3/19/2016
SEKILAS BIOGRAFI FIRDAUS BIN MUSA
Daus ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara dibawahnya masih ada seorang adik laki-laki namanya safar, kakak yang lain bernama marlis, ramadhan, samsidar dan yang paling tua hasan basri, namun anehnya panggilannya buyuang, barang karena anak kesayangan maka panggilannya buyuang, biasanya panggilan buyuang untuk anak laki-laki yang disayang pada masa itu, kebiasaan daus pulang sekolah adalah sering tidak ingat PR untuk besoknya, padahal gurunya hampir tiap hari memberikan PR dan wajarlah hampir tiap hari ia berdiri didepan kelas sambil mengangkat kaki sebelah seperti itik tidur sambil berdiri, tapi anehnya ia tidak pernah jera, karena teman yang lain juga banyak yang tidak buat PR, waktu memang singkat kini diapun telah kelas empat SD, kelas empat SD dia sudah mulai tahu diri, setidaknya itu dibuktikan ketika orang tuanya sakit-sakitan, kakaknya tidak ada yang dirumah uang jajan jarang dikasih, padahal sebelumnya tiap hari dia selalu dikasih uang jajan seratus rupiah perhari, kalaupun lebih Cuma pada hari jum’at kira-kira lima ratus rupiah, tidak jarang juga sering dikasih temannya jajan ya maklum anak petani miskin yang kini orang tuanya sakit-sakitan.
Apa yang yang selama ini tidak terbayangkan hadir didepan matanya “kakak kelas yang dulu pernah mengambil jagungnya bertemu dengannya dikelas lima, rupanya kakak kelas tersebut tinggal kelas , ia dihantui rasa takut, karena semua teman-temannya tahu dialah anak yang suka berbuat semena-mena terhadap teman yang lain, rupanya apa yang ia takutkan terjadi juga selama dengan kakak kelasnya tersebut ia selalu dibawah tekanan , disuruh sana, disuruh kesini salah satu perintahnya adalah mengambil duri bunga Ros, lalu langsung diletakkan di kursi perempuan, kalau tidak diikuti diancam apa boleh buat iapun melakukannya, tidak beberapa lama setelah teman-teman masuk kelas ada diantara mereka tidak melihat ketempat duduknya termasuk perempuan akhirnnya apa yang terjadi , tadinya masuk kelas hati gembira bertukar menjadi tangis .
[1] Nama negeri tempat kakak tertua firdaus berada, dan berkeluarga
disana
[2] Tempat orang mengadakan suluak atau tariqat, tepatnya didepan
sekolah madrasah tarbiah islamiyyah surian dekat dari mesjid raya pasar surian
dan biasanya tempat wudhu'nya itu diminum airnya dari tujuh pencuran, menurut
keterangan sebagai obat
[3] Sebutan terhadap orang yang paham tentang hukum islam
[4] Kitab bahasa arab yang berwarna kuning tidak berbaris
[5] Pada zamannya kepala sekolah itu bernama Surya Muliarwan
[6] Ditulis pada hari kamis tanggal 21/01/2010M, tepatnya 5 safar 1431
H
[7] Aia malanca tempatnya didaerah ladang padi ada batu besar yang panjangnya sekitar lima belas meter ditengah
batu itu persis seperti dipahat mengalir air, kita bisa meluncur dari
ketinggian
[8] Tambahan Sedangkan sudah digaji oleh pemerintah saja guru pada
banyak malas masuk mengajar apalagi
tidak digaji pemerintah, dapat dimaklumi sajalah, tidak tahu entah bagaimana
hasil gajinya itu akan dimakan anak istri
[9] So istilah untuk mencemooh dalam bahasa minang, kalau diartikan
dalam bahasa indonesia tumben, biasanya tidak sekarang kok …
[10] Kami disitu saya firdaus dan mario efendi yang tinggalnya dikayu
manang, dia datang ke kos saya, tiap belajar kelompok dia terus membawa buah
jambu biji, dirumahnya banyak buah jambu biji
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
08.10
0
komentar
SISTEM KAPITALISME, MENJADIKAN PEMERINTAHPUN RAKUS
Ada yg menarik yang disampaikan
pengurus mesjid saat sholat jum’at di mesjid pasar raya padang tadi siang,
dalam penyampaian tersebut pengurus mengutarakan maksud akan menjual mobil
jenazah lama, karena sudah ada mobil jenazah baru, nanti uang mobil yg dijual
tersebut akan di ambil sebagian untuk keuangan kongsi kematian, sebab sekarang
baru terkumpul 12 juta, jika ditambah
dengan uang hasil penjualan mobil tsb, pengurus berencana akan membeli tanah
pandam pekuburan.
Komentar : saya jadi teringat
tulisan koran padeks beberapa bulan yg lalu, dimana jika ditunggul hitam
(tempat khusus pemakaman dikota padang, bagian padang utara) tidak dibayar
restribusi pemakaman maka pemerintah akan membongkar kuburan tersebut,
beginilah jika hidup di sistem kapitalisme yang beranak demokrasi, semuanya
jadi lahan bisnis, pandam kuburan saja jadi lahan bisnis, kreatif memang dalam
mencari uang, saking kreatifnya semua fasilitas untuk rakyat harus jadi uang
masuak, padahal dalam sistem pemerintahan islam tidak demikian, bagaimana
rakyat mendapatkan seringan2nya biaya, dan pengambilan pendapatan dari milik
umum yg dipakai rakyat, cukup hanya membantu uang produksi saja, itupun klo
tidak mencukupi dari sumber daya alam yg ada saat produksi, baru di pungut,
namun jika mencukupi rakyat akan digratiskan dari segala hal (jika kepemilikan
itu, kepemilikan umum)
ada lagi yg mencolok jika parkir motor di tepi pantai harus
bayar, katanya sih uang keamanan, namun jika hilang yg parkirnya gak tanggung
jawab, hebatnya lagi ketika selesai main2 di pantai, tukang parkirnya sibuk
menunggu pendatang baru, tidak mau tahu motor yg yg kejepit,
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
08.02
0
komentar
"KEJUJURAN " BERAT MEMANG TAPI ITU AJARAN ISLAM
Oleh : Firdaus Bin Musa
Awalnya
0000 menanyakan ke Mereka " Peserta Wirid Remaja ", lebih Kurang
Bahasanya Begini, Apa sih Akibat dan Manfaat Kejujuran, Coba Bayangkan jika ada
teman yg berjanji atau membuat kesepakatan lalu dia Ingkari / Dustai? Apa
Akibatnya? ada yg jawab 1 ) Akan Kecewa, 2) TidaK akan dipercayai Lagi, 3)
Dikucilkan dalam pergaulan, dll, Maka Hal yg sama akan kita dapati jika kita
tidak menanamkan kejujuran, Kejujuran adalah Fitrah manusia yg tidak bisa
dicabut / dihilangkan dari fitrah manusia, manusia manapun ia membutuhkan
kejujuran, Allah itu tahu mana yg baik dan dibutuhkan buat hambanya, maka dalam
islam ada perintah jujur itu, Berarti Jujur Itu Ajaran Islam, Walaupun Sebelum
Islam datang Sifat Jujur juga telah ada, Namun perlu di ingat Bukan Bararti
Islam itu mencontek atau meniru Ajaran Agama terdahulu, Sebab kalau ada
kebiasaan ajaran agama terdahulu bertentangan dengan ajaran islam, Islam tidak
memakainya malah menentang, Jadi Ajaran Islam ya ajaran Islam yg datang dari
Perintah Sang Khaaliq (Pencipta Allah SWT) yg dibawa oleh malaikat Jibril dan
diajarkan pula kepada Nabi Muhammad SAW, kembali kepada kejujuran, Kenapa
manusia perlu jujur, Biar manusia hidup dalam keharmonisan. Namun Apakah kita
jujur karena akibat tadi (yang telah disebutkan diatas ), Itu baru JUJUR jika
kita lihat dari kebutuhan manusia, sebagai muslim kita tidak boleh melihat
semata-mata perlu jujur karena ada akibat diatas, takut tidak dapat
kepercayaan, khawatir dikucilkan dari pergaulan, Takut tidak dapat perhatian /
Kepercayaan dari BOS, dll. Lalu apa yg membuat kita perlu jujur, KARENA JUJUR
ITU PERINTAH ALLAH / Ajaran Islam, Kalau Jujur hanya sebatas ketakutan
kehilangan Dunia, Kita tidak memperoleh pahala dari Allah, Namun jika kita jujur lantaran kita meyakini
ini adalah perintah Allah, Maka tatkala kita jujur kita tidak peduli orang
memuji dan mencela kita, sebab adakalanya saat kita jujur terkadang malah
dikucilkan teman, tatkala kita jujur malah ada kawan yg kecewa, Sebab tatkala
kita jujur terkadang ada bos yg tidak senang, JADI Sebagai muslim kebaikan yg
kita pakai dan pertahankan bukan karena takut AKIBATnya SEMATA, dalam
kesempatan tersebut 0000 juga menyajikan materi Marah, Inti dari semua materi
yg 0000 sampaikan Bagaimana Marah,
Benci, dan Fitrah apapun yg tidak bisa hilang / dicabut pada manusia semuanya
karena ALLAH, Jika prinsip ini sudah kita pegang, Lalu apa sikap kita sebagai
muslim, Yaitu menempatkan Marah, Benci, dll
Sesuai Perintah Allah, Untuk tidak mengurangi Pengetahuan KITA Tentang
ajaran islam khususnya tentang kejujuran sengaja tidak saya tampilkan dalilnya,
Biar makin Semangat kita menggali Sumber Rujukan Ajaran Islam (Al-Qur'an dan
Hadits ), Sebab Bisa jadi saat anda mencari dalilnya ada Ajaran Islam lain yg
bisa anda peroleh. Wassalam, Nabi Pernah Marah, Sahabat Pernah Marah, Marah
nabi dan sahabat itu tabiat sebagai manusia, Namun Nabi dan Sahabat Beliau
marah dan benci tertata sesuai dengan syari'ah.
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
07.56
0
komentar
BURUNG KIAI MATI, LALU BELIAU MENANGISI
Alkisah di
sebuah pesantren, Seorang Ustadz memiliki burung
sejenis Beo yang terlatih untuk berdzikir seperti: Assalamu'alaikum,
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan lainnya, Suatu hari, pintu
kurungan terbuka & burung itu terbang bebas. Sontak para santri mengejar
burung milik guru mereka, sementara si burung terbang tidak terkontrol dan
tertabrak kendaraan yang melintas dengan kencang hingga terkapar sekarat lalu
meninggal
Sang Ustadz terlihat
berbeda usai burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya. Para
santri yang melihatnya pun mengira Ustadz nya bersedih karena burungnya mati,
mereka berkata:
"Ustadz,
jika hanya burung yang membuat ustadz sedih, kami sanggup menggantinya dengan
yang bisa berdzikir juga. Tak perlu ustadz bermurung hingga sedemikian lamanya!" Sang Ustadz menjawab: "Aku bukan bersedih karena burung itu." Para Santri:
"Lantas kenapa ustadz?" Sang Ustadz: " Burung itu Sudah terlatih
berdzikir sedemikian rupa, namun saat maut menjemput, hanya perih yang terasa. Padahal burung itu tidak diganggu setan saat sakaratul maut, sedangkan
manusia diganggu setan saat sakaratul maut. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan kita mati, khusnul khotimah ataukah
su'ul khotimah?"Para Santri pun terdiam dan membenarkan Sang Ustadz, dan mereka pun ikut murung memikirkan hal yang
serupa dengan Ustadz-nya
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
07.53
0
komentar
Alkisah di
sebuah pesantren, Seorang Ustadz memiliki burung
sejenis Beo yang terlatih untuk berdzikir seperti: Assalamu'alaikum,
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan lainnya, Suatu hari, pintu
kurungan terbuka & burung itu terbang bebas. Sontak para santri mengejar
burung milik guru mereka, sementara si burung terbang tidak terkontrol dan
tertabrak kendaraan yang melintas dengan kencang hingga terkapar sekarat lalu
meninggal
Sang Ustadz terlihat
berbeda usai burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya. Para
santri yang melihatnya pun mengira Ustadz nya bersedih karena burungnya mati,
mereka berkata:
"Ustadz,
jika hanya burung yang membuat ustadz sedih, kami sanggup menggantinya dengan
yang bisa berdzikir juga. Tak perlu ustadz bermurung hingga sedemikian lamanya!" Sang Ustadz menjawab: "Aku bukan bersedih karena burung itu." Para Santri:
"Lantas kenapa ustadz?" Sang Ustadz: " Burung itu Sudah terlatih
berdzikir sedemikian rupa, namun saat maut menjemput, hanya perih yang terasa. Padahal burung itu tidak diganggu setan saat sakaratul maut, sedangkan
manusia diganggu setan saat sakaratul maut. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan kita mati, khusnul khotimah ataukah
su'ul khotimah?"Para Santri pun terdiam dan membenarkan Sang Ustadz, dan mereka pun ikut murung memikirkan hal yang
serupa dengan Ustadz-nya
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
07.52
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)