Oleh Firdaus Bin Musa
2/09/2015
"Hayalan Sutradara Film Barat dan India" VS Iman Umat islam
Oleh Firdaus Bin Musa
Bicara sutradara, adalah orang
dibelakang layar dalam pembuatan film, namun saya lebih mengarahkan ia
sekaligus penulis skenario, walau terkadang penulis skenario terpisah dengan
sutradara, Melawan dengan Iman Umat Islam. Ya kira2 itulah kupasan yg bisa saya
angkat semampu saya, kebetulan saya termasuk orang yg sedikit kritis dalam
tontonan baik dalam skenario maupun dalam melihat shot pershot film, dimana
kamera yg bocor dan mana yg imajinatif (memakai after effek), itupun tidak
begitu banyak. Akhir2 ini banyak film Barat dan Film India yg membawa misi2 yg
agak jelas dan terang benderang.
Film barat mengandalkan teknologi sedang
india mengandalkan Kepercayaan Umat Hindu dalam film yg ditayangkan, namun
keduanya sama2 menggiring umat islam pada ketidak yakinan pada Allah sebagai
Pencipta, saya teringat akan film ROBOCOP (Film Barat) dimana film lebih menonjolkan
peran robot dalam perang, sebab sering kali tentara amerika kalah dalam perang
akhirnya timbul ide untuk menjadikan robot sebagai tentara perang, ternyata
setelah diciptakan robot, rupanya robot ini tidak bisa membedakan mana yg patut
ditembak dan mana yg tidak boleh ditembak, hal itu membuat masyarakat menolak
menjadikan robot sebagai tentara.
lalu ada ide bagaimana manusia dijadikan
robot, di pilihlah tentara2 yg sudah cacat lalu dimasukkan dalam pakaian besi,
jika dipreteli satu persatu hanya kepala dan usus2 manusia saja yg ada dalam
pakaian besi tersebut, makanan manusia tsbpun hanya cairan yg disuntikkan
melalui kepalanya, secara tidak langsung penonton diajak meyakini bahwa manusia
tanpa badan bisa hidup, yg penting ada kepala dan organ yg di dalam perut,
apakah benar cara berfikir demikian? tapi ada pelajaran menarik dari film ini,
karena ini manusia yg mengendalikan besi tsb ia masih punya perasaan
sebagaimana normalnya manusia, saat ia ingin menemui anak dan istrinya ia tidak
bisa lagi sebab ia bukan lagi manusia.
Sekarang
kita tengok lagi khayalan sutradara film india yg menganggap dewanya menikah,
punya istri dan anak dan setiap benda bumi ada dewanya anehnya lagi ada dewa
baik dan dewa jahat, namun tidak jauh berbeda dengan karya indonesia yg
ditonjolkan disana adalah percintaan, masa iya tuhan jatuh cinta, jatuh cinta
sebagaimana manusia dan ada lagi film india yg itu amat aneh dan sangat tidak
masuk akal, yg mana film ini berkisah tentang hantu yg ikut mencalonkan diri
sebagai presiden, kebetulan ia bisa dilihat oleh anak kecil namun suaranya bisa
di dengar oleh manusia manapun, pemain film tersebut amitabchan sebagai hantu
saat dia di usir dari geng hantu lalu ia rekarnasi kebumi, untuk menghindari ia
jadi bahan tertawaan teman hantunya ia musti membuktikan bahwa ia ditakuti oleh
manusia.
Jika
hantu tidak ditakuti manusia maka ia akan jadi bahan tertawaan, akhirnya singkat
cerita bertemulah dengan anak miskin, hal utama yg ia lakukan menakutinya
ternyata tidak bisa, lalu kawannya anak kecil tsb akhirnya bisa, namun akhirnya
anak miskin yg tinggal ditempat kumuh dan kebetulan saat itu musim pemilu, berteman
dg hantu ini dengan anak kecil tsb, melihat keadaan ibu anak kecil ini hantu
ini tidak tega, akhirnya ia mencari cara agar bisa mengasihnya uang, lalu ia
curi uang ternyata anak kecil ini tidak mau uang curian, sebab jika uang curian
telah ia lakukan dari dahulu.
lalu si hantu ini ada ide, temui
pengusaha2 yg sedang membangun, yg bangunannya terbengkalai lantaran ada
gangguan makhluk halus (hantu bangunan), jika ia bisa mengusir maka ia diaksih
uang, ternyata saat ia mendapat proyek mengusir hantu, hantu yg menjaga itupun
berkisah, kenapa ia bertahan tinggal disitu lantaran orang yg membangun
tersebut mengambil paksa tenahnya tersebut sampai ia terbunuh, intinya banyak
bangunan yg dikuasai hantu semua itu lantaran ada masalah dengan pemilik tanah
tsb yg kemudian menjadi hantu pula, selidik punya selidik ternyata yg menguasai
tenah dan bangunan tsb orang2 yg duduk dipemerintahan yg kerjasama dengan
pengusaha, akhirnya ada ide agar hantu tsb jadi calon presiden sebab dalam
demokrasi tidak ada aturan atau larangan hantu jadi presiden, hantu ini
mengetahui siapa lawan politiknya yg tidak jujur ia bisa memaksa yg tidak jujur
dan pegawai pemerintahan yg pemalas dengan ilmunya, jika saudaraku menontonnya
dari segi ide penulis skenario berkeinginan agar bawahan pemerintah main paksa
untuk menjadikan pegawainya bekerja keras, ndak talok lai menulis do sanak,
akhir kata mato takantuak, lalok lai....
Diposting oleh FIRDAUS BIN MUSA di 19.26
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar