6/22/2009

STRATEGI DAKWAH ISLAM

 oleh firdaus bin musa


BAB I
PENDAHULUAN
STRATEGI DAKWAH ISLAM


A. QS. ALI IMRAN AYAT 159


Artimya :
Maka disebab rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu berdiksap keras lagi berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu karena itu maafkanlah mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah berbulat tekad, maka bertawakAllah kepada Allah sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertawakal kepada Allah swt ( Qs Ali Imran : 159 )
Penjelasan
     
Ayat ini menjelaskam bahwasanya pada peperangan sahabat melakukan kesalahan yang berakibat kekalahan, Namun sekalipun demikian nabi tetap berlaku lemah lembut ini lantaran nabi diberikan rahmat oleh Allah swt.
Allah swt memberikan rahmat kepada nabi Muhammad kedalam hati dan dada nabi, dan sebelumnya beliau telah dibekali budi pekerti yang luhur sesuai dengan al-Qur’an, disamping hikmah-hikmah yang agung dengan demikian musibah yang dirasakan oleh nabi terasa enteng dan ringan dirasakan.
Allah memuji nabi dalam berbagai ayat al-Qur’an

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Dan firmannya dalan Qs at-taubah ayat 128

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa penderitaannya, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Andai engkau muhammad bersikap kasar dan galak dalam muamalah dengan mereka niscaya mereka bercerai meninggalkan engkau, sehingga engkau tidak bisa menyampaikan hidayah dan bimbingan kepada mereka kepada jalan yang lurus.
Karena maksud dan tujuan utama diutusnya para rasul ialah untuk menyampaikan syariat Allah kepada umat manusia.
Hal itu jelas tidak akan tercapai selain mereka bersimpati kepada pada para rasul, dan jika mereka merasa tenang dengan para rasul.
Terwujud nilai semua dosa yang dilakukan oleh seseorang, serta memaafkan kesalahan-kesaalahannya, rasul haruslah bersikap lemah lembut terhadap orang yang berbuat dosa, membimbingnya kearah kebaikan, berdikap belas kasih, lantaran dia sangat membutuhkan bimbingan dan hidayah.

Jalan musyawarah dengan mereka, yang seperti biasanya engkau lakukan dalam kejadian-kejadian, berpegang teguhlah kepadanya, meski mereka berpendapat salah dalam musyawatah.
Konsekwensi untuk mendidik mereka jangan sampai hanya menuruti pendapat seorang pemimpin saja, meski mendapat pemimpin itu benar dan terhormat pada permulaan dan masa depan pemerintahan mereka.
Bahaya yang timbul sebagai akibat dari penyerahan masalah umat terhadap pendapat perseorangan, bagaimanapun kebenaran pendapat itu akibatnya akan lebih berbahaya dibandingkan menyerahkan urusan kepada pendapat umum.
Bahwa dalam musyawarah silang pendapat selalu terbuka oleh sebab itu Allah memerintah nabi agar memantapkan peraturan itu, dan mempraktekkannya dengan cara yang baik, bersikap tenang dan hati-hati.
Musyawarah dalam Islam dan faedah-faedahmya, Musyawarah banyak mengandung manfaat diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melalui musyawarah dapat diketahui kadar akal, pemahaman, kadar kecintaan dan keikhlasan terhadap kemaslahatan umum.
2. Kemampuam akal manusia itu bertingkat-tingkat, dan jalan berfikirnyapun berbeda-beda.
3. Semua pendapat dalam musyawarah diuji kemampuannya
4. Didalam musyawarah akan tampak bertautnya hati untuk mensukseskan suatu upaya dan kesepakatan hati.

Apabila hatimu telah bulat mengerjakan sesuatu bertakwalah kepada Allah.
Serahkanlah segala sesuatu kepadanya, setelah mempersiapkan diri dan memiliki sarana yang cukup untuk meniti sebab-sebab yang telah dijadikan oleh Allah swt.

Hanya kepada Allah mereka mempercayakan segala urusannya. Maka Allah menolong dan membimbing mereka kepada yang lebih baik, sesuai dengan pengertian kata Yuhibbu ( cinta ) ini.
Dalam ayat ini terkandung bimbingan terhadap kaum muallaf.
Menurut pendapat Imam Al-Razi ayat ini menunjukkan bahwa pengertian tawakal bukan berarti manusia harus melupakan andil dirinya seperti yang dikatakan kaum Jualah.

B. QS ANNISA ‘: AYAT 63

artinya :
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada didalam hati mereka, karena itu berpalinglah dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa. (Qs Annisa’ayat 63 )

Tidak kami mengutus seorang rasul kepada suatu umat sebelummu dan sebelum kaummu melainkan dengan bahasa kaumnya yang diutus kepada mereka agar dia dapat memahami dengan mudah larangan dan perintah menegakkan hujjah atas mereka, dan mematahkan uzur mereka, al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka ini telah dibawa oleh Rasulullah dengan bahasa mereka dan mematahkan udzur apakah yang mereka miliki untuk tidak mau memahaminya agar mengetahui apa yang dikandungnya, dan apa yang mengahalanginya untuk mengkajinya agar mengetahui apa yang di kandungnya seperti berbagai hikmah, dan hukum halal haram serta perbaikan bagi tatanan masyarakat sehingga memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Meskipun nabi Muhammad diutus kepada seluruh manusia yang berlainan bahasa dengan kaumnya, namun lebih utama bahasa yang beliau pakai di banding dengan pengutusan beliau kepada kaum lain, dengan bahasa mereka sendiri, sehingga ajaran tersebut sama-sama mereka pahami.
Sekiranya ajaran tersebut disampaikan dengan banyak bahasa kaumnya, tentu beliau akan kerepotan mempelajari bahasa- bahasa tersebut.
Dan hal itu juga akan menjadi pangkal perselisihan dan membuka pintu pertikaian ini disebabkan setiap umat akan mengakui makna-makna ajaran bahasa mereka yang tidak diketahui umat yang lain, kemudian yang lain akan mengalami penyimpangan dan penyelewengan akibat pengakuan bathil yang yang dilakukan oleh orang-orang yang fanatik terhadapa bahasa mereka sendiri.
Setelah dijelaskan bahwa manusia tidak memiliki udzur, untuk tidak memahami syari’atnya , kemudian Allah menerangkan bahwa pemberian hidayah dan penyesatan itu berada dalam kekuasaan dan kehendak Allah.

C. Qs IBRAHIM AYAT 04
         
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka

Manusia terbagi dalam dua golongan diberi petunjuk oleh Allah swt, hatinya diterangi dadanya dibukakan untuk menerima Islam, lalu mengikuti jalan lurus dan golongan yang hatinya tertutup oleh kesesatan, karena selalu mengerjakan dosa dan maksiat masing-masing golongan ini dengan takdir dan kehendak Allah swt, tidak ada yang menolak ketetapannya dan tidak pula ada yang dapat menggugat keputusan hukumnya .dia maha perkasa tidak ada yang dapat mengalahkan kehendaknya, apapun bentuk hukumnya ia tetapkan, sudah pasti baik untuk kemaslahatan manusia.

D. QS THAHA AYAT 44

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".


Pada ayat ini Allah menganjurkan kepada Musa dan Harun As, bagaimana cara menghadapi fir’aun yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah-lembut, seseorang yang dihadapi dengan demikian akan berkesan dihatinya dan cenderung menyambut baik dan menerima dakwah yang diserukan kepadanya, cara seperti ini di firmankan Allah swt kepada nabi Muhammad saw, seperti dalam Qs An-Nahl 125

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Sebaliknya kalau seseorang yang dihadapi dengan kekerasan dan dengan membentak jangankan akan takluk dan tunduk, malahan ia akan menentang dan menjauhkan diri sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam Qs Ali Imran ayat 159


Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka

Selain petunjuk Allah kepada musa dan saudaranya, supaya mereka bersikap lemah lembut menghadapi fir’aun sebagaimana dikisahkan Allah swt dalam Qs An-Naziyat ayat 18-19.

Dan Katakanlah (kepada Fir'aun): "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)".Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?

BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam Qs Ibrahim strategi dakwah yang dapat kita simpulkan ialah dengan cara, lemah dan lembut, disaat kapan dan dimanapun, Nabi tetap berlaku lemah lembut disaat orang awam kemungkinan besar tidak akan mampu berlemah lembut (peperangan ), ini lantaran nabi diberikan rahmat oleh Allah swt.
Anda nabi Muhammad bersikap kasar dan galak dalam muamalah dengan mereka niscaya mereka bercerai meninggalkan engkau, sehingga engkau tidak bisa menyampaikan hidayah dan bimbingan kepada mereka kepada jalan yang lurus.
Karena maksud dan tujuan utama diutusnya para rasul ialah untuk menyampaikan syariat Allah kepada umat manusia, sedangkan hidayah adalah hak Allah
Strategi dakwah dalam Qs Ibrahim Ayat 4 ialah dalam menyampaikan dakwah materinya hendaklah yang berbekas dijiwa para mad’u, serta banyak menggunakan bahasa orang yang mendominasi dari mad’u artinya kita harus banyak mengetahui latar belakang orang yang akan didakwahi.
Pada Qs Thoha 44 ini Allah menganjurkan kepada Musa dan Harun As, bagaimana cara menghadapi fir’aun yaitu dengan kata-kata yang halus dan ucapan yang lemah-lembut, seseorang yang dihadapi dengan demikian akan berkesan dihatinya dan cenderung menyambut baik dan menerima dakwah yang diserukan kepadanya, cara seperti ini di firmankan Allah swt kepada nabi Muhammad saw, seperti dalam Qs An-Nahl 125


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

KRITIK DAN SARAN

Alhamdulillah makalah selesai, dengan kesimpulan dari pemakalah seperti yang diatas, namun pemakalah berharap sangat masukan dan kritikan dan saran sebab pemakalah belum memaksimalkan dalam pengambilan rujukan, atas kritik dan sarannya pemakalah ucapkan banyak terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA


Rasyidi, Anwar. Umar Sitanggal, Anshori. Ali hery Noer. Abu bakar, Bahrun.(1998), Semarang CV Thoha Putra.
Hafizh Dasuki, AH. Mz, Al Human. Yuhardi, Badri. Thohar, M Shohib. Sya’roni, Mazmur. Surur, Buyamin. (1990 ) Yogyakarta, PT Dana bani wakaf.

0 komentar: