7/03/2016

" Mencari mati Husnul Khatimah "

Oleh : Firdaus Bin Musa

Malam tadi saya sempat dengar ceramah dimesjid M-Nur Andaleh ( 29 juli 2016), membahas satu hadits tentang Mati husnul khatimah " setelah saya usahakan mencari2 hadisnya di google nggak ketemu, yang saya tangkap dari penjelasan hadist tersebut adalah seseorang mati tergantung dari kebiasaan selama hidupnya.
Pertama2 dilontarkan pertanyaan, ah saya kurang ngerti juga, apa ini pertanyaan atau sebuah pernyataan, lebih kurang ucapan ustadz tersebut bunyi begini?
Husnul khatimah itu apa sih? apa mati saat sedang sholat, saat zikir, saat perang, dll. itulah kenapa saya bingung, ini pertanyaan atau pernyataan, pertanyaan knpa langsung jawab, kalau pernyataan kenapa musti bertanya? nggak usah bingung, sekedar nambah durasi tulisan ini saja, lalu beliau menjelaskan, kenapa mencari mati yang baik, karena itu adalah keinginan semua orang mukmin, saat berdo'apun kita minta mati yang husnul khatimah.
Lai pernah ibu baca do'anyo, apo kok iyo? (berulang2 dengan nada akrab), Apo do'anya buk?, Lalu dibacakan arti do'a tersebut, ustadz juga lupa kali " sebab tidak membacakan arabnya "
barulah dibacakan hadis tentang defenisi mati husnul khatimah, saya ingatkan saja intinya " sesungguhnya matinya seseorang berdasarkan kebiasaan hidupnya ", lalu dikaitkan dengan fakta yang ia jumpai, ada katanya saat ia PL dirumah sakit, bertemu dengan orang yang menjelang meninggalnya selalu seperti orang memanggil burung ", setelah ditanya kekeluarganya, ternyata, saat azan magrib datang burung yang di awainyo (dibelai2), lebih penting burung dari istrinya, anaknya dan lain2, ada lagi yang ia temukan sebelum orang yang ia ajarkan talkin mati, selalu bacaruik , itulah ustadz kata keluarganya, memang kebiasaannya sudah seperti itu, diperkuat dengan fakta pembalap tidak jarang mati tempat balapnya, pemakai narkoba mati saat memakai narkoba, pelacur mati saat sedang melacur, walau ia mengatakan ada juga yang tidak, tapi jarang.
saat penjelasan itulah ia memberikan arti husnul khatimah, husnul khatimah adalah mati dalam keadaan ridho dan di ridhoi Allah, dikuatkan dengan ayat qs-al-fajr-89-27-30 yang berkaitan " Yâ ayyatuhâ an-nafsu al-muthmainnah (Hai jiwa yang tenang), apo ibu kinilah tenang? kalau alum, berarti awak alum masuk kategori, karena itu perlu dan penting sebuah ketenangan itu Bapak ibuk, agar awak tenang ada 2 hal yang musti kita lakukan
Pertama kita musti cepat memberi maaf, jangan sampai nanti hampir satu langkah menjelang masuk syurga, malaikat men stop kita, agar menunggu orang yang kata kita semasa di dunia " sampai ke akhiraik ndak ka den maafkan doh " tu kan rugi awak dek inyo, harusnya akan masuk syurga menunggu pula dahulu, okelah kalau ia cepat dapat nomor antrian, karena masuk syurga itu perlu antrian bapak2 ibu2, bagaimana kalau lama nomor antriannya, ya lama pula kita menunggu, apa kita mau menunggu kayak itu bapak2 ibu2?
Kedua, Maksimalkan Pengasuhan kita
Ko ado anak awak, Urang azan, nyo takalok ndak amuah (mau) bapak ibunya membangunkannya, dengan alasan. nyo litak, capek dll. atau bahkan ada alasan Atas HAM takut menegur anak-anak, besok diakhirat yang berlaku " Hak Azazi Malaikat " Ndak berlaku HAM dunia ko doh" demi akhirat kita ndak ibo dek anak, tapi demi dunia awak mati2an memberlakukan permintaan anak2, begitupun terhadap keluarga kita yang lain, kalau boleh saya menambahkan sedikit (penulis) bukankah dalam qs. At-tahrim : 6, perintah Allah untuk memelihara diri kita dan keluarga kita"
Kenapa penting, Pengasuhan anak ini dibahas, satu langkah jelang masuk syurga, datang anak meminta keadilan atas pembiaran kita selama di dunia, yang pada akhirnya kita tidak jadi masuk syurga, itu nan ingek nyoh, Wassalam

0 komentar: