5/10/2011


24 / pebruari 2011

 PENGALAMAN KOMPREHENSIF  HADITS
Oleh :Firdaus bin Musa

Kamis  jam 09.00 kami sudah berkumpul dilokal satu fakultas dakwah, padahal dua jam sebelum itu saya membaca buku yang terkait dengan materi yang akan dibahas di kompre  pada pagi itu dipustaka fakultas.
Setelah bapak yang menguji kami datang bersama dengan ajudan pengambil absen (bang yogi) lalu perasaan dag dig dug membuncah dalam dadaku, awalnya saya senang bahwa yang dipanggil namanya dari tiga orang tidak ada namaku berarti masih ada kesempatan untuk menghafal bahan terkait yang akan diuji kata saya dalam hati, tapi setelah satu dari tiga nama dipanggil ada yang mengatakan bahwa tidak hadir, lalu bang yogi menambah peserta yang akan ikut kompre satu lagi rupanya terpanggil lah namaku, aku sungguh kaget luar biasa padahal aku baru mulai mengahafal pagi jam setengah tujuh.
Dengan perasaan dug…dug…dug dijantungku akupun tetap masuk kedalam dan duduk sisi kanan dari bapak yang mengujiku.
Saat duduk aku gemetar dengan sangat, tapi saya coba juga untuk tenang padahal dalam hati bam…bim…bum…sebelum dosen tersebut memberikan bahan pertanyaan atau menguji ia terlebih dahulu memberikan arahan yang isinya kurang lebih “ assalamu’alaikum wb, kami jawab wa’alaikumussalam wb, kompre adalah pengujian  mata kuliah pokok difakultas dakwah syarat untuk memperoleh gelar sarjana bagi anda, saya adalah perwakilan dari masyarakat, baik buruknya anda dimata masyarakat begitu juga bagi saya, nanti yang akan malu dan ditanya nanti adalah kami selaku dosen yang mengajar anda, masyarakat akan mengatakan kepada anada dilapangan, masa orang yang seperti ini lulus jadi sarjana siapa dosennya, kami yang jadi sasaran masyarakat, jadi kalau anda tidak lulus saya uji berarti anda belum  pantas menjadi sarjana dalam pandangan masyarakat, kalau anak sd dia tidak menguasai materi tapi tetap lulus yang akan disalahkan oleh guru smpnya natinya ya guru sd, lalu kalau smp yang kurang  menguasai materi yang diajarkan tahu2  tetap lulus setelah diuji di tingkat smp maka yang disalahkan adalah guru smpnya, tapi kalau perguruan tinggi bila mahasiswa tidak mengerti dengan bidang ilmu yang dipandang masyarakat terkuasai biasanya maka yang disalahkan adalah dosen atau institusi tempat ia kuliah.
Selesai pengarahan itu lalu kami diperintahkan untuk menulis hadits yang paling hafal dalam kertas doble polio yang beliau sodorkan kepada kami bertiga, setelah saya ambil langsung saja saya tulis, hadits yang kami tulis beliau minta terkait dengan kurikulum dan lengakap sanad, matan serta perawi.
Diantara yang bertiga saya yang selesai terlebih dahulu dimana saat itu saya menulis hadits terkait dakwah melihat suatu kemungkaran maka cegahlah dengan tangan, jika tidak sanggup dengan tangan lalu cegahlah dengan lisan jika tidak sanggup juga dengan lisan maka cegahlah  dengan hati (do’a) dan itu selemah-lemah iman.
Karena yang selesai terlebih dahulu, tentu saya pula yan akan ditanya pertama, mula2 saya ditanya arti kata2, mana bahasa arab yang  artinya maka cegahlah lalu saya katakan painlam yastatia’ lama saya berfikir tidak saya temukan jawabannya, lalu beliaupun menanyakan teman yang sebelah saya yang kebetulan ia juga telah selesai, lalu disuruh bapak tersebut membaca arti hadits yang dibuatnya, setelah selesai dibaca  lalu bapak itu menanyakan terjamahan kata dari masing2 hadits tersebut, awalnya teman saya itu lancar pada kata yuhibba iapun tersandung, masalahnya ketika bapak itu mengaitkan dengan ayat yang terdapat dalam qs. Al-baqarah yang berkaitan dengan seseorang yang bila menafkahkan rezkinya ibarat menanam sebiji padi lalu dst….sampai akhir beliau bacakan.
Ketika diulang membaca hadits dari persaudaraan yang artinya tidak beriman salah seorang kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagai mana ia mencintai dirinya sendiri, disitu beliau mengaitkan dengan arti ayat cocok ndak kata2 mencintai dimasukkan kedalam kata2 al-qur’an dimana seseorang ang bersedekah itu ibarat mencintai  padi, lalu dijawab oleh teman saya tidak, lalu bapak tersebut menjelaskan lalu bapak tersebut melanjutkan penjelasan yang cocok arti dari yuhibbu itu adalah menanam kebaikan pada saudaranya, selesai itu lalu diarahkan kembali pertanyaan kepada saya mana yang bahasa arabnya cegahlah saya bilang tanhaa, lalu beliau katakan tidak ada kata tanha di hadits ini, lama-lama saya mencari jawaban dengan terus terang saja tidak dapat jawabannya, lalu ditanya keteman yang disebelah saya, iapun menjawab dengan arti robahlah setelah bapak yang menanyakan tersebut mengatakan yakin kamu itu jawabbnya dan apalasan dia menjawab itu lalu teman saya itu menjawab kata robah lebih halus ketimbang cegahlah, lalu bapak tesebut segera menyela jadi bukan karena adanya kamus anda menjawab pertanyaan tersebut, karna kebetulan betul saja jawababn anda, ya robahlah artinya tapi anda tidak punya alasan menjawabnya, lalu bapak tersebut menjelaskan bahwa kata robah dengan cegah itu mempunyai maksud yang berbeda, kalau cegah berarti kemungkaran itu belum terjadi, sedang robahlah itu saat kita telah melihat kemungklaran jadi bahasa arab robahlah itu yughairr, lalu tidak lama ada telpon masuk ke hp bapak, yang menelpon tersebut mahasiswi yang bertanya” bapak dimana sekarang? Dan bapak tersebut mengatakan anda ini siapa, menelpon saya baru sekarang sudah menanyakan bapak dimana? Perkenalkan dulu nama anda, ini tidak seperti orang yang sudah saya kenal saja anda bicara, mengatakan bapak dimana. Selesai beliau bicara beliaupun menyampaikan pesan jadi kalau menelpon seseorang itu pakai etika komunikasi jangan orang belum kenal dengan kita, kita dengan seenaknya mengatakan seolah memerintah, bertambah lagi ilmu yang saya dapat dari kompre tersebut.
Mungkin hanya itu yang ingat sama saya kejadian pada saat kompre hadits tersebut, terakhir beliau berpesan agar manghafal dan mengulang pelajaran yang sudah berlalu dan jangan biarkan sarjana IAIN jelek dimata masyarakat .

0 komentar: