Ada lagi di fakta lain yang saya temui, pertama-tama Saya tidak bisa menilai sudut mana yang musti saya salahkan, hanya saja saya menyimpulkan ini sebuah asumsi keliru saya, anggaplah begitu untuk menghukumi tulisan saya ini, tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar bahwasanya di mesjid-mesjid yang memiliki jamaah banyak akan mencari imam dan ustadz yang dianggap bagus suaranya dan mantap bacaannya, namun bagaimana jadinya jika tolak ukur itu tidak hanya sebatas itu, namun singkat baca ayat se usai Al-Fatihah, saking singkatnya hanya dua helaan nafas (satu ayat dari surat Al-Baqarah). Kita tentu bertanya-tanya ini sholat atau hanya sekedar memenuhi kemauan jamaah atau pengurus?
7/06/2015
“TARWIH ITU ARTINYA SANTAI TAPI FAKTA BICARA LAIN”
Oleh : Firdaus Bin Musa
Banyak hal yang telah saya temui ditengah muslim yang sholat Tarwih,
baik dilapangan maupun di dunia maya, mulai dari peristiwa lucu maupun
memiriskan, namun saya lebih suka menyebutnya “Penghinaan” Dua hari
memasuki bulan Ramadhan 1436 H ada di beranda facebook teman video heboh
yang judul videonya “ Sholat tercepat di dunia” ternyata sholat
tersebut adalah sholat sunat tarawih, karena video tersebut di beranda
teman, sengaja saya posting ulang (dibagi) niat awal saya bukan untuk
memburuk-burukkan kaum muslimin yang ada dalam rekaman tersebut, tapi
sekedar meneliti apakah video ini asli tidak, bisa jadi videonya editan.
Jadi saya posting ulang untuk memastikan dengan mendengarkan suara dari
bacaan imam itu bersih atau jelas bacaannya, kebetulan saya belum bisa
menontonnya lantaran quota untuk menonton tidak ada saat itu, saya
penasaran bisa jadi saat rekaman sholatnya normal namun karena keahlian
editor video dinaikkan speed videonya, akhirnya tampaklah hasil videonya
cepat.
Setahu saya, yang mengetahui banyak sedikitnya dalam hal
edit video, Bukan hal yang tidak mungkin gerakan yang pada awalnya slow
bisa dipercepat sesuai selera editor, baik gerakan mundur maupun maju,
hal ini bisa dideteksi dari suara yang terekam, biasanya suaranya tidak
bagus kualitasnya, walau dilapangan saya pernah menemui imam bacaan
sholat tarwihnya cepat namun tidak secepat dalam video yang saya tonton
tersebut.
Cara mengetahui video tersebut asli atau tidak bisa
dilihat dari alat rekaman yang dipakai, jika kameranya canggih, maka
kamera bisa bermain disana untuk menjadikan objek yang tadinya lambat
bisa bergerak cepat, namun kamera ini biasanya untuk syuting liputan
yang agak wah, seperti film.
Ada lagi di fakta lain yang saya temui, pertama-tama Saya tidak bisa menilai sudut mana yang musti saya salahkan, hanya saja saya menyimpulkan ini sebuah asumsi keliru saya, anggaplah begitu untuk menghukumi tulisan saya ini, tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar bahwasanya di mesjid-mesjid yang memiliki jamaah banyak akan mencari imam dan ustadz yang dianggap bagus suaranya dan mantap bacaannya, namun bagaimana jadinya jika tolak ukur itu tidak hanya sebatas itu, namun singkat baca ayat se usai Al-Fatihah, saking singkatnya hanya dua helaan nafas (satu ayat dari surat Al-Baqarah). Kita tentu bertanya-tanya ini sholat atau hanya sekedar memenuhi kemauan jamaah atau pengurus?
Ada lagi di fakta lain yang saya temui, pertama-tama Saya tidak bisa menilai sudut mana yang musti saya salahkan, hanya saja saya menyimpulkan ini sebuah asumsi keliru saya, anggaplah begitu untuk menghukumi tulisan saya ini, tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar bahwasanya di mesjid-mesjid yang memiliki jamaah banyak akan mencari imam dan ustadz yang dianggap bagus suaranya dan mantap bacaannya, namun bagaimana jadinya jika tolak ukur itu tidak hanya sebatas itu, namun singkat baca ayat se usai Al-Fatihah, saking singkatnya hanya dua helaan nafas (satu ayat dari surat Al-Baqarah). Kita tentu bertanya-tanya ini sholat atau hanya sekedar memenuhi kemauan jamaah atau pengurus?
Imam yang seperti ini mau menerima kontrak
ini tentu punya alasan tersendiri, setidaknya pertama agar jamaah
senantiasa mau mengikuti ibadah sunnah terwih, sholat sunnah tarawih
yang jumlahnya minimal 8 rakaat ditambah 3 witir, jika pelaksaannya
cepat tentu lebih diminati masyarakat ketimbang yang jumlahnya 8 rakaat
tapi imamnya lambat baca ayat, sekalipun suaranya tidak terlalu bagus
maka tepat kiranya alasan ini saya masukkan. kedua, alasan lain adalah
agar imam yang seperti ini dicari pengurus mesjid atau sering ditunjuk
jamaah untuk dikontrak, artinya jika cepat dan bagus bacaannya, pendek
pula baca ayatnya, pengurus tentu akan berlomba-lomba mengontraknya,
sebab ini salah satu langkah untuk menghadirkan jamaah tetap bertahan
mengikuti sholat tarawih, yang pada akhirnya infakpun akan
berlipat-lipat diperoleh, imam yang dikontrakpun akan diuntungikan
secara materi.
Sekali lagi saya tidak bisa menghukumi siapapun,
saya hanya mencoba mengetengahkan fakta dengan maksud, meluruskan niat
dari siapapun yang terlibat dari ketidak sempurnaan sholat Tarwih di
sisi Allah, Jika imam niatnya mau dikontrak asal mau mengikuti maunya
jamaah tentu ini tidak baik di sisi Allah, karena lebih memilih maunya
manusia ketimbang makin berusaha menjadi hamba yang Allah cintai “
Sebaik2 manusia di sisi Allah, orang membaca Al-Qur’an dan yang
mengajarkannya “ Hadits ini mengisyaratkan semakin panjang ayat yang
kita baca, semakin Allah senang akan Hambanya, semakin bisa kita melatih
orang untuk lebih lama mendengarkan ayat Al-Qur’an, Maka semakin besar
pahalanya di sisi Allah.
Ada yang komentar, bukankah lebih baik
jamaah banyak dari pada sedikit, jika kita melihat dari satu sisi iya,
tapi bagaimana jadinya jamaah banyak namun hatinya tidak terpaut
sedikitpun agar merasa nyaman berada di mesjid untuk beribadaah, hal ini
bisa kita lihat dari tahun ketahun, mereka datang kemesjid hanya
sekedar ikut-ikutan, Jika kita merujuk Nabi Muhammad bukankah beliau
begitu panjang baca ayat saat sholat, Mudah-mudahan secuil tulisan ini
bisa merubah sudut pandang kita agar tidak menyesuaikan maunya manusia
dalam pengamalan ajaran islam sehingga menjadikan ajaran islam
terciderai, Wassalam.
Diposting oleh FIRDAUS BIN MUSA di 09.26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar