2/17/2016
APA ITU CINTA?
Cinta adalah Bagai ‘Ali
ketika dia berbaring tidur menggantikan Rasulullah Saw di kasur Nabi, padahal
dia tahu bahwa sekelompok orang telah berkumpul untuk membunuh Rasulullah Saw,
dia juga tahu bahwa dia mungkin saja tewas di kasur yang sama!!
Cinta... Bagai Bilal ketika
dia tidak lagi mengumandangkan azan setelah Rasulullah Saw wafat, lalu ketika
Bilal mengumandangkan azan lagi atas permintaan ‘Umar saat penaklukan Baitul
Maqdis. tidak pernah tangisan begitu membahana terlihat sebelumnya, saat Bilal
mengucapkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullaah”
Cinta Bagai Abu Bakar yang mengatakan: “saat kami
berhijrah, aku heran dengan munculnya susu yang tercampur air, lalu aku berikan
susu tersebut kepada Rasulullah, dan aku katakan: “Minumlah wahai Rasulullah” Abu
Bakar mengatakan: “Maka Rasulullah pun minum sehingga hilanglah dahagaku”
Cinta Adalah Ketika Zubair
yang mendengar kabar terbunuhnya Rasulullah, lalu dia pun keluar dengan
menyeret pedangnya di jalan-jalan kota Makkah, padahal usianya baru 15 tahun.
Agar pedangnya menjadi pedang pertama yang terhunus dalam sejarah Islam
Cinta Adalah Ketika Rabi’ah
bin Ka’b saat Rasulullah Saw bertanya kepadanya “apa yang kamu butuhkan?”
Rabi’ah pun menjawab: “aku meminta agar aku bisa mendampingimu di surga”
Cinta Adalah Ketika Rasulullah
Saw bertanya kepada Tsauban : “apa yang membuat warna (wajahmu) berubah?” lalu
Tsauban menjawab: “aku tidak sakit dan terluka, hanya saja jika aku tidak
melihatmu aku menjadi sangat merindu kesepian sampai aku bertemu denganmu”
Cinta Adalah ketika Abu
Bakar AS-Shiddiq berkata kepada Rasulullah Saw sebelum memasuki gua (Tsur):
“Demi Allah, janganlah engkau masuk sampai aku masuk terlebih dahulu, jika ada
sesuatu di dalam gua ini maka akulah yang terkena bukan engkau”
Cinta Adalah Abu Bakar
yang menangisi RAsulullah Saw ketika tampak tanda-tanda telah dekat
kewafatannya, lalu Rasulullah menenangkannya: “Janganlah kamu menangis! Jika
saja aku boleh menjadikan seseorang kekasih dari golongan manusia, aku pasti
menjadikan Abu Bakar kekasihku”
“KATAKANLAH : “ AKU CINTA
PADAMU WAHAI RASULULLAH, KECINTAAN YANG DIDASARKAN KARENA KETAATANMU PADA PENCIPTA,
MENCINTAIMU MELEBIHI CINTA PADA DIRIKU SENDIRI, ALLAHUMMA
SHALLI ‘ALA MUHAMMAD, WA ‘ALI MUHAMMAD “
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
19.09
0
komentar
MENGUAK TABIR VALENTINE’S DAY
ASRI SUPATMIATI
Hari Valentine (St. Valentine’s Day) sangat populer di negara-negara
Eropa dan Amerika. Kaum remaja merayakannya dengan hura-hura. Mereka
datang ke pesta-pesta, berdansa semalam suntuk, saling memberi hadiah
coklat, dan pergi bersama pasangannya ke tempat-tempat yang dianggap
romantis. Bahkan hal-hal yang hanya boleh dilakukan oleh pasangan
suami-istri juga mereka lakukan. Naudzubillah min dzalik.
Bagaimana di Indonesia? Aroma Hari Valentine kini juga sangat menyengat di tanah air. mereka yang notabene muslim-muslimah
ikut-ikutan merayakan hari kasih sayang. Mereka menjiplak habis-habisan
perilaku permisif dan serba halal yang dilakukan orang Barat. Pasangan
muda-mudi saling memberikan kartu berisi ungkapan-ungkapan cinta, puitis dan romantis. Sarat dengan ucapan yang membangkitkan syahwat.
Bagaimana di Indonesia? Aroma Hari Valentine kini juga sangat menyengat di tanah air. mereka yang notabene muslim-muslimah
Fenomena Valentine’s Day pun menjadi ajang bisnis menggiurkan. Seperti parcel valentine, pernak-pernik serba pink, berbentuk daun waru, dan kartu valentine dengan berbagai desain lengkap dengan kata-kata puitis penuh ungkapan cinta. Pusat perbelanjaan, hotel, restoran, kafe, outlet dan bahkan kantor-kantor juga dihiasi dengan nuansa valentine. Entah itu berupa spanduk berisi slogan-slogan, pita-pita, balon dan pernak-pernik serba pink. Bahkan mereka juga mengaitkan promosi produknya dengan Hari Valentine. Semisal dengan menggelar sale bertajuk ‘Memperingati Valentine’s Day, Sale Up to 70%’ atau ‘Ikuti Gebyar Undian Valentine’s Day.’
Tak kalah serunya, tempat hiburan seperti hotel, kafe atau restoran juga menggelar acara khusus bertajuk peringatan hari kasih sayang. Biasanya berupa acara dinner disertai hiburan live music, diiringi games yang diikuti pasangan muda-mudi, lalu dansa-dansi bersama, dan seterusnya.
Media massa pun cukup besar kontribusinya dalam ‘mempromosikan’
Sementara iklan-iklan produk yang juga dikaitkan dengan Valentine’s Day takkalah semaraknya, baik di media cetak maupun televisi. Dengan gencarnya pemberitaan dan iklan semacam itu, tentu saja opini tentang adanya Valentine’s Day dan keharusan untuk merayakannya semakin menguat. Otomatis remaja semakin merasa penting untuk terlibat di dalamnya. Jika tidak, dirinya akan merasa kuper, kuno dan tidak trendy. Sebaliknya, dengan merayakan Valentine’s day mereka akan bangga karena menjadi remaja masa kini yang gaul dan tidak ketinggalan zaman.
Pada akhirnya orang tua akan semakin memberi kelonggaran kepada anak-anaknya untuk merayakan hari tersebut, karena menganggap sebagai hal yang lumrah. Sebagai orang tua yang hidup di zaman modern, mereka tidak mau disebut ortu yang kolot sehingga membebek mengikuti apa saja selera anaknya. Bahkan tidak sedikit orang tua semacam itu yang juga ikut merayakan hari kasih sayang. Mereka yang mengaku sebagai ortu ‘modern’, layaknya pasangan muda-mudi saja, saling memberi hadiah pada pasangannya, bahkan memanfaatkan momen tersebut untuk bulan madu kembali. Well, Velantine’s Day benar-benar sudah menjadi epidemi di tengah-tengah masyarakat, tak terkecuali kaum muslimin dan muslimah. Ini karena minimnya pemahaman umat Islam tentang hakikat hari tersebut.
Muslim-muslimah
Selain itu pola pendidikan yang tidak sesuai aturan agama menyebabkan anak mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang kebanyakan melanggar norma-norma adat dan agama itu sendiri. Lengkaplah sudah dorongan bagi mereka untuk terjerumus ke dalam lembah kesalahan. Semua itu dilakukan dengan dalih modernitas, trendy dan gaul. Batasan halal-haram dan norma-norma agama dicampakkan begitu saja. Itulah potret umat di masa kini yang begitu memprihatinkan.
Perayaan Hari Kasih Sayang ini memiliki perpaduan sebuah tradisi yang bernuansa Kristiani dan Roma kuno. Dan memang ada beberapa versi yang menjelaskan asal muasal perayaan Valentine’s Day. Salah satu versi menyebutkan, dahulu ada seorang pemimpin agama Katolik bernama Valentine bersama rekannya Santo Marius yang secara diam-diam menentang kebijakan pemerintahan Kaisar Claudius II (268-270 M) kala itu. Pasalnya, kaisar tersebut menganggap bahwa seorang pemuda yang belum berkeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang. Karena itu, ia melarang para pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang potensial. Nah, Valentine tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ia secara diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda-mudi yang berniat untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya secara rahasia. Namun ibarat pepatah sepandai-pandai
Valentine harus menanggung perbuatannya, dijebloskan ke penjara dan diancam hukuman mati. Dalam legenda ini, Valentine didapati jatuh hati kepada anak gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis yang dikasihinya senantiasa setia untuk menjenguk Valentine di penjara kala itu. Tragisnya, sebelum ajal tiba bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam sebuah surat untuknya. Ada tiga buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya di akhir surat dan menjadi populer hingga saat ini- “From Your Valentine.”
Ekspresi dari perwujudan cinta Valentine terhadap gadis yang dicintainya itu masih terus digunakan oleh orang-orang masa kini. Sementara itu, The Encyclopedia Britannica, Vol. 12 halaman 242 menyebutkan, kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat The World Book Encyclopedia, 1998).
Sejak itu mengirimkan kartu bertuliskan “Be My Valentine” menjadi tradisi mengikuti hari kasih sayang. Sekitar 200 tahun sesudah kisah di atas, Paus Gelasius meresmikan tanggal 14 Februari tahun 496 sesudah Masehi sebagai hari untuk memperingati Santo Valentine. Gelar Saint atau Santo diberikan karena kebaikan dan ketulusannya menolong muda-mudi yang jatuh cinta untuk melangsungkan pernikahan. Untuk mengagungkan St. Valentine yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’.
Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai berangsur-angsu
Pada perayaan Lupercalia inilah, remaja-remaja lelaki dan perempuan harus dipisahkan satu sama lain. Namun, pada malam sebelum Lupercalia, nama-nama anak perempuan Romawi yang sudah ditulis di atas kertas dimasukkan ke dalam botol. Nah, setiap anak lelaki akan menarik sebuah kertas. Dan anak perempuan yang namanya tertulis di atas kertas itulah yang akan menjadi pasangannya selama festival Lupercalia berlangsung, keesokan harinya. Kadang-kadang, kebersamaan tersebut bertahan hingga lama. Lihat sambungannya dimading Remaja Mesjid Al-Jadid
Dalam legenda ini ada pula sosok yang disebut Cupid (berarti: the desire), yakni si bayi bersayap dengan panah yang digambarkan sebagai lambing cinta. Cupid ini adalah putra Nimrod The Hunter, dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani, pesta Lupercalia kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan dan betina’ pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang berarti ‘galant atau cinta’. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Namun dengan berkembangnya zaman, legenda tentang seorang martir bernama St. Valentino terus bergeser jauh dari pengertian sebenarnya.
Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine melalui greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado (bertukar-tukar
Terlepas dari sejarah lahirnya Valentine’s Day yang nyata-nyata bukan dari Islam, bila kita tilik perayaan Valentine’s Day, maka seluruhnya melanggar syara’. Tidak ada sedikitpun nilai kebaikan dari perayaan tersebut. Meskipun dengan alasan mengungkapkan kasih-sayang kepada sesama, tetap bukan alasan pembenaran bagi perayaan Hari Valentine. Tengok saja, Valentine’s Day umumnya dirayakan oleh pasangan muda-mudi. Seorang pemuda yang menyukai lawan jenisnya, akan mengirimkan kartu ucapan selamat, bunga mawar merah atau memberi hadiah coklat kepada cewek idamannya itu. Jelas ini aktivitas yang tidak dibenarkan dalam Islam karena dapat membangkitkat syahwat, sementara mereka belum terikat dengan tali pernikahan yang dapat menjadi penyalurannya.
Sementara pasangan muda-mudi yang sudah saling dimabuk asmara, lebih parah lagi. Mereka akan merayakannya berdua-duaan, menyepi, bermesra-mesraa
Padahal Allah Swt melarang keras umat-Nya untuk mendekati zina, apalagi sampai berzina beneran. Ingatlah firman Allah Swt yang artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu
perbuatan tercela dan jalan yang buruk.” (Al-Isra:32). Sebagian remaja lainnya membenarkan Hari Valentine karena toh merayakannya beramai-ramai dan nggak sampai berzina. Misalnya sekadar jalan-jalan bareng ke tempat wisata, makan-makan rame-rame di kafe atau nonton live music di hotel. Inipun tetap melanggar Islam karena Allah melarang kita untuk berikhtilat alias bercampur baur laki-laki perempuan yang tidak ada keperluan syar’i. Ini juga termasuk aktivitas hura-hura yang sangat dibenci Allah Swt.
Bagaimana dengan perayaan Valentine’s Day yang dilakukan sepasang suami istri? Setali tiga uang alias sama saja. Dalam hal ini mereka terkena hukum tasyabuh, yakni mengikuti kebiasaan orang kafir. Ya, sebab Valentine’s Day adalah hari raya milik orang kafir yang tidak boleh diikuti kaum muslimin. Perayaan hari besar adalah menyangkut masalah aqidah dan sama sekali tidak ada toleransi dalam hal ini.
Alquran maupun Sunnah secara syar’i melarang tasyabuh dalam segala bentuk dan sifatnya, baik masalah aqidah, ibadah, budaya, maupun tingkah laku. Allah berfirman dalam Surat An-Nisaa: 115 yang artinya: ”Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-burukny
Rasulullah juga bersabda “Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alayhi amrunaa fa huwa raddun” yang artinya: “Siapa saja melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunanku, maka perbuatan itu akan tertolak” (HR Bukhari).
Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah ketika ditanya tentang Valentine s Day mengatakan: merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena: pertama, ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syariat Islam. Kedua, ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara
Lebih dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup orang kafir akan membuat mereka senang serta dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati pada mereke. Allah Swt telah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimp
Lalu bagaimana dengan ucapan Be My Valentine? Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) mengatakan kata Valentine berasal dari Latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa.” Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, Tuhannya bangsa Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti memintanya menjadi Sang Maha Kuasa dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik alias menyekutukan Allah Swt.
Kalau sekadar memberi ucapan selamat merayakan Hari Valentine? Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata, memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati haram hukumnya. Bagi yang mengucapkannya,
Jelaslah, tidak ada sedikitpun kebolehan bagi umat Islam untuk mengikuti kebiasaan orang kafir. Menyerupai orang kafir sama halnya dengan ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah
nilai-nilai Islam. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap rakaat shalatnya membaca, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.“(Al-Fati
Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela. Di abad milenium ini, Valentine’s Day sejatinya sengaja dijajakan ke penjuru dunia sebagai bagian dari skenario liberalisasi (kebebasan). Hari Kasih Sayang sengaja dicekokkan ke benak umat Islam untuk melenakan mereka dengan aktivitas yang melanggar syara’. Dengan aktivitas ini, sedikit demi sedikit umat Islam diarahkan untuk semakin menjauh dari aqidah Islam.
Allah telah berfirman yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (TQS Al-Baqaroh: 120) Jelas sudah bahwa mereka senantiasa benci kepada kita kecuali kita berpartisipasi pada acara ritual mereka, model pakaian dan pola pikir yang mereka miliki. Perayaan valentine adalah salah satu sarana mereka untuk memurtadkan kita secara perlahan tapi pasti, tanpa kita sadari. Karena itu, wahai kaum muslimin dan muslimah, jangan tertipu slogan kasih sayang yang menjerumuskan.[
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
19.06
0
komentar
Menelaah kasus artis dengan Menguji kesaktian pancasila
Oleh : Firdaus Bin Musa
" Ada Artis yang berupaya keras agar tidak main2 dengan dia dalam mengomentari tentang dia, sampai2 mencari orang yang telah menghinanya dg imbalan 10. juta bagi siapa yang menemukannya, setelah berhasil lalu dipamerkan fhoto orang tersebut sembari dg dia yg berbadan kekar (memperlihatkan
Pertanyaan kita, Apakah pancasila itu memang sakti ? sebab banyak undang2 dan hukum yang ada di indonesia membebek ke belanda dan amerika, dan mari kita lihat secara menyeluruh fakta rusak dari kesaktian pancasila yang dibangga2kan, apakah dari kesaktian pancasila tsb kebaikan yang dirasakan oleh banyak orang atau hanya sekelompok orang saja (penguasa dan pengusaha ), dan coba dimulai dengan mengikuti penjelasan tersebut dimana Bulan Ramadhan lalu, persisnya pada 10 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 10 Agustus, ismail yusanto diundang sebagai pembicara untuk acara Bedah Buku Pancasila dan Syariat Islam karya Prof. Hamka Haq di Megawati Center, Jakarta. Pembicara lain adalah Dosen UIN Sahid Jakarta, Moqsith Ghazali, Habib Muhsin dari FPI dan tentu saja penulisnya sendiri. Hamka Haq adalah guru besar IAIN Alauddin Makassar, yang juga adalah Ketua Umum Baitul Muslimin, sayap ormas PDI-Perjuangan.
Mengawali presentasi yang sangat singkat karena memang waktu sangat terbatas mengingat sore bulan puasa, saya menyampaikan bahwa di kalangan umat Islam memang ada yang sangat anti terhadap Pancasila, ada juga yang sangat mendukung, bahkan mengatakan bahwa Pancasila itu sesungguhnya adalah saripati dari ajaran Islam. Hamka Haq tentu termasuk kelompok yang kedua. Dalam buku ini, ia jelas sekali ingin menegaskan bahwa tidak ada yang salah dari Pancasila. Bahkan sesungguhnya telah banyak sekali yang dilakukan oleh negara yang berdasar Pancasila ini dalam apa yang disebut sebagai penerapan syariah baik melalui peraturan perundang-undan
Menanggapi uraian Prof Hamka dalam buku itu, saya mengatakan bahwa sesungguhnya Pancasila hanyalah set of philosophy atau seperangkat pandangan filosofis tentang ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang dijadikan sebagai dasar negara. Sebagai set of philosophy, Pancasila tidaklah mencukupi (not sufficient) untuk mengatur negara ini (to govern this country). Buktinya, di sepanjang Indonesia merdeka, dalam mengatur negara ini, rezim yang berkuasa—meski semua selalu mengaku dalam rangka melaksanakan Pancasila—terny
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena pada faktanya yang diberikan oleh Pancasila hanyalah sebatas gagasan-gagasan
Oleh karena itu, dalam tataran praktis banyak sekali peraturan perundangan dan kebijakan pemerintah yang layak dipertanyakan kesesuaiannya dengan Pancasila. Misalnya, apakah UU Penanaman Modal (yang memungkinkan kekuatan asing melakukan investasi di segala bidang nyaris tanpa hambatan), UU Migas (yang amat merugikan peran Pertamina sebagai BUMN yang notabene milik rakyat dalam pengelolaan migas), atau UU Sumber Daya Air (yang secara fatal telah mentransformasi
Di akhir uraian, saya menyentak hadirin dengan pertanyaan, sekarang tunjukkan bahwa perjuangan penerapan syariah itu bertentangan dengan Pancasila? Sila yang mana? Sebaliknya, saya bisa katakan bahwa menolak penerapan syariah itu bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebab, Tuhan yang mana yang dimaksud bagi rakyat Indonesia yang mayoritas Muslim bila bukan Allah SWT. Allah SWT telah memerintahkan untuk menerapkan aturan-aturan-N
Tambahan lagi, dalam konteks Indonesia, ide khilafah yang substansinya adalah syariah dan ukhuwah, yang diperjuangkan HTI, sesungguhnya merupakan bentuk perlawanan terhadap penjajahan baru (neo-imperialis
Kita tidak boleh lupa, secara politik, Pancasila oleh tiap rezim di masa lalu memang acap digunakan untuk membungkam lawan-lawan politiknya atau menutup pintu bagi lahirnya gagasan atau ide baru meski ide itu sangat diperlukan untuk perbaikan negeri ini. Dulu, rezim Orde Baru selalu menyatakan bahwa siapa saja yang menentang Pemerintah, termasuk yang memperjuangkan Islam, sebagai menentang Pancasila, dan siapa saja yang sudah dicap menentang Pancasila kala itu absah untuk dihabisi. Kini, Pancasila agaknya juga akan kembali digunakan untuk menghentikan laju dukungan terhadap ide syariah dan Khilafah yang mulai marak di tengah masyarakat.
Jelas hal ini patut dicurigai. Mengapa isu Pancasila tidak dimunculkan, misalnya saat maraknya kasus korupsi yang melibatkan banyak pejabat negara dan anggota parlemen dari tingkat daerah hingga tingkat pusat? Mengapa isu Pancasila tidak muncul saat penguasa negeri ini menyerahkan kekayaan alamnya ke pihak asing atas nama privatisasi? Mengapa isu Pancasila juga tidak muncul saat negeri ini secara membabibuta menerapkan ekonomi neoliberalisme?
kompas.com dan http://
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
19.02
0
komentar
MEDIA SEKULER PRO KAPITALISME
Kasihan saya sama rakyat saat dengar pak jokowi bilang dalam wawancara eklusif TV One dengan Karni Ilyas (17 / 02 /2016 ) bahwa semua investasi
strategis di indonesia nggak ada jaminan kok, Nggak memakai dari APBN dan tidak pula dijadikan hutang
oleh Negara, Tapi murni investasi layaknya seperti orang berdagang
infrastruktur, termasuk kereta cepat, yang dikasih kepastian hukum, apa
nggak mikir sebagaimana islam menetapkan, bahwa tidak boleh kebutuhan
orang banyak (strategis) dijadikan ladang bisnis oleh negara, sebab akan
mengancam dan menambah penderitaan terhadap rakyat, Hanya Khalifahlah
yang bisa mengerti kebutuhan rakyat.
Ternyata inilah Kenapa Metro TV Mati-Matian BELA Kebijakan
AHOK, Skenario BOS Metro TV rupanya, Ahok yang telah melaksanakan
kebijakan diktatornya kini berupaya terpilih kembali, Dia berani
demikian karena orang yang membekinginya tentu tidak orang sembarangan,
termasuk didalamnya adalah Surya Paloh Bos Metro TV (Ketua Partai
Nasdem) Coba Baca berita Nasdem Serahkan Nama Cawagub di Tangan Ahok
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Partai Nasdem mengaku percaya sepenuhnya untuk mengusung
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Ketua
DPP sekaligus Koordinator Wilayah DKI Jakarta Partai Nasdem, Viktor
Laiskodat mengatakan, tujuan dukungan Nasdem ke Ahok untuk menjadikannya
kembali menduduki jabatan gubernur DKI Jakarta.
Nasdem
mengaku hanya akan mendukung Ahok di pilkada serentak tahun 2017 nanti.
Bahkan, untuk menentukan calon wakil gubernur DKI yang akan mendampingi
Ahok, Nasdem menyerahkan sepenuhnya ke mantan Bupati Belitung Timur
ini.............
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
18.59
0
komentar
PENGARUH HUTANG NEGARA BAGI AYAH DAN IBU KITA
Oleh : Firdaus Bin Musa
Pertanyaan yang sering saya lontarkan kegenerasi muda jika tampil di
depan sebagai pembicara, Sebenarnya ada tidak pengaruh berhutangnya
negara bagi bapak ibu kita ? kedua, sudah tahu nggak mana saja hak kita /
kewajiban negara pada rakyatnya?, dalam hal hutang saya menjelaskan,
sesungguhnya sumber pendapatan negara untuk membayar hutang kenegara
lain adalah dengan menaikkan pembayaran pajak yang dibayar orang tua
kita.
Kedua dengan memperluas pendapatan pajak, yang tadinya belum ada
pajaknya besok akan dikenai pajak, ketiga dengan memudahkan negara lain
berinvestasi di indonesia sebab disitulah balas budi terjadi, jika
dibiarkan bapak dan ibu kita nanti pakai jalan raya bayar, berobat musti
bayar mahal sebab pemerintah nggak mau lagi melayani kesehatan rakyat,
karena itulah kini ada bpjs, sakit kita yang biayai sendiri tidak lagi
negara, beda dengan islam semua kebutuhan orang banyak (pokok) seperti
rumah sakit (kesehatan), pendidikan, jalan raya wajib digratiskan, shg
rakyat tidak terbebani dan itu hanya dalam sebuah negara islam, itulah
yang namanya khilafah sebagaimana dulu kita pernah dengar khalifaah
rasyidin, negaranya disebut khilafah.
lalu kewajiban negara sayapun
menjawab, negara Harusnya menjamin kebutuhan dasar masyarakat seperti
harga barang stabil, pendidikan gratis, kesehatan gratis, keamanan
terjamin, yang wajib itu bukan pajak, tapi zakat, itupun kalau sudah
terpenuhi nishab dan haul, lalu dari mana dapat dananya dari negara, ya
dari sumber daya alam yang dikuasai oleh nagara serta pendapatan lain
(lebih kurang ada 9 macam ) dan pajak itu hanya pilihan terakhir, itupun
kalau negara benar2 sudah kolap, dan yang diminta hanya pada orang2
tertentu, bukan semua orang. kini coba lihat, kita dituntut bayar pajak,
pelayanan negara nggak maksimal, kepemilikan umum diserahkan kepada
swasta, bagaimana negara nggak akan sempoyongan dengan berhutang kesana
kemaari, sembari berzina, maksudnya makai riba, riba dalam islam sama
dengan zina dengan ibu kandung.
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
18.52
0
komentar
FORMAT UNDANGAN DAURAH HTI KOTA PADANG
Nomor : B-921/DPD-II/II/2016 Padang,
28 Rabiul Akhir 1437 H
Hal : Daurah Dirasah Islamiyyah 08 Februari 2016
Kepada Yth,
Bapak /
Ustadz / Tokoh / Ulama
Di
Tempat
Assalamu’alaikum
Warahmatullah wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang haq (Dienul Islam)
untuk mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabatnya, dan
siapa saja yang senantiasa mengikuti sunnahnya hingga hari kiamat.
Dengan ini kami DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kota
Padang mengundang Bapak / Saudara / Ulama dan Tokoh Masyarakat dalam acara DAURAH
DIRASAH ISLAMIYYAH dengan tema “ Kokohkan Aqidah, Amalkan Syari’ah”,
yang insya Allah akan diadakan Pada :
Hari / Tanggal
: Ahad / 14 Februari 2016
Jam
: 09. 00 – Ba’da Dzuhur
Tempat
: Komplek Masjid Al-Hidayah PT.KAI Sawahan Kota Padang
Demikianlah Undangan ini kami sampaikan, atas
Kehadiran Bapak / Saudara / Ulama dan Tokoh, Kami ucapkan terima kasih. Jazakumullah khairan Katsiran
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
01.39
0
komentar
2/02/2016
ORMAS ANARKIS, POLISI MUSTI TEGAS JUGA SEPERTI PADA YG LAIN
Oleh : Firdaus Bin Musa
Mengenai
Anarkisnya Ormas Kepemudaan di Medan yg mana Ormas yg Anarkis tersebut Memakai
Baju seperti Tentara, bedanya warna Orange, terus terang saya tidak tahu Latar
Belakang kasusnya, namun sepintas Ormas ini telah membuat ketidak nyamanan
ditengah2 masyarakat, kalau tidak salah mereka menamakan Pemuda Pancasila,
Masyarakat malah tidak begitu srek dengan keberadaan mereka, karena seringkali
keberadaan mereka dijadikan alat untuk mendukung pengusaha2 dan elit politik yg
memberikan jaminan Vinansial kemereka, Saya terkadang berfikir sebenarnya apa
sih latar belakang berdirinya ORMAS Ini dan dalam rangka apa, Dilihat dari
Bajunya, mereka seolah ingin ditakuti ditengah2 masyarakat, hal yg sama juga
terlihat dari orang yg menjadi anggotanya tidak orang yg berbadan kurus, tapi
tegap2 dan memberi kesan seolah sangar, diharapkan dengan adanya kasus ini,
Polisi dan siapapun tidak boleh lagi membeda-bedakan dalam penindakan,
Saya masih ingat ketika Anggota FPI yg bergerak memberantas Tempat2 Maksiat
pemberitaannya berminggu-minggu tapi Kalau ormas ini bagaimana ya? bukan
bermaksud mendukung FPI, karena bagi saya apapun kekerasan harus ditindak, tapi
lihatlah kebelakang, kekeerasan itu terjadi karena ketidak mampuan sistem
demokrasi mewadahi kemaslahatan bagi yg mengakuinya sebagai aturan terbaik,
tapi kenyataannya melahirkan kerunyaman, maka sudah saatnya kita mengatakan
" Hanya Sistem khilafahlah yg bisa memberi keamanan total pada penduduknya
"
Diposting oleh
FIRDAUS BIN MUSA
di
20.06
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)