10/02/2016

Bukan Sekedar Merk Khilafah

Oleh : Firdaus Bin Musa

Bukan sekedar pajang Merk khilafah, suatu saat sya melihat sticker motor t4 saya mngajar, merknya "ABG" dg kpanjangan Atas Bawah Gede, melihat merk tsb syapun mnjelaskan dlam lokal agar murid sya jangan asal pakai / pasang merk dimotor, tanpa sya duga motor siswa yg sya contohkan ternyata ada orgnya, pdhal sya mnjelaskan tnpa menybutkan motor siapanya, hal yg patut kita ingat adalah bhw sgala sesuatu yg kita tulis, bicarakan dan perbuat akan diminta pertanggung jawabannya dan kita tanggung resikonya, jika yg kita tulis, bicarakan dan perbuat jelas mmbawa kpada dosa , maka siap2 kita menanggung dosa sbnyak orang yg tersesat oleh dan melalui kita, sbliknya jika itu kbaikan yg kita bgikan, maka pahala yg kita dpatkan, dari sinilah muncul ide, jika merk maksiat sja generasi muda akrab, lalu knapa kita takut2 memprlihatkan merk2 islami, semacam kata2 khilafah, kalau ada yg mnempelkannya dihelm dan motor, tentu org yg membaca akan penasaran apa itu khilafah? Jika kita orang yg prtama memprkenalkannya, maka kita mnjadi prantara smpainya "maklumat tsabiqat", jka jumlah yg mempkenalkannya bnyak, tentu akan trbangun opini bhwa perjuangan khilafah bkan skedar disuarakan oleh sgelintir org dan gerakan terténtu, lagi pla saat ada yg mau meminjam dan helm kita, tnpa sadar pihak yg mminjampun tlah mengkampanyekan secara gratis istilah khilafah, pada akhirnya istilah khilafah makin booming dan umat makin ingin cari tahu apa dibalik istilah khilafah, maka tidak ada yg lbih beruntung, selain orang yg melalui dia dan benda merknya orang mendapat hidayah, berani memajang dan memakai berarti berani mnjelaskan, jika merk maksiat berserakan dimana2, lalu knapa kita takut memperlihatkan merk islami dan memotivasi, jangan2 yg masih takut2, belum bgitu yakin dg apa yg ia perjuangkan atau masih? Kalau bukan skarang kapan lagi? Kalau bukan kita, lalu siapa lagi? "Khilafah Mahkotanya kewajiban "bicara khilafah, bicara syari'ah" khilafahlah yg akan mnendang tembok nasionalisme, shg barulah smangat ukhwah islamiah itu terasa, tak ada lagi muncul bahasa" itu kan di suryah! Itu kan dipalestina, itu kan bukan orang indonesia, akan brganti dg bahasa " derita mereka, drita sya " bahagia mereka, bahagia saya" disitu baru terasa ukhwah islamiyyah, mulailah...!!!

0 komentar: