6/22/2009

Riwayat hidup

BIOGRAFI FIRDAUS BIN MUSA

AWAL SEKOLAHKU

Masa yang paling indah ialah masa kanak-kanak, dan remaja ( sekolahan )ditengah masyarakat begitulah ucapan yang sering kita dengar dari mulut kemulut ditengah masyrakat kebanyakan, yaa meskipun itu tidak semua terbukti kebenarannya.apalagi kalau masa kanak-kanak kita berada dilingkungan orang tua yang serba ada, harta banyak, dan orang tua kerja sebagai pegawai,gaji dan penghasilan perbulan diatas lima jutaan, mungkin kanak-kanak yang seperti inilah yang mendapati masa kanak-kanak masa yang menyenangkan dan membahagiakan, namun lain halnya dengan seorang anak yang lahir ditengah keluarga yang mata pencahariannya hanyalah sebagai petani, yang makan sehari-hari dicari satu hari habis satu hari, ibarat seekor burung yang mendapatkan hari ini makanan lalu dia berikan untuk anaknya, tapi ia tidak terpikir apa yang akan dimakan besoknya.
Begitulah perjalanan hidup seorang anak petani pada umumnya diantara sekian banyak anak petani tersebut adalah firdaus bin musa, yang dilahirkan dari keluarga yang latar belakang pendidikan orang tuanya adalah Sdtepatnya di dusun batuang bajawek, sungai kalu II kecamatan koto parik gadang diateh yang kabupatennya kini sudah memisahkan diri dari kabupaten solok menjadi kabupaten solok selatan, kalau dulu sekolah orang tuanya itu bukan SD namanya akan tetapi SR (sekolah rakyat) sekarang sederajat SD. Dalam kehidupan sehariannya ia dipanggil Daus ,anak dari Munir Malin Sati (Al-Marhum, 2004 M ) kalau dipendek cukup MUSA, karena itu dibelakang namanya Firdaus dipakai Musa.sedangkan ibunya bernama ASNI, masa kanak-kanak Firdaus belum ada yang namanya TK, maklum kampung Firdaus bisa dikatakan kampung yang terisolir pada saat itu, masa kanak-kanaknya dihabiskan bermain dengan teman sebayanya sekalipun itu hanya dua orang saja pada saat itu yang sebaya namanya Andi yang nama lengkapnya Mardison dan Eri, ya seperti kebiasaan dikampung firdaus kalau ada nama orang yang andi maka sering di awal namanya dipakai kata si termasuk panggilan buat andi menjadi si Andi dan si Eri.
Masa anak-anak daus dikampungnya baru mempunyai tiga Tv, itupun orang yang punya warung guna untuk menarik pembeli agar banyak orang yang mengunjunginya, dan tidak jarang daus juga menghabiskan waktu bermainnya di warung tersebut. Setelah usia 7 tahun dauspun disekolahkan oleh orang tuanya ke sekolah dasar negeri 42 sungai manau, sekarang sudah berganti nama sekolah dasar negeri 12 sungai manau, dari 12 orang teman-teman firdaus yang sama-sama mendaftar sebagai murid sekolah dasar dialah yang paling kecil dan pendek badannya, mula-mula orang tua laki-laki daus ragu mengantarkannya kesekolah dasar selain badan dan ukuran tubuh daus yang kecil daus masih di anggap anak yang belum bisa dibiarkan ditempat keramaian, namun atas dorongan kakak daus iapun dibolehkan oleh ibunya sekolah dan pada saat dia mendaftar dia berikan pertanyaan oleh guru yang pertanyaannya” berapa kakai ayam? Berapa jumlah kaki meja?berapa jumlah jari tangan dan kaki semua? Terakhir disuruh melingkarkan tangan kanan ketelinga sebelah kiri sesuai dengan persyaratan itu apa yang ditanya oleh guru semua mampu dijawab oleh daus, ya sekalipun dia berfikir lama baru bisa menjawabnya.
Ini tepatnya ia lakukan pada hari jum’at sekitar bulan maret 1995, sepulang dari mendaftar diapun ditanya oleh emaknya “daus apa yang ditanya guru disekolah tadi? Dijawabnya tadi ibu tanya berapa jumlah kaki ayam?, berapa jumlah kaki meja? Dan berapa jumlah jari kaki dan tangan semua? terkahir disuruh begini. Sambil memperlihatkan gerakan tangan kanan melingkar ketelinga kiri.terus bagaimana bisa nggak dijawab (lai dapek jawabannyo)” dijawab daus dapatlah (lai lah ) kan sudah diajarkan sama uda (kakak laki-laki ), kalau begitu gantilah pakaian dan jangan lupa makan. Ya mak jawab daus iapun langsung masuk rumah.
Setelah tiga minggu dari hari pendaftaran diapun mulai sekolah sambil menyandang tas baru, pakai sepatu baru, baju baru pokoknya hampir serba baru, Cuma satu yang tidak baru yaitu tampangnya, tampangnya masih tampang lama, diawal dia sekolah diajarkan oleh gurunya cara menulis angka, mula-mula angka satu saja lima baris dan terus angka lima baris sampai angka lima. Dia menyimak apa yang disampaikan oleh guru tapi sekali-kali ia melirik kepintu untuk lihat ayahnya apa masih ada beridiri atau tidak, maklum karena masih baru ia canggung kalau tidak ditemani oleh ayahnya, tapi itu hanya beberapa hari saja besoknya dia tidak lagi seperti awal sekolah yang patuh dan sering melihat kepintu, tapi sekarang dia pula yang berlari-lari pada saat guru sedang menerangkan ya sekalipun banyak teman-temannya juga berbuat hal yang sama karena sebelumnya ia tidak tahu bagaimana belajar itu ?

BELAJAR MANDIRI

Banyak sedikit daus sudah bisa berhitung dan mengenal huruf latin ini semua berkat ketekunan gurunya mengajarkan dan membimbing dengan sabar. Sekaligus juga berkat perubahan dari perangai daus yang semula banyak mainnya ketimbang memperhatikan guru mengajar sekarang sudah mulai berkurang dan ia termasuk anak yang rajin datang kesekolah, tapi sayang pemalas mandi menjelang pergi kesekolah. hari demi hari peningkatan pun mulai dirasakan oleh daus, tanpa terasa ujian naik kekelas duapun akan dilaksanakan sekalipun nilai pada semester satunya dua yang merah, tidak menyulutkan semangatnya untuk belajar kendatipun demikian ia masih terbawa arus huru-hara bersama temannya dirumah sepulang dari sekolah, baik bermain layang-layang, memancing belut dan menonton.

Daus ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara dibawahnya masih ada seorang adik laki-laki namanya safar, kebiasaan daus pulang sekolah adalah sering tidak ingat PR untuk besoknya, padahal gurunya hampir tiap hari memberikan PR dan wajarlah hampir tiap hari ia berdiri didepan kelas sambil mengangkat kaki sebelah seperti itik tidur sambil berdiri, tapi anehnya ia tidak pernah jera, karena teman yang lain juga banyak yang tidak buat PR, waktu memang singkat kini diapun telah kelas empat SD, kelas empat sd dia sudah mulai tahu diri, setidaknya itu dibuktikan ketika orang tuanya sakit-sakitan, kakaknya tidak ada yang dirumah uang jajan jarang dikasih, padahal sebelumnya tiap hari dia selalu dikasih uang jajan seratus rupiah perhari, kalaupun lebih Cuma pada hari jum’at kira-kira lima ratus rupiah, tidak jarang juga sering dikasih temannya jajan ya maklum anak petani miskin yang kini orang tuanya sakit-sakitan.
pada saat itu badannya belum jauh berubah sejak awalnya dia masuk sekolah (pendek dan kecil ) padahal usianya sudah 10 tahun, karena itu ia kini berniat menawarkan diri untuk menjual jagung yang direndang tetangganya kemudian dijual kesekolah, dengan perhitungan kalau habis lima puluh buah maka buat daus 500 uangnya, pada saat itu harga satu bungkus jagung tersebut masih 50 rupiah, itu tidak jadi masalah baginya malahan ia lebih senang karena biasanya Cuma pada hari jum’at saja yang jajannya 500 rupiah, namun apa yang dipikirkan tidak seperti kenyataan, mungkin karena badannya yang kecil ada-ada saja kakak kelasnya yang mengganggu , katanya membeli jagung dagangan firdaus setelah dia makan, tidak dia bayar untuk menutupi kekurangan jagung tersebut agar tidak diketahui tetangganya yang punya jagung ia bilang saja kalau jagung tersebut di makan sendiri padahal dia berusaha untuk tidak memakannya.besoknya dia coba menghindar-hindar dari kakak kelasnya agar tidak lagi diperlakukan seperti kemaren-kemaren itu berlangsung sampai akan naik kelas lima, karena ketika akan naik kelas ia berhenti berdagang dengan alasan fokus belajar untuk ujian naik kelas selain itu dia sudah malu menjinjing barang dagangan kemana-mana , maka atas dorongan tersebut iapun menghentikan aktivitas jual jagung rendang .
Apa yang yang selama ini tidak terbayangkan hadir didepan matanya “kakak kelas yang dulu pernah mengambil jagungnya bertemu dengannya dikelas lima, rupanya kakak kelas tersebut tinggal kelas , ia dihantui rasa takut, karena semua teman-temannya tahu dialah anak yang suka berbuat semena-mena terhadap teman yang lain, rupanya apa yang ia takutkan terjadi juga selama dengan kakak kelasnya tersebut ia selalu dibawah tekanan , disuruh sana, disuruh kesini salah satu perintahnya adalah mengambil duri bunga Ros, lalu langsung diletakkan di kursi perempuan, kalau tidak diikuti diancam apa boleh buat iapun melakukannya, tidak beberapa lama setelah teman-teman masuk kelas ada diantara mereka tidak melihat ketempat duduknya termasuk perempuan akhirnnya apa yang terjadi , tadinya masuk kelas hati gembira bertukar menjadi tangis .
Kenapa tidak? karena duri yang diletakkan daus diatas kursi tadi menusuk pinggul teman perempuan tersebut, itu berlangsung beberapa hari. Kalau ini dilakukan kakak kelasnya akan berlaku jahat sama daus, Pernah suatu saat daus tidak mengikuti perintah kakak kelasnya sepulang dari sekolah daus ditunggu ditempat yang sepi (kebun karet ) , setelah itu diperintahkan teman-teman yang lain menghajar daus, sampai akhirnya dauspun membawa air mata yang beruraian pulang, daus selalu dibawah tekanan sampai lulus ujian, dan betapa senangnya daus lulus dari tekanan setelah lulusnya dari sekolah dasar.
Insya allah di sambung pada kesempatan lain, kalau ingin melihatnya tunggu saja di blog spot dengan judul hhtp/www..firdausbinmusa.blogspot.com


Hidup adalah sebuah sejarah, jadilah kita pengukir sejarah yang kelak bermanfaat bagi orang lain, jangan kita menciptakan sejarah yang akan menghitamkan dunia yang sudah kelam dengan kemaksiatan yang kita buat.

0 komentar: