6/22/2009

AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR

TUGAS RETHORIKA (NASKAH PIDATO) Tentang AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR Oleh : Firdaus bin Musa 207.079 Dosen Pembimbing : 1. Drs. Zulhasan latif. MA 2. Dra. Irta Sulastri.M.Si JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) IMAM BONJOL PADANG 2009 M/1430 H “AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNGKAR”     Puji dan syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT. yang kasihnya tiada terbilang dan sayangnya untuk yang senantiasa berjuang. Do’a dan keselamatan Marilah kita mohonkan kepada Allah SWT untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW, buah hati siti Aminah, belahan jantung siti Khadijah, orang yang terkenal di seluruh Jazirah, terukir namanya dilembaran sejarah, perintis jalan menuju khairu ummah, berupa Allahumma sholli ‘Ala Muhammad’ Wa ‘ala ali Muhammad. Kita sudah sama-sama maklum, dalam kehidupan ini manusia mempunyai keinginan yang berbeda satu sama lain, keinginan ini berbeda dan lahir karena Allah SWT, membekali masing-masing kita nafsu , Namun perlu dicamkan nafsu bagaimana yang Allah inginkan dan nafsu apa yang ada pada diri kita sekarang? Allah SWT Berfirman dalam Qs: Yusuf ayat 53  • • •        Artinya Sesungguhnya nafsu itu seluruh menyuruh kepada kejahatan, (Illaa maa ra’himaa rabii) kecuali nafsu yang dirahmati Tuhanku.(Allah SWT ) Hadirin yang berbahagia, Dari ayat ini jelaslah bahwa, Allah SWT tidak memberikan nafsu Mutmainnah secara langsung pada diri manusia, karena itu manusia diberikan akal dan dituntun dengan wahyu untuk memperoleh nafsu Mutmainnah, dan bukan nafsu yang Sayyi ah ( lawwmah ), artinya kita perlu mengarahkan nafsu itu sesuai dengan keinginan Allah SWT, bukan keinginan shetan, dan sejenis taghut lainnya. dari sini kita bisa menarik hikmah bahwa nafsu mendorong kepada kejahatan bila mana kita tidak memakai aturan Allah SWT, akibat dari nafsu ini tidak hanya dirasakan bagi orang yang memperturutkanya, akan tetapi juga berimbas bagi orang yang menyadari bagaimana akibat dari nafsu (orang-orang sholeh ), Maka tugas kitalah yang untuk mengendalikannya, caranya dengan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, tapi apakah cukup dengan berkutbah dan ceramah saja kita merealisasikannya, tentu tidak, Nah inilah yang akan kita kupas dalam waktu yang singkat ini. Kaum muslimin yang dirahmati Allah, Sebelum kami mengemukakannya terlebih dahulu kami memamaparkan Ilustrasi dari orang yang tidak mau ikut terlibat dalam Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar” Ibarat sebuah kapal yang bertingkat dua, ketika orang yang berada ditingkat satu ingin mengambil air laut, tentu dia harus ketingkat dua dulu , andaikan saja ia berfikir ,Ah Ngapain saya repot-repot ke atas untuk ngambil air, bukankah cukup saya lobangi saja ini, keinginan saya bisa terwujud”, coba kita fikir andaikan ini tidak kita cegah yang jadi korban bukan hanya orang melobangi, akan tetapi juga orang bagi orang yang ada dalam kapal itu semua juga akan merasakan akibatnya, oleh karena itu sebagai orang yang beriman Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar adalah suatu kewajiban bagi masing-masing kita hal ini dipertegas lagi oleh nabi; من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطع فبلسانه وان لم يستطع فبقلبه وذلك اضعف الايمان Artinya Barang siapa melihat kemungkaran, maka ubahlah \ cegahlah dengan tangan (kekuasaan ), kalau tidak kuat (tidak memiliki) dengan tangan (kekuasaan ), Maka cegahlah dengan lisannya, kalau tidak mampu juga dengan lisan (nasihat ), maka ingkari dengan hati, itu adalah selemah-lemah iman (HR Muslim ) Hadits ini mengandung arti bahwa kita tidak boleh bersifat pasif atau berdiam diri terhadap kemungkaran dan kemaksiatan yang ada didepan mata, hadits ini juga mengajarkan orang yang lebih besar peluangnya untuk membasmi secara besar-besaran kemungkaran pertama sekali ialah para penguasa, kalaupun ada individu itu hanya sebatas membenci baik dengan lisan (dengan memberi nasihat ), maupun dengan hati (tidak ikut terlibat dengan orang berbuat munkar ). Kaum muslimin yang dirahmati Allah swt, dalam al-qur’an Allah menjelaskan juga •   •            Artinya Jagalah oleh kalian siksa Allah yang tidak hanya diberikan kepada orang-orang zhalim saja dari kalian, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah sangat dahsyat siksaan_Nya.(Al-Anfaal :25 ) Juga dalam Qur’an Surat As-Sajdah ayat 21 Allah juga mengingatkan •          Artinya; Dan sesungguhnya kami akan merasakan kepadfa mereka orang yang durhakasebagian dari siksa yang dekat (didunia )sebelum siksa yang maha dahsyat (diakhirat )supaya mereka kembali( kejalan yang benar, dan bertobat) Nabi saw bersabda ما من قوم عملوا بالمعا صي وفيهم من يقدر انينكر عليهم فلم يفعل الا يوشك ان يعمهم الله بعذاب من عنده. (الاحياء : ص 304) Tiada sesuatu kaum yang mengerjakan kemaksiatan sedangkan diantara mereka ada yang mampu mencegahnya \melarangnya, maka tidak akan lama lagi Allah swt akan menurunkan siksaan yang menyeluruh kepada mereka semuanya.( kitab Ihya ‘ulumuddin Juz II Halaman 304 ) Hadirin yang terhormat Firman Allah SWT dan hadits nabi tersebut mengandung makna : 1. Apabila Allah menurunkan azab dan musibah tidak hanya kepada orang berbuat zhalim saja, melainkan menyeluruh. 2. Allah akan menurunkan sebagian kecil dari azab-Nya, agar orang yang berbuat maksiat itu menyadari dan bertaubat kepada Allah SWT. 3. Diturunkan azab oleh Allah swt, apabila banyak perbuatan maksiat yang dibiarkan. Jadi saudara-saudara wajar saja Allah swt bertubi-tubi memberikan azab dan musibah kepada kita, karena kita telah membiarkan berlarut-larut kemaksiatan meraja lela, dan yang amat kita sayangkan adalah pemimpin yang tidak mau tahu dengan kemaksiatan ini. Kami menghimbau terutama sekali untuk diri kami pribadi, kemudian karib kerabat dan handai tolan, Marilah sama-sama kita cegah dan hindari kemaksiatan, Mumpung Allah masih memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri, jangan ada lagi dipikiran kita itukan anak si anu, itukan salah si anu, atau aku segan serta alas an-alasan lain, mudah-mudahan pidato ini bisa merubah pola pikir dan perbuatan kita untuk selanjutnya, kami akhiri Wabillahi taufiq walhidayah wassala mu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh    

0 komentar: