3/19/2016
DALAM SISTEM KAPITALIS RAKYAT KECILPUN JADI BUAS
Oleh : Firdaus Bin Musa
Pasar
Raya Padang, itulah tempat yg saya lewati beberapa jam 6 lalu , diantara suara
gemerisik pedagang terdengarlah suara lantang yg tak karuan didekat warung
penjual mie pangsit, mendengar suara yg lantang namun tak karuan tsb membuat
saya penasaran, namun sentak saja saat menoleh kesana, saya melihat orang yg
sedang makan mie pada menunduk seolah tak menghiraukan yg sedang bernyanyi,
ternyata yg menyanyi itu adalah anak berkebutuhan khusus sambil memetik gitar dengan penuh percaya diri,
lagu yg dinyanyikannyapun tak karuan, sama sekali tak terdengar jelas lirik yg
ia nyanyikan, apalgi petikan gitarnya, amburadul nampaknya yg diandalkan hanya
keberaniannya, sesaat setelah menyaksikan hal tsb sayapun berfikir barangkali
ada yg mengendalikan anak tersebut sehingga ia mengemis dengan keadaannya.
Ia
yg tak biasa berkeliaran sebab mentalnya seperti itu, kenapa tiba2 ada dipasar
pikirku, ada orang tertentu dibelakangnya, yg jelas ia bukan orang yg
berkebutuhan khusus, inilah yg terjadi jika umat islam dihadapkan sistem
kapitalisme yg ada dipikiran mereka hanya uang dan uang, tak penting itu harus
mengorbankan anak yg cacat mental tsb, barangkali ada yg berkata, kalau memang
keadaannya memang miskin lalu harus gimana? kita musti berfikir lagi, rakyat
indonesia ini miskin atau dimiskinkan, saya yakin untuk kebutuhan pokok jika
memakai sistem yg datang dari islam tidak akan terjadi pengorbanan pada rakyat
yg cacat mental seperti itu, ini adalah akibat tidak mau menjadikan islam
mengatur seluruh aspek kehidupan, akhirnya semua manusia diperbudak oleh harta,
penderitaan demi penderitaan hal yg dianggap derita lo masing2, padahal sebut
saja apa pekerjaan yg tidak dilakukan oleh rakyat indonesia dan umat islam
khususnya, semua pekerjaan sudah dicecar tapi kenapa mereka menderita juga,
karena kesenjangan ini diciptakan oleh sistem kapitalisme, dimana sumber daya
alam dan kepemilikan umum lainnya dikuasai oleh sekelompok orang, pendapatan negara
terbesar hanyalah pajak (pemalakan), Padahal jika kebutuhan pokok dipwnuhi
negara seperti dalam sistem khilafah, maka rakyat hanya mencari kebutuhan
tambahan, namun kini fakta bicara lain, kebutuhan pokok rakyat juga mana
mungkin mendapatkan tambahan.
“KITA DIMISKINKAN ATAU MEMANGMISKIN?”
Oleh
:Yuang Patuih
Ketahuilah bahwa, bila mana kebutuhan
umum dipenuhi negara seperti kesehatan, pendidikan, tempat bekerja (dengan
diberikan tanah untuk usaha) dll (yg sifatnya umum),tentu tidak repot lagi
orang miskin mencari kebutuhan primernya seperti pakaian, makanan, dll, ini kebutuhan
primer musti dipenuhi, kebutuhan yang seharusnya ditanggung pemerintah musti ia
peroleh juga untuk disetor kepihak swasta (BPJS), walaupun dianggap ini program
jaminan pemerintah, padahal ini 100% penipuan, sebab rakyat sendiri yg biayai
dirinya dengan iuran wajib dengan sejumlah uang tertentu (tergantung premi
berapa yg dipilih saat mendaftar), Kita Miskin karena pemalas? Ayo sebut saja
apa pekerjaan yg tidak dilakukan oleh rakyat indonesia dan umat islam
khususnya, semua pekerjaan sudah dicecar tapi kenapa mereka menderita juga,
karena kesenjangan ini diciptakan oleh sistem kapitalisme, dimana sumber daya
alam dan kepemilikan umum lainnya dikuasai oleh sekelompok orang.
Padahal jika SDA ini dikuasai sepenuhnya
oleh pemerintah (sedang asing hanya
sebagai pekerja yg gajinya sesuai ahlinya bukan pemilik sah SDA), tentu ini
akan berefek kebutuhan umum akan lancar,
kini pendapatan negara terbesar hanyalah pajak (pemalakan), ada pula yang
bilang pendidikan rakyat Indonesia rendah, rendahnya karena pemerintah memakai
sistem sekuler yg berbuah pada pendapatan yg sedikit untuk negara, inilah kenapa saya menyebutkan kita
dimiskinkan, Lantaran tanggung jawab pemerintah pada dasarnya juga rakyat
sendiri yang memikulnya, kecuali masalah administratif (surat menyurat). Bukankah
hari ini ada yang gratis? Coba jawab Apa hari ini yang tidak bayar? Uang Masuk Sekolah?
Sekolah mana yg tidak bayar? Biaya masuk sekolah disini dan disitu, bukankah
pendidikan itu punya komponen2 tidak hanya sekedar uang masuk dan tempat
sekolah saja yang mereka butuhkan, tapi juga sarana lain seperti baju, sepatu,
buku dll.
Dalam sistem khilafah jangankan warga
khilafah warga negara lainpun digratiskan pendidikannya dengan syarat negara
asalnya mempunyai perjanjian dengan negara khilafah, misal tidak boleh memungut
devisa masuk dan keluar barang import, tidak membawa ide2 rusak ke negeri
khilafah yang apabila disebarkan akan merusak aqidah seperti sekulerisme,
liberalisme dan sosialisme dll
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
04.31
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar