2/16/2013
TARIK ULUR PEMBATASAN BBM
Oleh : Firdaus Bin Musa
Lagi-lagi orang suruhan presiden SBY antek pemilik modal amerika
jadi pembicara dalam dialog pagi di metro TV (selasa 24/04/2012), membahas
tentang tarik ulur pembatasan BBM, terus terang kesal bercampur kutukan
menjelma dihati, karena mereka yang katanya ahli perminyakan (qurthubi) dan (rudi
rubiandini) staf ahli mentri ESDM, telah ikut mengkampanyekan bahwa menaikkan BBM
lebih baik ketimbang pembatasan BBM, lagi-lagi ini sesuatu pembodohan diatas
pembodohan, karena kenaikan migas ini yang di untungkan adalah asing yang telah
menguasai lebih dari 84% sumber perminyakan yang ada di Indonesia, sungguh
mereka pengkhianat rakyat atau memang mereka karena tidak mengerti dengan
hukuman allah, atau malah pura2 tidak mengerti, ya allah berikanlah petunjuk
mereka, sungguh engkau maha pemberi petunjuk.
Mereka beralasan bahwa kenaikan BBM dalam rangka menghidupkan enegy
alternative lain (gas), ini alasan yang dibuat-buat untuk membodohi rakyat
Indonesia, bagi yang punya kesadaran politik tinggi (politik ‘ala islam) ia
akan menilai bahwa sesungguhnya kenaikan BBM yang di untungkan adalah asing,
sebab pemilik terbesar dari minyak dan gas adalah asing, chevron 44 %, shell % sedang pertamina yang akan menjadi perseroan
terbataspun hanya 16%, tahukah anda apa yang dimaksud perseroan terbatas,
swastapun boleh memasukkan sahamnya dalam pertamina, yang notabennya milik
Negara,lagi2 ini dalam rangka membuat Negara makin terkoyak.
Ketahuilah wahai pemilik mobil diatas 1500 cc, dalam pandangan Islam
minyak bumi dan gas adalah milik ummat, kaya miskin boleh menikmati
serendah-rendahnya biaya beli bahan bakar minyak, tidak ada istilahnya subsidi
hanya untuk rakyat miskin, sebab minyak dan gas milik umum, jadi jika ingin
milik umum tetap dirasakan oleh semua kalangan, maka ikutilah syari’ah allah,
jangan yang lain (kapitalisme dengan anaknya demokrasi sekulerisme), sebab ini
azas yang tidak masuk akal,
Diposting oleh FIRDAUS BIN MUSA di 19.30
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar