9/18/2014
PENGEMIS DI DALAM SISTEM KAPITALISME
Oleh : Firdaus Bin Musa
Pasar Raya Padang, itulah tempat yg saya lewati
beberapa jam 6 lalu , diantara suara gemerisik pedagang terdengarlah suara
lantang yg tak karuan didekat warung penjual mie pangsit, mendengar suara yg
lantang namun tak karuan tsb membuat saya penasaran, namun sentak saja saat
menoleh kesana, saya melihat orang yg sedang makan mie pada menunduk seolah tak
menghiraukan yg sedang bernyanyi, ternyata yg menyanyi itu adalah anak
berkebutuhan khusus sambil memetik gitar dengan
penuh percaya diri, lagu yg dinyanyikannyapun tak karuan, sama sekali tak
terdengar jelas lirik yg ia nyanyikan, apalgi petikan gitarnya, amburadul
nampaknya yg diandalkan hanya keberaniannya, sesaat setelah menyaksikan hal tsb
sayapun berfikir barangkali ada yg mengendalikan anak tersebut sehingga ia
mengemis dengan keadaannya, ia yg tak biasa berkeliaran sebab mentalnya seperti
itu, kenapa tiba2 ada dipasar pikirku, ada orang tertentu dibelakangnya, yg
jelas ia bukan orang yg berkebutuhan khusus, inilah yg terjadi jika umat islam
dihadapkan sistem kapitalisme yg ada dipikiran mereka hanya uang dan uang, tak
penting itu harus mengorbankan anak yg cacat mental tsb, barangkali ada yg
berkata, kalau memang keadaannya memang miskin lalu harus gimana? kita musti
berfikir lagi, rakyat indonesia ini miskin atau dimiskinkan, saya yakin untuk
kebutuhan pokok jika memakai sistem yg datang dari islam tidak akan terjadi
pengorbanan pada rakyat yg cacat mental seperti itu, ini adalah akibat tidak
mau menjadikan islam mengatur seluruh aspek kehidupan, akhirnya semua manusia
diperbudak oleh harta, penderitaan demi penderitaan hal yg dianggap derita lo
masing2, padahal sebut saja apa pekerjaan yg tidak dilakukan oleh rakyat
indonesia dan umat islam khususnya, semua pekerjaan sudah dicecar tapi kenapa
mereka menderita juga, karena kesenjangan ini diciptakan oleh sistem
kapitalisme, dimana sumber daya alam dan kepemilikan umum lainnya dikuasai oleh
sekelompok orang, pendapatan negara terbesar hanylah pajak (pemalakan)
Diposting oleh FIRDAUS BIN MUSA di 15.04
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar