5/10/2011

OLEH FIRDAUS BIN MUSA

Film, film adalah sebuah suguhan yang pada awalnya diniatkan untuk sekedar hiburan, dan ceritanya bisa diangkat dari kisah nyata maupun dari hayalan penul;is scenario, hanya saja perlu dicamkan dalam fikiran kita bahwa setiap penulis biasanya akan menulis sebuah cerita berdasarkan pengalaman hidup, pengalaman teman, atau dari orang lain dan dari sumber bacaan lainnya yang kemudian digabung sehingga utuh menjadi sebuah jalan cerita yang layak diangkat menjadi sebuah film. (firdaus bin musa)
Dan tidak hanya itu kita juga melihat siapa yang punya kepentingan dibelakang film yang lebih besar, sebuah contoh misalnya orang yang berlatar agama islam mengerti dan paham dengan islam, tentu ia akan membuat scenario atau menayangkan film yang tidak akan bertentangan islam, hanya saja banyak pembuat scenario dan yang punya kuasa untuk menayangkan maupun menyebarkan sebuah film rendah ilmu pengetahuannya tentang islam apalagi pemahamannya, dan wajar jika terjadi ditengah masyarakat kita suguhan tontonan yang ditayangkan di tv adalah tontonan yang tidak mendidik dan hanya sebatas menayangkan dalam rangka untuk merusak pikiran masyarakat yang akhirnya berubah dalam akhlak kesehariannya. Dan siapa yang dibelakang layar tersebut tidak lain adalah muslim dan non muslim yang berideologi kapitalisme. (firdaus bin musa)
Mungkin pembaca masih belum mengerti apa yang penulis maksud, jika yang berkepentingan dibelakang layar adalh orang yang berideologi kapitalisme tentu ia akan berfikir bagaimana filmnya itu layak jual dan bernilai jual diatas modal pembuatan filmnya, diantara caranya adalah mencari artis yang berani buka-bukaan (kalau perlu artis dari luar negeri yang berani buka pakaian seluruhnya)m, kedua mencari scenario yang kontra kemudian dibungkus dengan cara yang menarik sehingga masyarakat tidak lagi menyalahkan sebuah film tersebut contoh nyata adalah film C.I.N.T.A yang mengajarkan ide perlunya toleransi dengan mengabaikan sendi-sendi agama sehingga menikah dengan beda agama menjadi hal yang biasa ditengah masyarakat. (firdaus bin musa)
Selain itu orang yang punya kepentingan dibelakang itu akan menjadikan cerita-cerita yang mengundang birahi dalam sebuah film, dengan seringnya itu ditayangkan orang akan beranggapan bahwa itu hal biasa saja, padahal cara itu merusak akhlak, dianatar contoh nyata adalah ciuman dengan lawan jenis yang bukan muhrim, berpegangan, berkata kasar, dan lain-lain
Lalu apa yang musti kita lakukan sebagai penonton, pertama dari pada menyibukkan diri menonton film lebih baik cari kegiatan yang bisa menambah pengetahuan kita dalam bidang apapun yang sifatnya positif, misal belajar kelompok kemudian diskusi, pergi ke ulama kemudian bertanya, membaca, dan lain-lain sesuai minat kita tapi tidak bertentangan islam.
Kedua, jika tidak mampu juga belajarlah melihat televisi tapi diniali mana yang mengandung pesan psitif dan mana yang tidak, contoh adakah film tersebut dibintangi orang yang beragama islam, kenapa ia muslim tapi masih juga mau berperan layaknya tidak seorang muslim.
Ketiga, coba di cek ada tidak unsur-unsur yang beikut yang merusak
Segi aqidah
a) Membolehkan menikah beda agama
b) Adanya penyembahan dalam satu artis kepada tuhan yang lain, maksudnya di film A. ia berperan sebagai orang muslim lalu ia sholat, tapi di film B. ia berperan sebagai non muslim, kalau ada berarti orang ini tidak layak ditonton filmnya sebab muslim itu tidak akan mempermainkan agamanya meskipun dalam sebuah film.
Akhlak
a) Apakah artis tersebut berpakaian seronok (berpakaian tapi telanjang)
b) Apakah kata-kata artis itu kasar, pedas, dan menyakitkan.
c) Apakah terlihat agak genit dan dengan mudah dijamah (disentuh oleh artis lain yang bukan sejenis)
d) Apakah dalam pemerannya itu tampak artis tesebut orang-orang yang berlebih-lebihan.
e) Apakah artis tersebut pakai jilbab, sholat, dan tidak mengedepankan pamor saja
f) Lokasi syutingnya apakah tidak dalam bar (tempay hiburan malam)
g) Cerita filmnya mengandung adu domba
h) Filmn tersebut ada unsur sexnya, ciumannya
i) Film tersebut mengarahkan remaja untuk konsumtif, hidup hedonis (berhura-hur), pacaran, mengejar dunia dengan beradegan telanjang, dll
Semua unsure diatas jika anda temukan harap dikatakan pada anak-anak anda segera hentikan nonton film ini, film ini bahaya bila ditonton, dan jika anak kita masih kecil ajarkan bagaimana ia tidak terjebak pada akhlak yang rusak.
Wassalamu’alaikum wb

0 komentar: