4/15/2016

NAMA-NAMA RUMAH MAKAN PADANG YANG ANEH HINGGA BICARA PENTINGNYA KHILAFAH


Rumah makan mintuo, Rumah Makan Selayang Pandang, Rumah Makan Sederhana, Rumah Makan bundo Kanduang / Mama.
Saudaraku pernah melihat dan singgah dirumah makan yang telah penulis sebutkan diatas, yuk kita cukil hingga kita temukan kenapa namanya tidak sesuai realita dan fakta. Terus terang penulis tidak mewawancarai langsung pemberi nama rumah makan tersebut, namun fakta dilapangan penulis dapat dari ucapan-ucapan teman dan fakta yang penulis saksikan dan rasakan sendiri secara langsung. Bahkan ditambah di depan rumah makan tersebut tulisan-tulisan, hari ini bayar besok gratis, besok datang lagi, tulisan masih sama, hari ini bayar besok gratis, jadi kapan gratisnya, kalau kita tanya? Sebab besoknya nggak ada batas yang jelas...!!! Mikir...!!!
Tulisan ini bukan bermaksud mencemarkan rumah makan tersebut, ini hanya sekedar contoh untuk menjelaskan istilah / nama kenapa tidak sesuai dengan fakta (yang diharapkan pembaca), maka kita perlu dan penting mengambil maksud tersirat dari nama-mana rumah makan diatas.
Rumah Makan Mintuo, Rumah makan orang tua Perempuan dari istri, dibenak penulis jika itu rumah makan mertua harusnya tentu gratis dan tidak perlu bayar ketika kita makan, apalagi Cuma sekali-kali singgah disana, paling tidak murah harganya kalau bicara bisnis namun faktanya siapapun yang makan pasti bayar dengan harga mahel... , Ada lagi rumah makan SELAYANG PANDANG, bagaimana orang akan singgah makan disana, jika hanya dilihat sebentar / selayang pandang saja, Rumah makan sederhana, kalau memang sederhana apanya yang sederhana, tempatnya, harganya atau orang yang menjualnya sederhana, kalau tempatnya kayaknya nggak sih, kalau orangnya sederhana ? tapi kalau harganya sederhana, ah itu nggak benar, buktinya harganya nggak jauh beda dengan rumah makan yang lain, ada lagi merek rumah makan dengan nama, rumah makan bundo kanduang, masa iya. Rumah makan namanya rumah makan bundo kanduang, tapi nggak gratis alias musti bayar juga sama bundo kanduang, kalau ditilik dengan seksama nama tersebut dikasih tidak lebih asal-asalan.
Mungkin pembaca ada yang akan komentar , Buat apa bahas nama rumah makan, kayak nggak ada saja yang bisa ditulis dan dibahas, penulis mencoba mengajak pembaca berfikir yang dimulai dari yang sederhana, agar tidak menjadikan sebuah istilah atau nama yang kadang katanya sederhana, tapi nggak ngerti lebih jauh dibalik istilah tersebut, setidaknya nama rumah makan yang pernah penulis jumpai tersebut dan telah ditulis diatas, ada beberapa hal yang bisa kita tarik kesimpulannya. Pertama nama rumah makan tersebut mengandung sensasi dan penasaran, kedua. Nama rumah makan tersebut mewakili unsur istilah daerah tertentu, seperti kata mintuo dan kanduang yang merupakan bahasa minang, ketiga, Nama rumah makan tersebut pasti mempunyai latar belakang dan memiliki maksud tersirat, seperti rumah makan mintuo, bisa jadi mintuonya telah berjasa padanya, agarmertuanya makin sayang akhirnya dibuatlah namanya, cari perhatian mertua ceritanya nih ye...begitupun nama rumah makan bundo kanduang, kata-kata kanduang bermakna betapa sayangnya si anak kepada si ibu, sebab ia bisa saja memakai kata papa, orang tua dsb, tapi kenapa bundo atau mama.
Ke empat, nama rumah makan tersebut menjadi brand agar orang yang makan disana ingat tempat dimana ia pernah singgah makan dan merasakan masakan tertentu, atau merasa di bodohi, sebab ada fakta, kalau beli perbungkus dan tiap hari beli kesana tidak begitu mahal harganya, tapi ketika kita berhenti rombongan dan sekali makan disana dimahali-mahalin. Setidaknya itulah sedikit ocehan penulis yang bisa dicongkel dari nama rumah makan, kayaknya nggak penting2 amat ya...!!! oh nggak apa-apa itu baru pembukaan kok, baca terus biar pembaca tahu kemana pemikirannya ingin penulis aduk-aduk.
Istilah atau nama terkadang tidak jadi bahan pemikiran bagi sebagian kalangan, padahal dibalik istilah tersebut kita akan mengetahui apa dibalik istilah tersebut, misal istilah khilafah dan khalifah.
Dalam islam istilah khilafah adalah sebuah bentuk negara yang di dalamnya terkait dan terikat sistem islam, yang mana jika seseorang mengucapkan khilafah, berarti negaranya menerapkan syariat islam yang berawal dari aqidah islam, sedang khalifah adalah sebutan bagi uang memimpin, sebagaimana sebuah negara dalam sistem demokrasi yang menyebut istilah presiden sebagai kepala negaranya. Hal itu jugalah yang musti dipahami oleh seluruh umat manusia terutama yang bergama islam, bahwa bicara khilafah, berarti berbicara bagaimana umat islam hidup dalam aturan islam dalam berbagai aspek, baik aturan politik, pendidikan, pergaulan, kesehatan, perdagangan, dan cemua-cemuanya deh...!!!
Maka jangan buruk sangka dulu ketika ada ormas seperti hizbuttahrir membuat di spanduk kalimat “ Palestina dibombardir, Solusinya Khilafah “ Rasulullah dihina Solusinya Khilafah “ BBM Naik Solusinya Khilafah, Kemiskinan Meningkat, Karena tidak adanya khilafah “ Penguasa Kafir memimpin karena Sistem negaranya tidak khilafah” Bencana terjadi karena tidak adanya khilafah, Sekarang Coba maknai atau ganti khilafah “ DITERAPKANNYA SYARIAT ISLAM SECARA KAFFAH DALAM SEBUAH NEGARA  “ lalu gabungkan dengan kalimat spanduk selain kata khilafah, sebagai contoh misalnya Rasulullah dihina solusinya diterapkannya syariat islam secara kaffah, maksudnya apa? Bukankah dalam syariat islam siapa saja yang menghina Rasulullah, maka akan dihukum mati atau diperangi jika itu sebuah negara diluar khilafah yang membiarkannya seperti yang terjadi diperancis.
Contoh lagi misalnya, BBM Naik solusinya diterapkannya syariat islam secara menyeluruh, Bukankah dalam islam minyak dan kepemilikan umum lainnya haram diperjual belikan dan ia wajib dikelola sepenuhnya oleh negara, tidak boleh diserahkan kepada swasta domestik (lokal) apalagi swasta asing, serta dikembalikan kerakyat untuk dinikmati, jadi intinya jangan menganggap remeh sebuah istilah sebelum mengetahui maksud keseluruhannya.
Ketahuilah saudaraku, musuh islam saat ini telah mengkotak-kotakkan kita dengan dengan istilah-istilah yang sengaja mereka rancang, misal istilah muslim fundamental dan muslim Liberal, Muslim tradisional, Terorisme, Islam Nusantara, jihad itu jahat karena dianggap membunuh tanpa belas kasihan, padahal bukan seperti itu pengertiannya
Semua istilah diatas merupakan diantara istilah yang sengaja dibuat untuk merusak ajaran islam dan mengelompokkan muslim menurut barat, agar mereka bisa dengan mudah menjadikan muslim mana yang dianggap berkiblat / bonekanya dan mana yang dianggap tidak mau menjadi budaknya, semoga paham apa yang penulis buat ini, dengan harapan, mari kita menjadi muslim yang cerdas dan memperjuangkan khilafah demi menyongsong khabar gembira Rasulullah, bahwa dunia ini kembali dikuasai umat islam dibawah khilafah yang bermanhaj Rasulullah Saw sampai kota roma bisa  direbut oleh pasukan terbaik nanti, siapakah dia, bisa saja kita, keturuanan kita atau orang yang melalui mulut kita, ternyata merekalah yang merebut kota Roma.

Berita monumen Merpati Perdamaian Kota Padang


Padang, (AntaraSumbar) - Presiden Joko Widodo meresmikan monumen Merpati Perdamaian (Peace Dove Monument) selaras dengan materi dari Komodo 2016 yaitu fokus pada kegiatan Maritime Peace Keeping Operation (MPKO), di Taman Muaro Lasak, Kota Padang, Selasa.
Peresmian monumen berlambang burung merpati yang terbuat dari Origami itu ditandai dengan penekanan tombol dan penandatanganan monumen oleh Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
"Dengan nama Tuhan Yang Maha Kuasa, saya nyatakan monumen Merpati Perdamaian diresmikan," kata Presiden Jokowi.
Di tempat yang sama, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi menambahkan, makna dari monumen Merpati Perdamaian yang di bawahnya menggambarkan bola dunia, bahwa perdamaian tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
"Semua negara menginginkan perdamaian. Oleh karena itu, kita galang dalam latihan bersama sesama angkatan laut," kata Ade Supandi.
Merpati dikenal tidak agresif dan tidak pernah membunuh untuk mendapatkan makanan.
Dalam mitologi Yunani merpati menjadi simbol cinta. Burung ini sering digambarkan bersama Aphrodite, sang dewi cinta, beterbangan di sekitarnya atau sedang beristirahat di tangannya.
Wujud bangunan setinggi delapan meter ini dirancang menyerupai lipatan kertas origami untuk melambangkan bahwa perdamaian itu sangat rentan. Jika terlalu banyak pihak berkepentingan untuk mengganggunya, maka perdamaian akan rapuh laksana sehelai kertas.
Dengan kata lain, keberlangsungan perdamaian berada pada para pemangkunya, yakni bangsa-bangsa di seluruh dunia. Semakin peduli antarsesama, semakin tumbuh dan berkembang perdamaian dalam jiwa setiap bangsa.
Peresmian itu merupakan rangkaian kegiatan latihan militer angkatan laut Internasional dalam penanganan bencana yang bertajuk Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) ke-2 Tahun 2016 di Padang dan Kepulauan Mentawai, Sumbar. (*) Editor : Joko Nugroho
Inilah Komentar Para Tokoh Menilai Keberadaan Simbol Tugu Perdamaian Kota Padang
Inilah Komentar Para Tokoh Menilai Keberadaan Simbol Tugu Perdamaian Kota PadangSumbar1.com-…di atas tanah komunal garis bunda adakah lelaki yang mengaku muslim masih hidup di Minangkabau ? merpati hinggap di atas palang

muslimin berkubur di perantauan
rantai kampungnya terputus sudah mana bujang salamaik
Itulah sebait kata penuh makna dari Yudilfan Habib Dt Monti Tokoh Luhak Limo Puluah yang merasa gundah dan risau hatinya terhadap pembangunan Tugu Perdamaian di pantai Muaro Lasak Kota Padang Sumatra Barat.
Tokoh LSM Luhak Limo Puluah tersebut merasa gerah dan risau hatinya  dengan berdirinya sebuah tugu yang bernama prasasti perdamaian dengan simbol burung merpati hadir di ranah Minang yang bersendikan syara’ Syara Basandi Kitabullah.
“Tidak ada dalam ranji atau kajian historis di ranah Minang ini merpati adalah simbol dari adat serta budaya ranah Minang” tandasnya. Untuk itu dirinya sangat menyesalkan atas kejadian ini.
Apalagi menurutnya Kota Padang dipimpin oleh kader yang mengaku berdakwah, namun simbol yang bukan budaya dan peradaban Islam serta Minang terpampang sangat jelas pada hari ini tuturnya tegas.
Sementara hal yang sama juga di utarakan oleh ustad Ibnu Aqil D. Ghani, tokoh Paga Nagari itu didalam akun sosmednya mengatakan bahwa simbol burung Merpati bukanlah simbol dari budaya ranah Minang yang mayoritas berlafaskan Islam.
Akan tetapi menurutnya lagi burung Merpati itu adalah simbol atau lambang tertentu dari agama lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan ranah Minang seperti kicuanya di jejaring sosial.
Senada dengan para tokoh diatas, Arnovi salah satu pemerhati budaya sosial masyarakat juga menilai bahwa kurang pantas rasanya bila simbol Merpati di jadikan sebagai simbol perdamaian di Sumatra Barat yang mayoritas masyarakatnya adalah Islam.
Sebab dalam kaedah kearifan lokal hendaknya ciri serta budaya daerah setempat yang harus ditonjolkan seperti simbol patung Garuda Wisnu Kencana di pulau Bali atau gambar Salib Yesus di Manokwari Papua, begitu pula di Ranah Minang ini hendaknya haruslah sesuai dengan ciri kebudayaan serta simbol agama yang di anut masyarakat mayoritas katanya mengakhiri pembicaraan.

Monumen Merpati Perdamaian di Kota Padang, Minangkabau Takicuah di Nan Tarang, Ketahuilah, Merpati Simbol Program Kristenisasi
BANYAK masyarakat muslim memakai lambang merpati putih sebagai simbol perdamaian. Tidak jarang dalam acara deklarasi perdamaian, burung merpati putih sengaja diterbangkan sebagai bagian dari simbolisasi perdamaian. Padahal simbol merpati putih sangat terkait dengan konsep ajaran agama Kristen.
Dalam tulisannya, Penuntun Simbol-simbol Ibadah Kristen: Sebuah Ensiklopedi Dasar, Markus Hildebrandt menyatakan bahwa simbol Burung merpati dalam tradisi Kristen dipahami sebagai simbol kehadiran Roh Kudus yang mengingatkan kita pada peristiwa baptisan Yesus oleh Yohanis Pembaptis (Mat 3:16 bdk Mrk, Luk dan Yoh)
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. (Matius 3: 16)
Seekor burung merpati dengan sebuah ranting zaitun juga telah menjadi simbol universal untuk perdamaian dan mengingatkan pada kisah Nuh (Kej 8:11), di mana sehelai daun zaitun menjadi tanda bahwa air bah telah surut dan simbol untuk perjanjian Allah dengan umat manusia dan segala ciptaan-nya.
“Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.” (Kejadian 8: 11)
Tidak hanya itu saja, orang Kristen dan Katolik saat menikah di gereja pun menggunakan simbol merpati putih. Hal itu dimaksudkan agar kebersamaan pasangan tersebut dapat terjalin langgeng dan awet selamanya seperti sepasang burung merpati. Mereka juga menggunakan simbol merpati putih karena burung merpati adalah burung yang selalu setia dan tidak pernah ingkar janji terhadap pasangannya.
Lagi-lagi opini ini berkembang ketika Tuhan Yesus diurapi oleh Roh Kudus di sungai Yordan, maka Roh Kudus datang seperti burung merpati. Roh Kudus kemudian mengurapi Yesus, ia datang sebagai burung merpati yang menandakan bahwa dalam diri Yesus tidak ada satupun yang perlu dibakar atau disucikan, sebab Yesus sebagai Anak Allah kudus tanpa cela.
Sifat-sifat merpati yang tulus, penuh kasih, lemah-lembut, tidak membalas, tidak menyakiti, selalu berdamai, inilah yang kemudian dinisbatkan pada Yesus Kristus. Karena itu, Roh Kudus dilambangkan sebagai burung merpati.’
Theolog protestan, Paul Tillich, misalnya yang menjadi peletak dasar kajian Simbol mengatakan bahwa simbol adalah konsep yang tersirat dalam sebuah perspektif keagamaan. Seperti dikutip F.W. Dillistone, dalam bukunya Daya Kekuatan Simbol (Yogyakarta: Kanisius 2002), Tillich mendefinisikan: “Simbol keagamaan dibedakan dari simbol-simbol yang lain oleh kenyataan bahwa simbol keagamaan merupakan representasi dari sesuatu yang sama sekali ada di luar bidang konseptual; simbol keagamaan menunjuk kepada realitas tertinggi yang tersirat dalam tindak keagamaan, kepada apa yang menyangkut diri kita pada akhirnya”.
Maka itu, kita sebagai umat muslim harus senantiasa menghindari sebuah sikap penyepelean terhadap masalah simbol-simbol kafir yang terkait dengan keimanan. Sebab kita diharamkan untuk mengikuti konsep dan millah mereka dalam mengambil sebuah sudut pandang.“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Daud, dan At-Thabrani dalam Al-Awsath, dari Hudzaifah, berderajat hasan). Allahua’lam.
Monumen Merpati Perdamaian di Kota Padang, Minangkabau Takicuah di Nan Tarang, Ketahuilah, Merpati Simbol Program Kristenisasi
Berikut komentar netizen menanggapi dibangunnya Monumen Merpati Perdamaian tersebut :



Coba Kaitkan Dengan menonton Video Berikut



4/14/2016

Pemulung Cs Pengemban dakwah Muda

 Oleh : Firdaus Bin Musa

Ia musti merangkak mengais sampah, gelap dan dinginnya udara malam dibiarkan menusuk pori-porinya, barangkali lumut dan lumpur yang tebal telah menjadikan kulitnya tertutup sehingga lumpur juga menjadikan ia bisa berkawan dinginnya malam dan hisapan nyamuk, itulah sepenggal 'itibar yg bisa saya sajikan saat melihat pengumpul barang2 bekas ditumpukan sampah, lain pemulung lain pula pengemban dakwah muda, kantuknya ia bagi dengan agenda dakwah. tidak apa ia disebut bak " kelelawar " bahkan melebihi, siang mencari rezki dan menyebar ide-ide cemerlang, malampun musti mengatur strategi agar esoknya ide bak air bah bisa pula menyebar dengan jalan lain, sebab ia meyakini tidak ada peradaban bisa dicapai hanya dengan berpangku tangan dan menjadi penonton, peradaban itu di peroleh dengan bergerilya, cela dan caci itu sajian ternikmat demi syurga yang pasti teruntuk jika penciptnya ridho, keruh dan dengkur yang bergelombang pantang baginya dibiarkan melenakannya demi gemilang perdaban islam, cukuplah gelapnya malam saksi akan impian besarnya, impian yang tidak hanya sekedar hayal dan dongeng, tapi benar-benar sesuatu yang membuat dia tetap satu cita-cita besar, yakni jadikan Islam sebagai Tolak ukur semua persoalan, itulah ia pemuda yang berifikir " Barangkali Kebaikan yang kulakukan saat ini, merupakan ladang pahalaku yang terakkhir "
Saya mengakui peran NU dibidang pendidikan Pesantren, mampu menghasilkan santri yang banyak mengenal dasar islam dan ajaran islam shg mereka yang lahir dari pesantren banyak yang istiqamah dengan islam, di sisi lain ada kelompok dan beberapa orang yang mengatas namakan NU Tapi perangainya seolah tidak mencerminkan Anggota NU, Sya menyebutnya Kelompok Liberal yang telah merongrong Ormas NU, Amat disayangkan mareka orang yang diberi tempat pula di NU, Adakah yang bisa menyingkirkan duri2 cita-cita ulama terdahulu itu, shg NU Benar2 balik pada tujuan mulia yakni tegaknya islam


Dahsyatnya Buku " Api Tauhid "

 Oleh : Firdaus Bin Musa

Siapa yang suka dengan karya novel Habiburrahman El Shirazy, maka Novel yang berjudul " Api Tauhid" akan menjadikan anda menjadi muslim yang tangguh, terutama bagi anda yang ambil posisi sebagai penyampai risalah rasulullah (dakwah), sebab dalam novel tersebut ada sosok yang sengaja diungkap. Ia lah seorang yang ulama figuran dizaman itu, ulama yg mengetahui di detik-detik robohnya daulah khilafah, walau ia sempat berucap politik bagaikan sesuatu yang buruk dimatanya, tapi kalimat tersebut hanya sebagai bentuk dari kecemasannya melihat politik dizaman itu, layaknya kita dizaman ini, yang melihat umat islam makin jauh dari islam disebabkan menganut sistem politik sekuler, akhirnya banyak kaum muslimin meletakkan politik seperti najis yang harus dijauhi, padahal ia merupakan hal pokok yang menjadikan islam benar2 terjaga dan terpelihara, politik yang kita benci malah sesuatu yang amat hebat bila kita selami, makin anda tidak mau ambil bagian dalam politik islam (dalam barisan pejuang daulah khilafah), maka musuh kita makin senang, sebab ia masih punya kesempatran menguasai seimber daya alam yang ada dinegeri kaum muslimin, sekaligus memperbudak orang2 islam

Siapa yang suka dengan karya novel Habiburrahman El Shirazy, maka Novel yang berjudul " Api Tauhid" akan menjadikan anda menjadi muslim yang tangguh, terutama bagi anda yang ambil posisi sebagai penyampai risalah rasulullah (dakwah), sebab dalam novel tersebut ada sosok yang sengaja diungkap. Ia lah seorang yang ulama figuran dizaman itu, ulama yg mengetahui di detik-detik robohnya daulah khilafah, walau ia sempat berucap politik bagaikan sesuatu yang buruk dimatanya, tapi kalimat tersebut hanya sebagai bentuk dari kecemasannya melihat politik dizaman itu, layaknya kita dizaman ini, yang melihat umat islam makin jauh dari islam disebabkan menganut sistem politik sekuler, akhirnya banyak kaum muslimin meletakkan politik seperti najis yang harus dijauhi, padahal ia merupakan hal pokok yang menjadikan islam benar2 terjaga dan terpelihara, politik yang kita benci malah sesuatu yang amat hebat bila kita selami, makin anda tidak mau ambil bagian dalam politik islam (dalam barisan pejuang daulah khilafah), maka musuh kita makin senang, sebab ia masih punya kesempatran menguasai seimber daya alam yang ada dinegeri kaum muslimin, sekaligus memperbudak orang2 islam

Siapa yang suka dengan karya novel Habiburrahman El Shirazy, maka Novel yang berjudul " Api Tauhid" akan menjadikan anda menjadi muslim yang tangguh, terutama bagi anda yang ambil posisi sebagai penyampai risalah rasulullah (dakwah), sebab dalam novel tersebut ada sosok yang sengaja diungkap. Ia lah seorang yang ulama figuran dizaman itu, ulama yg mengetahui di detik-detik robohnya daulah khilafah, walau ia sempat berucap politik bagaikan sesuatu yang buruk dimatanya, tapi kalimat tersebut hanya sebagai bentuk dari kecemasannya melihat politik dizaman itu, layaknya kita dizaman ini, yang melihat umat islam makin jauh dari islam disebabkan menganut sistem politik sekuler, akhirnya banyak kaum muslimin meletakkan politik seperti najis yang harus dijauhi, padahal ia merupakan hal pokok yang menjadikan islam benar2 terjaga dan terpelihara, politik yang kita benci malah sesuatu yang amat hebat bila kita selami, makin anda tidak mau ambil bagian dalam politik islam (dalam barisan pejuang daulah khilafah), maka musuh kita makin senang, sebab ia masih punya kesempatran menguasai seimber daya alam yang ada dinegeri kaum muslimin, sekaligus memperbudak orang2 islam

Produk Pemikiran Muslim cita rasa Kapitalisme


Oleh : Firdaus Bin Musa


Bagi sebagian orang tentu tidak menerima apa yang ingin saya utarakan berikut ini, dengan Judul " Produk Pemikiran Muslim cita rasa Kapitalisme ", Maksud dari kalimat diatas adalah, betapa banyak karya muslim dalam hal pemikiran, tapi kebanyakan karya tersebut tidak lain hanya sekedar memenuhi tugas dan beban dari suatu ketetapan akademik, bukan di dasari kecintaan dan kepedulian terhadap pemikiran islam, biasanya pemikiran muslim yang benar-benar lahir dari aqidah islam yang mengunjam buahnya benar-benar menusuk ketulang-tulang sum-sum akal umat islam, cirinya membangkitkan, menggelorakan, menggerakkan yang membacanya, dan yang pastinya membuat pembaca benar-benar memiliki ilmu setelah membacanya, hal ini bagi saya dimulai dari sudut pandang mana pemikir muslim memulainya, jika ia berharap dapat limpahan uang, maka dipastikan roh ilmu itupun tidak menyengat siapa yang membacanya, bahkan tidak dilirik orang, namun jika di dasari ikhlas karena Allah, Allah akan menuntun manusia untuk membcanya dan tentunya memilikinya, shg jika dilihat dari sisi aqidah, akan banyak penulis tersebut mendapatkan pahala berlimpah, lantaran Allah datangkan hidayah melalui tulisan-tulisan bernas yang ditulis oleh hamba yang ikhlas membela Agama-Nya, Karena itu kaitkan ruh (penghambaan kita kepada sang khaliq) sebelum menulis, shg Allah limpahkan ide2 cemerlang untuk menyengat siapapun kejalan Allah, Bukan berarti saya mengatakan, bahwa saya sudah lebih baik, tapi hanya mengungkapkan betapa sebuah karya yang dibarengi keterikatan aqidah benar-benar merubah prilaku individu.
Jangan sampai motivasi tertinggi kita melahirkan karya demi setumpuk uang, kita tentu tidak memungkiri yang satu itu sebagai bagian dari hasil yang didapat setelah menulis, Anggaplah itu bonus Allah yang secuil Allah berikan pada kita dan tentu tidak mungkin karya yang bernilai disisi Allah itu, isinya menjauhkan manusia dari Penciptanya. jika kita masih muslim sentuhlah karya apapun dengan memasukkan cahaya islam di dalamnya, sebagaimana saya terpesona dengan karya2 novel Habiburrahman El-Syiraze / Kang Abik

“MENGAJAR BERBASIS AQIDAH”


Oleh : Firdaus Bin Musa


Tatkala kita mengajarkan seseorang Anak fokus STANDARNYA AQIDAH, maka akan banyak kehebatan lagi menakjubkan yang kita rasakan usai mengajar, mudah2an contoh ini tepat saya kemukakan.
Pada suatu saat kita mengajarkan kepada peserta didik tentang pentingnya berbuat baik kepada orang tua, pertanyaan yang musti kita mulai adalah, kenapa kita perlu berbakti kepada orang tua? Mereka akan menjawab, karena orang tualah yang melahirkan kita, karena orang tualah yang mencari nafkah kita, karena orang tualah yang merawat kita, karena orang tualah yang menyayangi kita?
Sebelum kita jawab, kemukakan alasan berikut, jika alasan kita berbakti kepada orang tua adalah karena dia yang melahirkan, lalu bagaimana dengan bapak yang tidak melahirkan.
 Kalau alasan dia karena orang tua yang mencari nafkah bagaimana dengan orang tua yang telah meninggal saat kita belum lahir, bukankah bentuk berbakti kepada orang tua dalam islam tidak hanya saat ia hidup?
Kalau alasan karena orang tua yang merawat dan menyayangi kita, lalu bagaimana dengan orang tua yang saat kita kecil diantar ke panti asuhan, lalu kita sebagaimana anak, lantas tidak berbakti kepadanya, Bagitupun kalau dia bilang karena orang tua yang merawat, lalu saat orang tua tidak lagi merawat kita, akankah kita menunjukkan permusuhan dengan dia?

Jawabannya yang tepat, jika dikaitkan dengan aqidah adalah “ KARENA BERBAKTI KEPADA ORANG TUA ADALAH PERINTAH ALLAH “ Baik orang tua menunaikan kewajibannya kepada kita atau tidak, karena perintah ALLAH agar berbuat baik padanya maka laksanakan, Baik dibenci atau dicela, baik dipuji dan ditentang orang tua, selama itu perintah Allah maka tetap laksanakan, Sebab bicara Aqidah, ketaatan kita kepada Allah diatas segala-galanya, jika ada indikasi bahwa orang tua mengajak mengingkari perintah Allah maka jangan taati, tapi tetap dengan cara baik pengingkarannya, karena itu masih juga perintah Allah, kita bisa merujuk kisah nabi Ibrahim yang dengan santunnya menasihati Ayahnya karena membuat patung sekaligus menyembahnya.
         Karena ada kalanya orang tua menyuruh kita berbohong karena itu bertetntangan perintah Allah, maka tolaklah dengan baik. Jika itu masalah berbakti kepada orang tua.
         Sekarang perkara taat terhadap ajaran islam, mula2 tanyakan, Siapa yang pernah dengar suara azan? Mereka akan menjawab, saya buk, saya pak? Lalu tanyakan kembali, siapa yang menyuruh muazin tersebut azan, pengurus mesjid pak / Buk, Lalu tanya lagi, siapa yang menyuruh pengurus mesjid agar yang mengumandangkan azan tersebut azan diwaktu yang tertentu, mereka dengan sendirinya akan terdiam (menjawab dalam hati) atau menjawab Allah, Segeralah kita tambahkan, sesungguhnya muazin tersebut azan karena atas perintah Allah, sebab ia azan musti di waktu yang ditetapkan Allah, dengan bacaan yang ditetapkan Allah, apa ada orang azan jam satu malam dimesjid, kalaupun ada pasti ustadz yang tadinya lagi tidur dan terbangun langsung lihat jam, karena jam menunjukkan sudah pukul lima lalu langsung azan, padahal jamnya mati, intinya semua yang yang kita lakukan dan tinggalkan atas perintah Allah, maka disanalah yang kita kerjakan dan tinggalkan bernilai pahala.
         Saya kebetulan saat ini mengajar disalah satu sekolah menengah kejuruan (SMK), Mengajar terkait bagaimana mengambil Video, Mengedit Video dan Mempromosikan Video, Diawal-awal saya mengajar, saya memberikan latar belakang pendidikan saya dan memaklumi setiap yang ajarkan nanti terkait dengan islam (ajaran islam), Karena bagi saya (waktu itu kata saya diganti Bapak), apa yang bapak buat jangan sampai tidak mendatangkan pahala.
         Jika nanti bapak mengajarkan kalian bagaimana cara pengambilan video, mengedit video dan mempromosikan video, maka hal yang musti di ingat adalah, tidak boleh videonya berisi conten yang mendatangkan dosa, sebutlah misal mengambil video orang yang lagi dikamar mandi, apalagi disebarkan di you tobe, dari pemahaman bapak sebagai muslim setelah belajar islam, ada beberapa amalan (pekerjaan) yang bisa mendatangkan pahala yang mengalir, misalnya shadaqah jariah (sedekah dalam bentuk benda yang tahan lama), amal jariyah (seperti berkarya sesuatu yang bisa dinikmati orang banyak) misal kalaulah yang menemukan bola lampu ini adalah orang muslim dahulunya, sungguh banyak pahala yang ia dapat sebab melalui penemuannyalah bola lampu hari ini dinikmati banyak orang, Berukutnya adalah ilmu yang bermanfaat seperti saya mengajarkan kalian ilmu tentang cara pengambilan video, mengedit video dan mempromosikan video, jika karya yang kalian buat itu mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, maka akan banyak pahala yang kita peroleh, sebaliknya jika karya yang kalian buat menjadikan orang tersesat, maka sebanyak itulah dosa yang musti kita pikul, mareka akan menjawab, bagaimana kalau yang kita buat baik dan niatnya juga untuk kebaikan, karya yang akan mendatangkan dosa itu jelas2 mengantarkan dosa, jika karya memberikan dua pilihan (bisa untuk kebaikan dan kejahatan) maka kita kembalikan kepada pemahaman iman kepada qadha dan qadar, sesungguhnya benda yang Allah berikan pilihan untuk menggunakannya, maka itu dosa / pahala bagi yang menggunakannya, jika digunakan untuk kebaikan maka pahala, jika digunakan untuk kejahatan maka dosa.
Begitu pula berbicara adanya siswa yang kita didik dia suka Mencerca, merendahkan, menghina, memberi gelar buruk kepada teman-temannya, maka ajukan pertanyaan kemereka, sekarang bapak / ibu tanya, apakah saat kawan kamu sebelum lahir dia pernah ikut serta dalam proses bentuk fisiknya seperti sekarang, misalnya hidungnya pesek, kakinya pendek dll, tidak bukan? Artinya jika kita menghina ciptaan allah, baik ia binatang, tumbuhan apalagi ia manusia (makhluk allah )sama dengan mencerca Pencipta, semoga bermanfaat wassalam