1/09/2011

Ketika Kematian Seseorang Membuat Aku Sadar

                                        karya firdaus bin musa             
                Ketika Kematian Seseorang Membuat Aku Sadar
Selasa Tanggal 02/06/09

Keangkuhan dan keegoisanku membuat aku jadi lupa siapa diriku, dan mau apa aku, bahkan orang yang disekelilingkupun merintih dan kecewa dengan sikapku yang bberubah drastic yang tidak punya nilai kesosialan, berawal dari orang yang begitu mengenalku banyak sedikitnya aku jadi sadar , bahwa kehidupanku yang selama ini aku isi dengan canda gurau akan berakhir dengan sebuah kematian, peregangan nyawa.

Teman pada waktu aku menatap wajahmu yang kaku, aku teringat masa-masa dimana kau dulu orang yang begitu halus budi pekerti, tutur katamu yang terakhir dipertemuan itu mengingatkan aku akan kelembutan oraang tua yangku tinggal dikampung, ia berikan aku suatu hal yang mungkin belum pernah diberikannya pada orang lain selain dirku, yaitu sebuah kat"selamat tinggal dan jalan nak, jangan kamu biarkan waktumu terbuang sia-sia dan jangna kamu perturutkan kemauan orang lain, karena kita hanyalah orang yang tidak ada apa-apanya dibanding orang yang akan kamu temui nanti"
Hatiku ajdi beku, diirngi bulu romaku merinding apakah ini sebuah pertanda kau akan aku tinggalkan untuk selamanya, atau aku yang akan pergi jauh lebih dulu darimu, aku berharap kepergianku adalah sebuah jalan yang terbaik untukm7u dan untukku, sungguhpun aku atau dirimu yang pergi dulu kebaikanmu akan akan ku ukir dan kutambatkan di sukmaku, tidak akan ku hapus mutiara kisah yang pernah kita jalani bersama , wujud itu engaja aku uraikan air mata ini menetes menembus bumi, kelak sebagai saksi kesetian dan pengorbanamu untuk ku, ini juga sebagi alsan bahwa perjumpaan kita selama ini bukanlah perjumpaan yang tidak punya arti, hikmah dan makna, serta bukanlah hal yang sia-sia bagimu dan bagiku, kaulah yang menjadi perantara, hingga terbukanya pintu hijab hidayah allah terhadap diriku.

Kedipan matamu tidak bias lagi ku lihat darimu yang terbaring sambil tersenyum kau, andaikan aku ini bias menebus dosa yang pernah aku lakukan padamu, kematian adalah waktu yang paling kutakutkan, karena aku belum punya persiapan untuk menghadap-Nya, tapi apalah dayaku, kapanpun, siapapun, dan dimanapun kalau dia sudah menetapkan mau tidak mau aku harus menyusulmu, kematioan akan menghampiriku, ia terasa dekat bagiku, dan aku tidak akan mampu menawar dan minta penangguhan dari-nya, kalau ajal sudah tiba saatnya ucapan terakhir hanyalah "selamat tinggal dunia" dan selamat tinggal yang kutinggalkan, tolong kirimkan aku seulas do'a, semoga kita dipertemukan dilain kesempatan

0 komentar: