Terkadang
kehidupan terasa seakan sudah senja, disebabkan keadaan yang menimpa, cukuplah
tawa dan tangis menjadi saksi atas perjalanan sejarah hidup, biarlah hari yang
bertutur dalam tulisan jurnalis, bukan air mata yang bertutur lewat alunan
serunai, agar tak tampak begitu mendalam sulitnya ukiran pahat
Bagaimana saya, anda dan kamu akan meraih
kesuksesan, jika anda takut dengan resiko yang akan dihadapi, saya ingat betul
kata orang bijak "diam ada resikonya, berjuang juga ada resikonya, namun
sebaik2 resiko adalah orang berjuang dalam menghadapi resiko, sehingga ia
sukses dari diam yang membuat dia bungkam"
Karanglah riwayat hidup kita dari sekarang,
karena bisa jadi kita menjadi orang yang beruntung dimasa depan, jangan biarkan
kesuksesan anda tidak diketahui rahasianya, karena rahasia sukses yang bisa
dibaca orang merupakan harta berharga yang menjadi ladang pahala yang mengalir
setelah kita tiada, tentu kita tidak berharap menjadi celaan setelah kita
tiada, karena tulisan primer tentang kita jauh lebih diterima oleh orang
ketimbang cerita dari orang keorang, begitulah guruku mengatakan
Adilah sahabat dengan siapa saja, karena itu
islam mengajarkan " Allah tak kan melihat hambanya diakhirat kelak yang
memutuskan silaturrahmi" karena kita tidak tahu dari tangan siapa kita
akan sukses, ingat teori mengatakan kita zoon politicon (makhluk sosial, satu
sama lain saling membutuhkan), di sisi-Nya merendahkan dan mencerca seekor
makhluk-Nya, sama dengan mencerca penciptnya, jangankan makhluk, hari saja
tidak boleh dicerca, misal dengan ungkapan " hari sial", begitulah
guruku mengingatkan dahulu disuatu kesempatan
Benarlah apa yang dikatakan guruku, orang yg
menguasai banyak ilmu, tapi salah cara menyampaikannya ilmu tersebut, berarti
ia telah gagal ditingkat awal, jika yg menyampaikan dianggap tidak ada saja
oleh orang yg menerima ilmu berarti ia telah gagal pada tingkat dua, apalagi
kalau terjadi lain kecek awak lain pulo nan inyo karajoan (oleh yg menerima ilmu)
itu lebih gagal lagi, kalau ibarat penyakit sudah stadium empat, tapi ada kabar
baik bagi yg telah berbuat, ia tetap dapat pahala selama ia ikhlas, sebab Allah
hanya melihat keterlibatan kita dalam proses menuju perbaikan, sedang Allahlah
yang menentukan akan menjadi baik atau tidaknya orang lain, klolah nabi
muhammad mampu membuat pamannya menjadi baik, tentulah ia akan menjadikan
pamannya menjadi orang beriman, sekali lagi Allah hanya melihat ke ikut sertaan
kita dalam proses perbaikan, tidak dituntut orang yg ingin kita perbaiki harus
sukses, singkat cerita yg penting usahanya, dengan niat baik, dan tujuan baik,
begituah guruku menceritakan saat aku duduk dengannya
0 komentar:
Posting Komentar