8/22/2017

Hutang Negara : Hubungan dengan kita.

Oleh : Firdaus Bin Musa


Banyak diantara kita yg tidak memahami, jika negara berhutang tidak berakibat pada kita (mulai rakyat kecil - mahasiswa), jika berhutang tentu harus bayar, bayarnya bisa langsung bisa juga tidak langsung, dengan langsung bayarnya pakai uang, uangnya dari pajak yg dipungut, jika kurang maka dinaikkan pajak kalau tidak ditambah wilayah yg kena pajak, misalnya sekarang menjual nasi goreng dan lontong belum ada pajaknya, besok agar hutang bisa diangsur, yaa diperluas wilayah pendapatan pajak(rencana ini sudah dimulai dengan pembacaan program jokowi beberapa hari yang lalu), pembayaran yg secara tidak langsung, dengan dibolehkan investor yg dipakai uangnya untuk dihutang dibiarkan leluasa menguasai apa saja yg bisa dijadikan ladang uang, sekalipun itu kepemilikan umum yg harusnya dikelola negara dan diserahkan kepada rakyat, tapi musti dikuasai oleh investor dan dimasukkan kekantong pribadi pengusaha, maka wajar negara kerepotan (mengandalkan pajak) untuk anggaran pendapatan belanja negara (APBN), sebab sumber pendapatan selain pajak dikuasai oleh swasta, lebih parah lagi subsidi dicabut sehingga masyarakat makin hidup dalam penderitaan, penderitaan akan terus berlanjut dengan dihadirkannya program yg menguntungkan pihak swasta semacam BPJS, dll. Program ini sebenarnya, program swasta yg dipaksakan untuk mencekik rakyat melalui dilegalkannya oleh penguasa (penguasa menjual tanggung jawabnya), kini fakta2 menyesakkan dada terus saja menimpa kita, bagaimana laut kita yg sudah pada dijadikan daratan (direklamasi) kemudian dijual kepihak yg berkeinginan indonesia siap diserang dari berbagai sisi, kita tentu patut waspada jika pantai yg direklamasi akan dijadikan tempat basis penyerangan (membiarkan narkoba lalu lalang dijual dalam skala jumlah besar), kehadiran investor dalam tatanan undang2 yg carut marut lebih baik dihentikan segera, agar penderitaan tidak makin bertambah.


0 komentar: