5/23/2009

interaksi sosial

DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
  1. Faktor-Faktor Interaksi Sosial
    1. Imitasi
    2. Sugesti
    3. Identifikasi
    4. Simpati
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kritik dan Saran
KATA PENGANTAR

oleh firdaus bin musa
BAB I
PENDAHULUAN

Masyarakat tidak akan bisa melakukan jual beli ( memenuhi kebutuhan ) tanpa berinteraksi, kalau sudah berinteraksi, Maka sesuatu yang ada pada masyarakat lain akan mudah didapat, dulu sebelum ada yang namanya jual beli, cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lain ialah dengan sistem barter [1].
Zaman yang semakin hari makin berubah ikut membuka pola pikir manusia, sehingga dengan berkembangnya pola pikir cara berinteraksi tersebut dapat dikenali dengan beberapa istilah dalam rangka mengenali sifat dan karakter individu lain, pada makalah ini kami akan mengangkatnya, dan menurut kami setelah kita mempelajari makalah ini cara hidup dan berataptasi kitapun akan lebih baik dari sebelumnya.
Kemudian dari istilah yang akan penulis kemukakan ini, kita baru menyadari betapa beruntungnya kita mempelajari psikologi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
INTERAKSI SOSIAL
  1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah: suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan dalam kehidupan pada kejadian - kejadian dalam berbagai kehidupan sehari- hari . dalam interaksi sosial, individu - individu yang satu dengan yang lainnya secara tidak langsung ( tatap muka ) / menggunakan media, baik dengan tujuan damai maupun dengan tujuan bertikai [2] .
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antar kelompok dengan kelompok, baik dalam kerja sama persaingan / pertikaian .
Interaksi sosial adalah : suatu hubungan antara dua orang / lebih dimana kelakuan individu yang satu dengan yang lain mempengaruhi, mengubah / memperbaiki kelakuan individu yang lainnya / sebaliknya[3]
  1. Faktor – Faktor Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi adalah: proses sosial / tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, penampilan, maupun gaya hidup [4].
Proses imitasi pertama kali terjadi dalam sosialisasi keluarga . misalnya: seorang anak sering kali meniru kebiasaan orang tuanya seperti cara bicara dan berpakaian. dari lingkungan keluarga proses imitasi terus berkembang dalam lingkungan yang lebih luas, mulai dari lingkungan tetangga sampai dengan lingkungan masyarakat lainya .
Proses imitasi mengarah kepada hal-hal yang positif / negatif. apabila mengarah kepada hal- hal yang positf. Kondisi masyarakat akan bertambah stabil dan harmonis sehingga dapat menciptakan keselarasan dan keteraturan sosial .
Namun sebaliknya apabila proses imitasi mengarah kepada hal –hal dampaknya akan negatif pula, yang menimbulkan berbagai proses penyimpangan sosial yang akan melemahkan sendi – sendi kehidupan sosial budaya. dengan demikian , akan melemahkan keseluruhan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. agar proses imitasi tidak mengarah kepada hal –hal yang bersifat negatif diharapkan adanya kondisi masyarakat yang dapat menumbuh kembangkan sistem norma yang mampu menunjang sendi–sendi kehidupan masyarakat .
Menurut Gabriel tardie seluruh kehidupan sosial sebenarnya faktor imitasi . tidak seluruh hubungan sebagian besar dari interaksi sosial sesorang terlihat karena pengaruh imitasi[5] :
a. Anak belajar berbicara: mula–mula anak mengulang–ulang bunyi-bunyi, mengimitasi bunyi–bunyian yang dibentuknya sendiri sambil melatih fungsi lidah. selanjutnya ia meniru ucapan-ucapan orang lain dan belajar kata- kata. Kemudian anak memberi arti pada kata–kata karena mendengar dan meniru bunyi–bunyian yang tidak akan bisa berbicara dan berinteraksi melalui percakapan sebagai alat komonikasi .
b. Cara menyatakan diri melauai ekpresi diri, seperti cara–cara memberi isyarat tanpa bahasa dan lain–lain .
c. Cara berpakaian, model pakaian , mode pakaian dan rambut sering meluas melalui imitasi .
d. Adat istiadat, konvensi – konvensi, tata cara hidup yang turun temurun dalam bentuk tradisi, bersama dengan struktur masyarakat dipengaruhi oleh imitasi .
e. perkembangan kepribadian seseorang dan pendidikan juga memperlihatkan peranan imitasi. meniru suatu contoh yang baik dapat merangsang perkembangan kepribadian seseorang kearah yang positif. imitasi teladan yang baik dapat mendorong / suatu kelompok kearah pelaksanaan perbuatan-perbauatan yang baik .
Imitasi/peniruan bersifat negatif bilamana :
  1. hal–hal yang ditiru secara moral dan hukum tidak dapat dibenarkan .
  2. perbuatan -perbuatan yang salah, pandangan-pandangan yang menyesatkan ,bila ditiru oleh banyak orang yang menyesatkan, bila di tiru oleh banyak orang menjadi kesalahan kolektif .
  3. proses imitasi menyebabkan orang menerima sesuatu, meniru sesuatu tanpa krirtik, tanpa pertimbangan / tidak lagi terbiasa berpikir kritis .
karena imitasi orang yang malas berpikir kritis dan dangkal dalam berpikir. Sebagai suatu segi dalam proses interaksi sosial menerangkan mengapa dan bagaimana terbentuknya keseragaman dalam tingakah laku dan pandangan banyak orang.
syarat- syarat orang meniru :
1. Minat dan perhatian seseorang cukup besar terhadap suatu hal tertentu .
2. Sikap menjung tinggi / mengagumi hal yang ditiru
3. Akan mendapat penghargaan sosial kalau meniru satu pandangan / tingkah laku tertentu .
Dengan meniru pandangan dan tingkah laku, seseorang mewujudkan sikap -sikap, ide–ide, tata hidup suatu kelompok sehingga memudahkan hubungan dengan anaggota lain dari kelompoknya .
2. Sugesti
Sugesti adalah : Rangsangan, pengaruh / stimulus yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lain, sehingga yang menerimanya menuruti / melaksankan apa yang disugestikan tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional sugesti dapat diberikan oleh individu kepada individu kepada kelompok, atau kelompok kepada seeorang individu [6].
Wujud sugesti dapat berupa berbagai bentuk sikap / tindakan seperti perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan dan iklan dimuat dimedia cetak / media elektonika juga dapat merupakan salah satu bentuk sugesti yang bersifat misal: iklan obat kumis yang diperagakan oleh sesorang seolah–olah kumisnya tipis dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli obat tersebut .
Faktor – faktor sugesti juga memegang peranan penting dalam kelangsungan interaksi sosial. sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial pada dasarnya hampir sama, yaitu mengikuti sesuatu diluar dirinya, pada sugesti seseorang memberikan pandangan / sikap dari dirinya / diikutinya[7] .
Sugesti: proses dimana seseorang menerima suatu cara orang lain tanpa kritik terlebih dahulu sugesti berperan dalam pembentuikan norma–norma kelompok, petunjuk-petunjuk sosial dan norma moral.
syarat - syarat yang memudahkan terjadinya sugesti :
a. sugesti karena ada hambatan
Dalam berpikir: sugesti karena ada hambatan dalam berpikir. pada sugesti, orang lain tanpa pertimbangan terlebih dahulu . seorang menerima anjuran orang lain, tanpa dipikirkan lebih mendalam. karena itu suatu sugesti akan mudah berlangsung bila pikiran mengalami hambatan yaitu: apabila seseorang sudah lelah berpikir / daya berpikir berkurang karena perangsang emosional ( membuat suasana menarik perhatian dengan mengagumkan , mempersonakan .
b. sugesti mudah berlangsung
Bila dipikirkan terpecah belah ( disosialisikan ) pikiran seseorang akan bercabang, bila menghadapi berbagai kesulitan hidup yang majemuk, sehingga ia tidak dapat mengatasinya dan menjadi bingung seseorang yang telah menjadi bingung. seorang yang telah menjadi bingung, akan mudah menerima sugesti orang yang menunjukan jalan keluar / penyelesaiannya kesulitan yang dihadapinya. contoh: seseorang yang kedokter, tiba – tiba kedukun untuk sesuatu. permainan sikap sulap akan bermula memecahkan perhatian penonton, untuk dapat memberikan sugesti, sehingga penonton tak dapat menemui rahasianya .
c. Sugesti karena otoritas dan prestasi
Seseorang akan cendrung menerima pandangan - pandangan / sikap - sikap tertentu , apabila pandangan tersebut memilki oeleh ahli dalam bidang tertentu dianggap mempunyai otoritas / pun orang yang memepunyai prestise sosial yang tinggi .
d. Sugesti karena mayoritas
seseorang cendrung menerima suatu pandangan bila pandangan tersebut disokong oleh mayoritas, sebagian besar dari golonagn / kelompok nya. biasanya orang lain akan menerima suatu pandangan, tanpa berpikir lebih mendalam, apalagi kebanyakan sudah berpendapat demikin .
e Sugesti karena kehendak untuk percaya / keinginan
Untuk meyakini diri. sugesti membuat kita sadar akan adanya sikap –sikap dan pandangan -pandangan tertentu pada sesorang .dengan sugesti suatu sikap / pandangan tertentu diterima oleh karena sikap / pandangan itu sebenarnya sudah terdapat pada orang tersebut, tetapi dalam keadaan terpendam .jadi isi dari sugesti itu, diterima tanpa pemikiran lebih lanjut, oleh karena pada orang tersebut, sudah ada kesedian untuk lebih sadar, dan yakin akan hal-hal yang dianjurkan kepadanya, yang sebenarnya tidak ada padanya.
R Messerschmidt : menyelidiki sugesti pada anak.
Anak umur 4 tahun kurang dapat dipengaruhi sugesti mengenai sikap-sikap sosial.
4-9 tahun: Makin mudah diberi sugesti
7-8 tahun: Paling mudah dipengaruhi sugesti sosial
Sesudah 9 tahun, sugesti stabilitas anak mulai kurang lagi
9 tahun: mulai menjadi manusia sosial (meningkatnya perkembangan sosial )
10 tahun mulai berfikir kritis, sulit terkena sugesti sifat-sifat sosial
3. Identifikasi
Identifikasi upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama( identik )dengan idividu yang ditirunya.
Oleh sebab itu, proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi.pola meniru sudah begitu erat sehingga sipeniru sudah mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan yang ditirunya.proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian, proses peniruan prilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiwaaan yang sangat dalam.contoh seorang siswa yang mengagumi gurunya, sering mengidentifikasinya, seperti guru yang dikaguminya.
Interaksi sosial yang sangat akrab dan terpola melalui jaringan komunikasi yang harmonis juga banyak memungkinkan terjadinya proses identifikasi. Seorang anak perempuan yang begitu dekat dan akrab dengan ibunya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ibunya. Kira-kira pada umur lima tahun anak belajar norma-norma sosial dan peraturan-peraturan yang harus dipenuhi dengan dua cara
Pertama, melalui pendidikan dari orang tua yang menghargai tingkah laku tingkah laku yang wajar, dan memenuhi cita-cita /nilai-nilai tertentu dan sebaliknya menghukum tingkah laku yang melanggar norma-norma.dengan pendidikan yang mengajak memperoleh pengetahuan tentang apa perbuatan yang baik dan harus dilakukan serta perbuatan yang tidak baik.
Kedua, identifikasi dengan orang tua anak laki-laki terhadap ayah.anak perempuan dengan ibunya.identifikassi: kecendrungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama ( identik dengan orang lain ). Secara tidak disadari seorang mengambil opersikap terhadap orang lain, sifat-sifat, norma-norma, pedoman-pedoman dan sebagainya.proses identifikasi terjadi:


pertama tidak disadari.
kedua secara irasional.berdasarkan kecendrungan.
ketiga kegunaan untuk melengkapi sistem dengan norma-norma, cita-cita, pedoman-pedoma


Anak mula-mula mengidentifikasi diri dengan orang tua, remaja bisa mengidentifikasi diri dengan orang lain, yang dihormatinya, tokoh masyarakat, orang-orang yang terpandang dan yang dikagumi.seorang yang masih kurang norma-norma, sikap-sikap diberinya, dalam bidang apapun akan mengidentifikasi dirinya dengan yang dianggapnya tokoh dalam lapangan kehidupan dimana ia diri masih kurang.
Seorang yang hidup dalam masyarakat yang berubah-rubah dengan situasi hidup yang beraneka ragam, harus secara terus menerus melengkapi sistem norma-normanya.seorang akan menjadi figur identifikasi bilamana orang tersebut dianggap tokoh/dianggap ideal dalam suatu segi tertentu. Oleh karena itu para identifikasi lebih banyak interaksi sosial, yang mendalam dari pada imitasi maupun sugesti.
4. Simpati
Simpati adalah: suatu proses kejiwaan yang merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang, karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya, perasaaan simpati itu dapat juga disampaikan kepada seseorang, sekelompok orang atau sudah lembaga formal pada saat-saat khusus.contoh pada peringatan ulang tahun kemerdekaan RI, pada saat kenaikan kelas atau pada saat kenaikan jabatan.apabila perasaan simpati timbul dari seseorang perjaka terhadap gadis atau sebaliknya, kelak akan akan menimbulkan perasaan cinta kasih dan kasih sayang.
Perasaan itu merupakan salah satu bentuk kebutuhan manusia dalam bentuk daya tarik menarik yang dilandasi perasaan cinta antara pria dan wanita.simpati juga memegang peranan penting dalam interaksi sosial.
Simpati: terasa tertariknya terhadap orang lain.simpati timbul tidak berdasarkan logika, melainkan penilaian perasaan. Seseorang dengan tiba-tiba akan merasa tertarik pada orang lain, karena keseluruhan tingkah lakunya.simpati merupakan proses yang disadari. yang menghubungkan dua orang simpati timbal balik akan menghasilkan kerja sama dimana orang yang satu ingin lebih mengerti yang lain, sehingga dapat berfikir merasa dan bertingkah laku seolah-olah menjadi orang lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN .
Interaksi sosial adalah: suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan dalam kehidupan pada kejadian - kejadian dalam berbagai kehidupan sehari- hari
Faktor – Faktor Interaksi Sosial
Imitasi
Imitasi adalah: proses sosial / tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, penampilan, maupun gaya hidup.
Sugesti
Sugesti adalah : rangsangan, pengaruh / stimulus yang diberikan oleh seseorang individu kepada individu lain
Simpati
Simpati adalah: suatu proses kejiwaan yang merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang,
Identifikasi
Identifikasi upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama( identik )dengan idividu yang ditirunya Identifikasi
Identifikasi upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama( identik )dengan individu yang ditirunya
KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari, nahwa makalah ini meskipun membuka pikiran kita, khususnya dalam berinteraksi sosial dalam masyarakat, akan tetapi belumlah semua ini bisa dijadikan sepenuhnya petunjuk, karena pemakalah belum mengambil buku penting lainnya sebagai rujukan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun pemakalah harapkan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, brimo (1978 ), Psikologi sosial sebagai pengantar, Yogyakarta. CV Bumi Aksra
`Wariqah, Sti.dan J Sukardi ( 1999 ), Sosiologi 1 untuk smu kelas 2 semester 2 , Jakarta: PT Cendana Putra.


[1] Menukar barang dengan barang lain menukar barang dengan barang lain
[2] Dra. Sti Wariqah Q.dan Drs J Sukardi , Sosiologi 1 untuk smu kelas 2 semester 2 , Jakarta: PT Bumi Aksara , 2Desember 1999
[3]Dr Bimo walgito , Psikologi sosial suatu pengantar
[4] Ibid hal 12
[5] Sarlito Wrawan hal

0 komentar: