11/07/2014

RAKYAT INDONESIA MISKIN ATAU DIMISKINKAN? MIKIR...!!!

Oleh : Firdaus Bin Musa

Pasar Raya Padang, itulah tempat yg saya lewati beberapa jam 6 lalu , diantara suara gemerisik pedagang terdengarlah suara lantang yg tak karuan didekat warung penjual mie pangsit, mendengar suara yg lantang namun tak karuan tsb membuat saya penasaran, namun sentak saja saat menoleh kesana, saya melihat orang yg sedang makan mie pada menunduk seolah tak menghiraukan yg sedang bernyanyi, ternyata yg menyanyi itu adalah anak berkebutuhan khusus sambil memetik gitar dengan penuh percaya diri, lagu yg dinyanyikannyapun tak karuan, sama sekali tak terdengar jelas lirik yg ia nyanyikan, apalgi petikan gitarnya, amburadul nampaknya yg diandalkan hanya keberaniannya, sesaat setelah menyaksikan hal tsb sayapun berfikir barangkali ada yg mengendalikan anak tersebut sehingga ia mengemis dengan keadaannya, ia yg tak biasa berkeliaran sebab mentalnya seperti itu, kenapa tiba2 ada dipasar pikirku, ada orang tertentu dibelakangnya, yg jelas ia bukan orang yg berkebutuhan khusus, inilah yg terjadi jika umat islam dihadapkan sistem kapitalisme yg ada dipikiran mereka hanya uang dan uang, tak penting itu harus mengorbankan anak yg cacat mental tsb, barangkali ada yg berkata, kalau memang keadaannya memang miskin lalu harus gimana? kita musti berfikir lagi, rakyat indonesia ini miskin atau dimiskinkan, saya yakin untuk kebutuhan pokok jika memakai sistem yg datang dari islam tidak akan terjadi pengorbanan pada rakyat yg cacat mental seperti itu, ini adalah akibat tidak mau menjadikan islam mengatur seluruh aspek kehidupan, akhirnya semua manusia diperbudak oleh harta, penderitaan demi penderitaan hal yg dianggap derita lo masing2, padahal sebut saja apa pekerjaan yg tidak dilakukan oleh rakyat indonesia dan umat islam khususnya, semua pekerjaan sudah dicecar tapi kenapa mereka menderita juga, karena kesenjangan ini diciptakan oleh sistem kapitalisme, dimana sumber daya alam dan kepemilikan umum lainnya dikuasai oleh sekelompok orang, pendapatan negara terbesar hanylah pajak (pemalakan)

0 komentar: