oleh zulkarnain, masih cru saya juga, sekalipun dengan mobil rental, sesampainya disana (rumah odi), langsung threepoot saya buka dari sarungnya, dan kemdudian diangkat oleh rahmat hidayat kedalam kamar odi, sedang odi sendiri sibuk untuk mengurus tempat tidur yang akan saya jadikan tempat adegan orang yang masih juga tidur padahal hari sudah siang, pertama-tama kami coba pengambilan gambar rupanya masih kurang, setting tempat lantaran bantal dan selimut yang saya pakai tidak cocok dengan perencanaan awal, yakni adegan anak orang kaya (saya sebagai pameran) sekalipun kata icol tampang saya tidak cocok jadi orang kaya, tapi tidak apalah yang penting masuk tv, tujuh kali latihan, dan enam kali shoot di dalam kamar itu saja, akhirnya kami kembali pengambilan shoot matahari yang awalnya di ambil dari bawah pepohonan saos,  ketika melihat hasilnya kata teman-teman (icol, rahma, marliza, dan jimmi), bagus lalu pak adlenpun pergi ke tepi jalan dekat SD, kebetulan rumah odi berseberangan dengan sekolah SD, ketika ditepi jalan tersebut bapakpun kembali menshoot matahari di bawah celah pohon kelapa, lagi-lagi teman bilang bagus bahkan kalimatnya pakai kata lebih, lalu pak adlen bilang “kita jangan puas dengan satu gambar, cari dalam bentuk lain, alias alternative, nanti ketika mengedit kita bisa memilh mana yang bagus” disitu kamipun menyadari bahwa ini sungguh ilmu, baru ilmu sungguh rugi kalau saya tidak ikut sebelumnya, selesai itu kami lalu naik mobil lagi menuju kejati empat untuk mengshoot rumah bagus milik orang kaya lagi bersih, lebih kurang sepuluh menit menuju tempat tersebut kamipun sampai, awalnya sih kami sudah jauh dari tempat yang seharusnya, kemusian datang rahmat hidayat untuk mengasih tahu, mobilpun putar kepala, dan sebelum itu odi yang sebagai penumpang bilang, eh zul…zul…kemana, dibelakang tu ha, tahu kok, saya Cuma putar kepala, setelah sampai ditempat threepootpun di buka dari sarungnya, lalu di letakkan di samping dari objek (rumah yang akan di shoot di ambil dari sampingnya di sudut kanan), setelah di ambil satu shoot kamipun ke mesjid tempat rahnat hidayat tinggal, disana kami juga akan mengambil gambar karena ada beberpa shoot yang peralatan dan tempatnya cocok  dan ada disana, namun karena waktu zhuhur hamper masuk, maka rahmat hidayat mengajak bapak adlen untuk sholat dulu, sekaligus makan setelah itu baru dilanjutkan, awalnya kami mau mengajak pak adlen saja yang makan di warung makan, sedang saya dan teman-teman makan didalam kamar tempat rahmat tinggal, tapi setelah ditanya rahmat sama pak adlen, di sini sajalah kan enak makan bersama-sama, dan odipun langsung keluarkan uang dari dompetnya yang menurut saya lucu (seperti dompet perempuan, maaf ya odi kalau kamu tersinggung), karena panjang, dan rahmat hidayat pergi untuk membeli sambal dan sekaligus nasi, sedang saya sendiri mencuci piring yang ada dikamar rahmat, lalu odi saya suruh juga untuk belikan minuman dan rokok pak adlen, tidak lama rahmat hidayatpun datang dengan menjinjing beberapa bungkus nasi dan sambal yang dibeli, kamipun makan bersama, dan adapun yang makan terlenih dahlu ialah icol, rahma, pak adlen, rahmat hidayat, dan marliza, sedang saya sendiri mengotak-ati kamera untuk mengambil momen makan bersama di saat makan tersebut, lebih kurang seperempat jam saya melakukan itu, lalu saya serahkan pula sama icol kebetulan dia telah selesai makan

0 komentar: