2/16/2013

TULISANKU BULAN INI (FEBRUARI 2013)


Terkadang kehidupan terasa seakan sudah senja, disebabkan keadaan yang menimpa, cukuplah tawa dan tangis menjadi saksi atas perjalanan sejarah hidup, biarlah hari yang bertutur dalam tulisan jurnalis, bukan air mata yang bertutur lewat alunan serunai, agar tak tampak begitu mendalam sulitnya ukiran pahat
Bagaimana saya, anda dan kamu akan meraih kesuksesan, jika anda takut dengan resiko yang akan dihadapi, saya ingat betul kata orang bijak "diam ada resikonya, berjuang juga ada resikonya, namun sebaik2 resiko adalah orang berjuang dalam menghadapi resiko, sehingga ia sukses dari diam yang membuat dia bungkam"
Karanglah riwayat hidup kita dari sekarang, karena bisa jadi kita menjadi orang yang beruntung dimasa depan, jangan biarkan kesuksesan anda tidak diketahui rahasianya, karena rahasia sukses yang bisa dibaca orang merupakan harta berharga yang menjadi ladang pahala yang mengalir setelah kita tiada, tentu kita tidak berharap menjadi celaan setelah kita tiada, karena tulisan primer tentang kita jauh lebih diterima oleh orang ketimbang cerita dari orang keorang, begitulah guruku mengatakan
Adilah sahabat dengan siapa saja, karena itu islam mengajarkan " Allah tak kan melihat hambanya diakhirat kelak yang memutuskan silaturrahmi" karena kita tidak tahu dari tangan siapa kita akan sukses, ingat teori mengatakan kita zoon politicon (makhluk sosial, satu sama lain saling membutuhkan), di sisi-Nya merendahkan dan mencerca seekor makhluk-Nya, sama dengan mencerca penciptnya, jangankan makhluk, hari saja tidak boleh dicerca, misal dengan ungkapan " hari sial", begitulah guruku mengingatkan dahulu disuatu kesempatan
Benarlah apa yang dikatakan guruku, orang yg menguasai banyak ilmu, tapi salah cara menyampaikannya ilmu tersebut, berarti ia telah gagal ditingkat awal, jika yg menyampaikan dianggap tidak ada saja oleh orang yg menerima ilmu berarti ia telah gagal pada tingkat dua, apalagi kalau terjadi lain kecek awak lain pulo nan inyo karajoan (oleh yg menerima ilmu) itu lebih gagal lagi, kalau ibarat penyakit sudah stadium empat, tapi ada kabar baik bagi yg telah berbuat, ia tetap dapat pahala selama ia ikhlas, sebab Allah hanya melihat keterlibatan kita dalam proses menuju perbaikan, sedang Allahlah yang menentukan akan menjadi baik atau tidaknya orang lain, klolah nabi muhammad mampu membuat pamannya menjadi baik, tentulah ia akan menjadikan pamannya menjadi orang beriman, sekali lagi Allah hanya melihat ke ikut sertaan kita dalam proses perbaikan, tidak dituntut orang yg ingin kita perbaiki harus sukses, singkat cerita yg penting usahanya, dengan niat baik, dan tujuan baik, begituah guruku menceritakan saat aku duduk dengannya

0 komentar: